06 | TONGKRONGAN PENGHILANG STRES

17 11 13
                                    

" Akhirnya datang juga kalian. " Riko tersenyum menyambut kedatangan mereka.

Sejak tadi hanya dia yang senantiasa bersabar untuk tetap menunggu diteras.

" Iya, bang. Tumben sendiri, yang lain kemana? " Apin memposisikan diri untuk duduk di hadapan Riko, tetapi sudah didahului oleh Bena. Dengan wajah pasrah akhirnya Apin memilih duduk didekat Kaham yang sedikit berdekatan dengan Riko.

" Sebagian ada didalam. Sebagian lagi ke resto ambil makanan. "

" Tau begitu mending kumpul di Resto, bang. Langsung makan nggak perlu tunggu lama. " Kaham mengangguk menyetujui perkataan Bena.

" Ya, kan perjanjian awal kumpulnya di basecamp 1. "

" Iya juga ya. Sorry, gue lupa hehe. "

" Siapa aja yang pergi? " Tanya Apin yang kini sedang menghisap sebatang rokok Marlboro milik Bena.

" Biasa. Anak-anak sayap kiri " Endi bersama Danu keluar dengan membawa nampan berisikan minuman white coffe.

Anak sayap kiri Yang Endi maksud adalah Boling, Zein, Dirza, Abra, Akaf dan juga Apan. Julukan itu tercipta karena mereka selalu berada diposisi kiri saat berfoto. Katanya mereka akan terlihat lebih tampan diposisi itu.

" Yang lain lagi ngapain? " Tanya Riko saat melihat hanya Danu dan Endi yang muncul.

" Biasa. Mereka lagi mabar. Oh iya,  kasus adek lo gimana? Udah kelar? " Danu meletakkan nampan di atas meja dan duduk tepat di hadapan Bena.

" Nggak usah bahas tentang dia. Bikin naik darah kalo ingat mukanya. " Mendapat gertakan dari Kaham, Danu hanya bisa menghela napas.

" Tau tuh si Danu. Mending juga main domino, lebih berfaedah. " Apin beranjak mengambil setumpuk domino dan membagikan kepada teman-temannya.

" Tumben lo diam-diam. " Sejak tadi Endi memperhatikan sikap Bena. Tidak biasanya laki-laki itu diam seperti sekarang.

Mendengar pertanyaan dari Endi, Riko dan yang lain secara spontan menatapnya.

" Apasih, nggak usah tatap gue kayak gitu. Merinding anjir. " Bena mengusap bahunya seakan dia benar-benar merinding.

" Lagian daritadi lo cuma diam. Atau Jangan-jangan lo masih kepikiran sama adek biadab lo itu. " Cecar Kaham dengan wajah kesalnya.

" Emang iya? " Tanya Riko memastikan. Bena melepaskan ransel dan meletakkannya diatas meja.

" Nggak! " Bantah Bena dengan bibir manyun. Dia mengambil sebatang rokok dan sebuah pemantik dari hadapan Apin.

" Terus? "

" Gue diam karena lagi mewing. Makanya kalian tuh rajin-rajin liat fyp tiktok biar paham. Nggak usah bahas adek gue terus. " Bena benar-benar merasa kesal. Sudah kesekian kali dirinya mencoba untuk melakukan mewing, agar bentuk rahangnya bisa gagah seperti rahang orang-orang yang selalu lewat di FYP tiktoknya. Tapi untuk kesekian kalinya juga usahanya gagal.

" Anjir gue kira lo lagi sakit atau apa ternyata lagi mewing. " Apin dan Danu sudah tertawa. Ada saja hal diluar dugaan yang dilakukan Bena. Mereka bahkan tidak sampai kepikiran jika Bena akan melakukan hal serandom itu.

" Ben, Ben.. Tanpa mewing rahang lo juga udah ganteng." Menyadari perkataannya barusan, Riko segera membekap mulutnya sendiri.

" Widiih,, lo semua dengarkan. Bang Riko yang udah jelas ganteng aja mengakui kegantengan gue. " Inilah yang Riko sesali. Karena perkataannya, kini Bena kumat. Dengan senyum percaya diri dia tidak berhenti menyisiri rambut mullet yang berjatuhan menutupi sebagian wajahnya.

BenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang