Aku memanggil Dia, Arfa.
Namanya memang Arfa, namun faktanya hanya Aku yang memanggilnya Arfa. Dia memiliki tiga kata dalam nama lengkapnya, semua orang memanggilnya dari kata pertama atau kedua dari namanya, dan Aku memilih untuk memanggil kata ketiga dari namanya, yaitu Arfa.
Arfa menjadi sosok yang tidak begitu terlihat istimewa saat Aku pertama kali bertemu dan berkenalan dengannya. Bagiku, Dia sama seperti teman kuliah Ku yang lain, dan Kami pun awalnya hanya disatukan dalam komunikasi yang membahas tentang perkuliahan, karena saat itu Aku dan Dia mengambil satu mata kuliah yang sama dan berada di kelas yang sama, walaupun Kami berbeda jurusan.
Saat itu yang Ku maksud adalah ketika Kami berada di semester satu. Semester yang memiliki tempat tersendiri bagi setiap mahasiswa, karena ini menjadi awal bagaimana Kita menjalani kehidupan baru setelah lepas dari masa 'Sekolah Menengah'. Kalau kata orang, mahasiswa ini istimewa, karena Kita berada satu tingkat di atas para siswa. Ya, begitulah intinya.
Semester satu ini menjadi saksi bisu atas terciptanya perasaan baru yang Aku miliki untuk Arfa. Perasaan yang berubah dari 'teman' menjadi 'lebih dari teman'
Arfa tentu tidak mengetahuinya, dan Aku memang tidak memiliki niat untuk memberitahu kepadanya. Saat menyadari perasaan ini tak lagi sama, Aku hanya bisa meyakinkan diriku bahwa apapun yang terjadi antara Aku dengan Arfa selanjutnya, semua harus Aku terima, karena ini telah menjadi risiko atas perasaan yang tumbuh tanpa kepastian akan terbalaskan.
Tidak apa, semua akan Aku terima, walaupun ternyata banyak hal tak terduga yang harus Aku jalani dengan perasaan sendiri ini. Dan dari sinilah cerita Kami dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Dia
Teen FictionDia Cerita ini akan mengukir kisah tentang Dia. Dia yang sederhana, Dia yang menyenangkan, Dia yang hangat, dan Dia, yang memanggilku "sahabat" Tak ada yang istimewa Tentang Dia, namun tak ada yang biasa Untuk Dia