Namanya Ardhan. Sosok lelaki yang baru Aku kenal dalam hitungan minggu, tapi Aku dengan begitu berani menerima segala upayanya untuk mendekatiku dan akhirnya Aku mengiyakan perasaannya hingga Kami membangun sebuah hubungan.
Aku jahat. Iya, Aku tau itu. Aku menerima Ardhan dengan perasaan yang sebenarnya bukan untuk Dia, bukan dia pemiliknya. Tetapi, Aku terbuai dengan sikap baiknya, Aku seperti akhirnya bisa merasakan bagaimana rasanya dicintai. Takut yang kumiliki akhirnya mendorongku untuk mencoba menerima seseorang yang memang mencintaiku, walaupun Aku tidak mencintainya. Aku seperti terbebas dari rasa takut bahwa Aku akan merasakan sakit hati dari sebuah perasaan yang terbalaskan atau mencintai seorang diri.
Hubungan Kami terjalin selama lima bulan. Cukup singkat namun maknanya tidak sesingkat itu. Banyak sekali hal yang Aku rasakan dan Aku alami saat berpacaran dengannya. Baik dan buruk pasti ada, namun satu hal yang pasti dapat Aku simpulkan. Aku tidak berhasil mencintainya. Aku hanya tetap terjebak dalam rasa nyaman dari sikap baiknya.
Tak ingin memperpanjang penyesalan ini, Aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan Kami. Selama hubungan itu berjalan, Kami juga menemukan banyak sekali ketidakcocokan di antara Aku dengan Ardhan. Ketidakcocokan yang juga tidak menemukan solusi, dan hanya membawa keributan. Dari semua ini, Aku semakin yakin untuk mengakhiri hubungan Kami. Namun, Aku tetap menghargai segala yang Dia berikan untukku, bagaimanapun Dia tetap telah menjadi bagian dari perjalanan hidupku dan memberiku banyak pelajaran.
Seperti yang Ku katakan sebelumnya, Aku mengambil keputusan bodoh di tengah renggangnya komunikasi Aku dengan Arfa. Dan ternyata keputusan bodoh itu tidak merubah apapun. Perasaan ini nyatanya masih miliknya.
Arfa sangat terkejut saat mengetahui Aku menjalin hubungan dengan orang lain. Semua pun bereaksi begitu. Keputusan bodoh itu benar-benar Aku ambil dengan kebodohanku sendiri, tanpa seorang pun tau. Namun, ada yang lebih mengejutkan untukku, yaitu saat melihat Ayra menjalin hubungan dengan pria lain, ya, bukan Arfa.
Kepala ini rasanya penuh dengan tanda tanya, namun, saat itu Aku tetap menghargai Ardhan sebagai pasanganku, Aku tidak berkomunikasi dengan lelaki manapun termasuk Arfa, selain untuk permasalahan kuliah atau keperluan penting lainnya. Aku memendam semua rasa penasaranku hingga akhirnya komunikasi Kami kembali terjalin.
Arfa menjadi orang pertama yang mengetahui kandasnya hubunganku dengan Ardhan. Saat itu, Kami memang sedang berkomunikasi perihal perkuliahan, dan akhirnya Aku memutuskan untuk menceritakan kepadanya.
Dia terkejut bukan main. Saat itu, Aku belum bisa menjelaskan tentang semuanya, Aku hanya mengatakan bahwa permasalahan dan ketidakcocokan di antara Aku dan Ardhan sudah tidak dapat menemukan jalan keluarnya.
Sejak saat itu, komunikasi yang pernah terjalin dulu akhirnya terbangun kembali. Mungkin terdengar sangat jahat, namun Aku merasa sangat lega setelah berpisah dengan Ardhan. Aku seperti bisa kembali menemukan diriku yang hilang dan tersembunyi selama Aku dengan Dia.
Walaupun komunikasi di antara Aku dan Arfa terjalin kembali, namun, Aku sudah dapat lebih belajar untuk mengendalikan perasaanku. Hubungan lima bulan dengan Ardhan benar-benar menyadarkanku banyak hal, salah satunya tentang bagaimana Aku harus bisa mengendalikan perasaan yang Aku miliki, bukan perasaan yang mengendalikanku.
Aku belajar untuk lebih tenang, ikhlas, menerima, dan berupaya untuk lebih fokus kepada diriku sendiri. Masih banyak hal yang harus Aku lakukan dan ingin Aku lakukan di dunia ini, hidup ini bukan hanya untuk dipusingkan dengan permasalahan asmara. Aku memutuskan untuk menjalankan banyak kegiatan yang membuatku lebih berkembang.
Arfa saat itu tetap menjadi salah satu pendukung terbaikku. Namun, Aku tidak ingin berpandangan lebih tentang apa yang Dia berikan atau perlakukan kepadaku. Rasa takut itu tetap masih ada, dan Aku tetap berjuang untuk melawannya. Karena tidak ada yang tahu bagaimana dan apa yang terjadi kedepannya.
Dan, benar. Tak lama setelah komunikasi Aku dan Arfa kembali terjalin saat Aku telah resmi mengakhiri hubungan dengan Ardhan, Ayra pun ikut kembali. Dia kembali kepada Arfa. Dan, Arfa menerimanya. Lalu, Aku? Aku juga kembali menerima kenyataan bahwa memang hatinya tidak pernah untukku, hatinya hanya kembali pada pemiliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Dia
Teen FictionDia Cerita ini akan mengukir kisah tentang Dia. Dia yang sederhana, Dia yang menyenangkan, Dia yang hangat, dan Dia, yang memanggilku "sahabat" Tak ada yang istimewa Tentang Dia, namun tak ada yang biasa Untuk Dia