Harry POV
Ini sudah hari kesepuluh teman-temanku menginap disini. Harusnya kita berlatih vocal setiap hari. Tetapi yang kami lakukan selama sepuluh hari ini hanya bermain dan bermain. And guess what? Today is my birthday!
"Good morning" sapa Zayn saat aku berjalan menuju halaman belakang.
"G'morning too, zayn. Dimana yang lain?" Tanyaku
"Mereka pergi ke supermarket untuk membeli persediaan makanan untuk seminggu kedepan. Kau ingin kemana?"
"Oh seperti itu. Aku hanya ingin ke halaman belakang" jawabku sambil berlalu pergi
"Hey! Jangan kesana. Lebih baik kau temani aku bermain fifa" zayn menghalangi jalanku sambil membawa stick playstation.
Oh okay baru kali ini zayn mengajakku bermain sesuatu. "Ok"
**
"I'm home" teriak Liam
Mereka baru pulang dari supermarket. Liam membawa beberapa kantung plastik sambil dibantu louis, sementara Niall memegang sebuah kebab dan melahapnya dengan ganas."Oh you're home. Kenapa tak bilang jika ingin pergi ke supermarket? Aku-"
"Omg! We're forgot about the pears. Harry temani aku membeli buah pear" potong Louis. Bisakah orang ini berhenti memotong pembicaraanku??
Louis menarik lenganku dan memaksaku menemaninya membeli buah pear. "Wait a second, i haven't take a bath yet" ucapku
"You don't have to! Just change your t-shirt. Hurry!"
Aku mengganti bajuku dengan terburu-buru karena Louis si sialan itu. "Ok go to the car" paksanya
Aku masuk ke mobil disusul Louis. "Kenapa sangat terburu-buru?!" Tanyaku
"Nothing. Just tryin to make a lil drama" jawabnya santai
"What the fuck?!" Kami berdua tertawa layaknya orang bodoh.*look after you's ringtone*
Oh my mum calls me "hey mom"
"hey darling i just want to tell you how lucky i am to see my son's grow up and now he's 17 years old and he always make me proud. You are my angel i can't say anything more because right now i'm so speechless and i don't know what to say anymore. Happy birthday, Harry. see you soon i love you"
"Thank you so much mum. I'm so happy to call you as my mom and yeah i'm a 17 years old boy right now. And thank you, thank you so much. Love you too byebye"
"bye honey"
lalu telfon ku dimatikan oleh ibuku. Oh how lucky i am to have a mum like her. Dia yang selalu membuatku percaya diri tentang apapun. Dia yang pertama ku beritahu bahwa i'm a gay and she accept it. Dia yang selalu ada disampingku saat ku membutuhkannya
"Who's that?" Tanya Louis sambil tetap fokus pada jalanan
"My mum" jawabku
"Oh. What did she calls you for? Anne's little baby have a cough? Oh she must be so worri-"
"Dia mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku." Jawabku sambil membuang senyum kebawah.
Louis diam seperti tak mempedulikan omonganku barusan
"kita sudah sampai" kata Louis***
"Pear,pear,pear where's the pear? Oh here it is" Sedari tadi louis mencari pear yang dia mau. Dia terlihat seperti anak kecil yang ingin membeli permen kesukaannya.
"Apakah itu tak terlalu banyak?" Tanyaku kaget saat melihat louis membawa empat kantung buah pear yang berisi penuh
"Hm not. Bahkan ini masih kurang" jawabnya. Apakah dia sangat suka dengan pear sampai-sampai membeli buah pear sebanyak itu.
"Okay. We're done in here?"
"Ya. Ayo ke kasir dan bantu aku membawa ini" dia terlihat keberatan membawa empat kantung buah pear dengan ukuran tubuhnya yang tak terlalu besar."£29? Ambil saja kembaliannya" louis mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya dan membayar semua buah pear itu.
"Ayo pulang" ajak ku sambil membawa dua kantung buah pear.
"Apa?! Pulang? Temani aku dulu sebentar"
"Kemana?"
"Nanti kau akan tau"**
Aku dibawa Louis ke sebuah panti asuhan. Dia mengajakku masuk dan membawa semua kantung buah pear tersebut kedalam."Louuiiiii is here!!" Teriak seorang anak laki-laki berambut coklat disusul teriakan para anak-anak disini lalu mengerubungi Louis.
"Dulu aku pernah bilang kan akan membelikan buah pear yang banyak jika aku ada waktu? Ini buah pear kalian" ucap Louis sambil memberikan senyum kepada mereka. "Yaaaay" teriak semua anak disini. Aku tak pernah menyangka akan mengenal seseorang yang sangat baik hati seperti Louis. Sekarang dia sedang ditengah-tengah gerombolan anak-anak dan sepertinya dia sedang menceritakan sesuatu dan tiba-tiba menunjuk kearahku.
Anak-anak itu lari kearahku dan setiap dari mereka memberiku pelukan dan kecupan di pipiku sambil berkata "happy bwetdaay, haly"
Aku membalas pelukan dan kecupan mereka sambil sesekali menggelitik pinggang mereka. Lalu ada seorang anak yang kira-kira berumur 8 tahun berjalan kearahku dan memberiku sebuah kotak besar berisikan ucapan-ucapan ulang tahun yang dibuat oleh masing-masing anak dan sebuah teddy bear berukuran kecil dengan tulisan "we love you". Dari mana mereka tau kalau hari ini aku berulang tahun??"Aku yang memberitahu mereka" ucap Louis yang seakan menjawab semua pertanyaan yang ada di kepalaku. "Happy birthday, Harry."
Sedari pagi aku kira semua orang-dia tidak tau kalau hari ini adalah hari ulangtahunku. Ternyata, Louis tau dan bahkan dia membuat hari ini sempurna dengan membawaku ke tempat ini. There's nothing better than this.
"Thank you guys! Maaf aku tak membawa apa-apa untuk kalian, Louis tak memberi tahuku kalau ia ingin membawaku kesini. Next time aku akan kesini lagi dan memberi kalian a lot of toys, ok??" Ucapku kepada anak-anak itu.
"Okaay thanks for today! Byee" kata Louis
Anak-anak itu kembali memeluk kami dan kami berjalan kearah parkiran. "Thanks, Lou"
"What for?"
"Untuk membawaku kesini. Ini kado terbaik"
Dia mengangguk dan tersenyum kearahku.Kami melanjutkan perjalanan kerumah yang memakan waktu kurang lebih setengah jam.
***
Aku berjalan kedalam rumah yang keadaannya gelap gulita. Ini jam 7 malam dan mereka tak menyalakan lampu?! Sejujurnya tak apa jika mereka ingin menghemat listrik, tetapi ini terlalu berlebihan. Okay aku sedang berada di ruang tengah sendirian sementara Louis sedang-shit dia dimana?!
Aku kembali berjalan kearah halaman belakang, pasti disana akan lebih terang dibanding keadaan didalam rumah."HAPPY BIRTHDAY, HARRY" Teriak banyak orang dari halaman belakang. Disana aku melihat Niall, Zayn, Liam, Louis, Kakak-ku Gemma, Ibuku Anne, dan teman-teman dekatku di SMA. Lampu didalam rumah kembali menyala dan tak kusadari, Louis melumuri wajahku with a lot of whip cream. "What the hell??" Semua orang tertawa melihat tingkah kami. Lalu ibu dan kakak-ku berjalan kearahku dan langsung memelukku. "Happy birthday my lil brother, i love you" Kata Gemma. Musik melantun dengan keras dan semua orang tampak senang dengan pesta ulangtahunku ini. Dipinggir halamanku banyak tersaji berbagai makanan dan banyak minuman sementara ditengah-tengah halaman ada kolam berenang kecil dan-ini sangat bagus! Banyak balon-balon berinisial angka '17'.
"Really?? Siapa yang merencanakan semua ini?" Tanyaku setengah berteriak kepada Louis karena musik ini terlalu kencang.
"Ini rencanaku yang didukung ibumu dan Liam, Niall, Zayn" jawabnya sambil setengah teriak juga.
"Thank you, Louis! Kau memberiku banyak kejutan hari ini" kataku sambil memeluknya. Dia membalas pelukanku dengan memelukku lebih erat dan aku nyaman di pelukannya.Pantas saja tadi pagi saat aku ingin ke halaman belakang, Zayn melarangku. Dan apakah kau tau? Tadi pagi mereka berbelanja bukan untuk membeli persediaan makanan untuk seminggu kedepan, tetapi mereka membeli barang-barang untuk pesta ulangtahunku ini! Dan yang paling mengejutkanku, ibu dan kakak-ku datang ke pesta ini! Sungguh hari yang menyenangkan. Aku sangat bersyukur mempunyai teman seperti mereka.
---------------------------------
Next chapter tergantung vote&comments yaa!! Keep vomments guys! Untuk para siders, tolong ya hargain gue sbg author. Bukannya gimanagimana yaa gue juga nyadar kok tulisan gue belom bagus banget belom pantes buat dapet penghargaan yang tinggi. Tapi please at least tinggalin vote lo. Ga susah kok tinggal mencet vote doang. Gue juga udah usaha buat update cepet terus kalo gue ada waktu. & makasih buat yg udah vomments!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Let us love.
FanfictionThey love each other. But some people can't accept it. Love is equal. Love is same. ⚓️LS⚓️