Tentang Dia (5)

12 0 0
                                    

Penghujung tahun ternyata bukan hanya mengakhiri perjalanan tahun yang tengah berjalan, namun juga mengakhiri komunikasi di antara Aku dan Arfa.

Hubungan kedekatan Aku dengan Arfa ternyata mengundang banyak spekulasi dari mahasiswa-mahasiswa di kampus, terutama teman-teman Kami. Mereka hampir semua memiliki pemikiran yang sama bahwa Aku dan Arfa tengah membangun kedekatan untuk menjalin sebuah hubungan (pacaran).

Aku dan Arfa selalu menyangkal setiap spekulasi yang tercipta di antara Kami. Hingga akhirnya Arfa menunjukkan kedekatannya dengan perempuan pilihannya, sebut saja namanya Ayra. Mereka akhirnya benar-benar menunjukkan kebersamaan mereka di kampus, di depan banyaknya mahasiswa.

Ternyata hubungan keduanya semakin intens di akhir tahun itu. Dan ini bertolakbelakang dengan apa yang terjadi antara Aku dan Arfa. Komunikasi di antara Kami akhirnya menjadi renggang. Tak ada lagi cerita yang datang setiap malam, tak ada lagi pesan yang selalu membuatku tersenyum saat melihatnya, benar, semuanya hilang. Saat itu Kami benar-benar hanya saling bertukar pesan jika ada sesuatu hal penting tentang perkuliahan. Rasanya benar-benar berbeda dan tentu menyedihkan, namun Aku terus menyadarkan bahwa hal ini memang sudah sewajarnya terjadi karena ada hati yang harus Arfa jaga dengan baik. Dan aku harus memahami itu.

Memiliki perasaan yang tak terbalaskan sebenarnya bukan menjadi hal baru bagiku. Sebelumnya, Aku pernah memiliki perasaan yang begitu besar kepada seseorang selama enam tahun tanpa pernah terbalaskan. Sebuah cerita dan kenangan yang sangat panjang, yang akhirnya menciptakan rasa trauma di dalam diriku.

Sejak menyadari banyaknya hal yang tidak baik terjadi akibat perasaan yang tak bisa terbalaskan selama enam tahun itu, Aku seakan dihantui rasa takut untuk menaruh perasaan lagi kepada seseorang. Seperti ketika Aku menyadari perasaanku dengan Arfa, Aku takut bahwa apa yang Aku alami selama enam tahun itu akan terulang kembali.

Perasaan takut itu semakin membesar karena Aku semakin disadarkan dengan ketidakmungkinan antara Aku dengan Arfa. Hingga akhirnya ketakutan ini menjadi sebuah awal kebodohan yang Aku jalani. Keputusan yang akhirnya hanya menghadirkan sebuah penyesalan di dalam hidupku.

Tentang DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang