Chapter III

527 75 18
                                    





Seluruh Akademi Shadow sudah tahu tentang kisah persahabatan antara Sang Primadona dan Sang Biang Onar.

Siapa lagi? Sung Jinwoo dan Cale Henituse.

Nama mereka populer, bahkan tanpa mereka berdua berusaha, mereka akan tetap populer. Betapa tidak adilnya.

Rakyat-rakyat tang tinggal di akademi juga tahu bagaimana tingkah mereka jika bersama. Dari Sung Jinwoo yang dingin menakutkan menjadi bajingan penggoda dan penganggu, serta Cale Henituse yang terkenal dengan wajah tabah serta tenang menjadi tantrum dan emosian. Sungguh hubungan persahabatan yang damai. Sangat.

Jika mereka berdua bertengkar, maka bersiaplah satu harian penuh di penuhi oleh hawa-hawa tidak mengenakkan di akademi. Karena memang separah itu dampaknya. Satu biang kerok semua yang kena batunya. Tetapi itu hanya bertahan satu hari. Di hari selanjutnya mereka berdua akan ramah kembali, seolah pertengkaran sebelumnya tidak pernah terjadi.

Seperti saat ini, pertengkaran mereka kemarin benar-benar tidak di anggap sebab sekarang mereka berdua sedang berbicara satu sama lain dengan santai. Sampai membuat Kim Dokja yang menyaksikan pertengkaran sebelumnya menjadi diam membatu.

"Aku mau makan ramen, tolonglah!" Cale merengek saat Jinwoo terus menggelengkan kepalanya.

"Kau sudah makan ramen dalam minggu ini sebanyak lima kali, LIMA KALI."

Cale hanya menghela nafas jengah. Dia meletakkan kepalanya di lipatan tangan di meja, menatap Jinwoo dengan datar.

"Tapi aku sangat ingin tahu.."

"Kenapa kau ini? Ngidam?" Mau tidak mau Jinwoo melontarkan pertanyaan konyol. Dia heran kenapa sahabatnya seobsesi itu dengan ramen.

Cale mencebikkan bibirnya. Menghindari tatapan Jinwoo dan menenggelamkan kepalanya lebih jauh di lipatan tangan.

"Padahal kau sudah berjanji untuk mentraktirku, makan gratis..."

'Oh come on! Jangan dengan nada itu!' Sung Jinwoo mengutuk Cale Henituse dengan suara sedih yang pelan itu. Cale sungguh tahu kelemahannya.

"Sialan," decih Jinwoo, "Baiklah, kau boleh. Tapi tetap setelah itu no ramen ... oke?"

Tentu saja perkataan Jinwoo membuat kepala Cale tegak sempurna dengan mata berbinar. Senyum sumringah terpatri cantik di wajahmya.

"Kenapa kau menatap mereka seperti itu? Bisa bolong loh kepala mereka," celetuk Han Sooyoung ketika Kim Dokja yang tak henti-hentinya melirik dua insan pusat perhatian tersebut.

Kim Dokja mengalihkan fokusnya pada Han Sooyoung dengan senyum canggung. Menggaruk pipinya yang tak gatal. Han Sooyoung yang melihat itu mengangkat sebelah alisnya, dia mengerti maksud bocah di hadapannya.

"Akan mengerikan jika kau seperti itu dengan Joonghyuk tahu."

"Ketahuan banget ya?" Kim Dokja hanya menghela nafas lemah begitu Han Sooyoung menebak dengan benar pikirannya.

"Bukannya bagaimana.... hanya saja kau tahukan sifat Joonghyuk? Orang super kulkas berjalan itu mana bisa semanis Jinwoo yang perhatian pada sahabatnya!"

Bukan tanpa alasan Han Sooyoung berkata begini loh. Karena sudah banyak adegan-adegan bodoh terjadi di antara Kim Dokja dan Yoo Joonghyuk. Seperti waktu akhir pekan bulan lalu, saat itu Kim Dokja sedang dalam masa terbawahnya karena sesuatu, tahu apa yang di lakukan Yoo Joonghyuk? Dia hanya membiarkan Kim Dokja sendirian di rumah tanpa menemani. Jika Han Sooyoung tidak datang waktu itu, entah apa yang terjadi.

Mengingat hal itu membuat Han Sooyoung kesal sendiri. Yaaa, dia tahu itu bukan salah Yoo Joonghyuk. Setelah di cari tahu, alasan Yoo Joonghyuk melakukan itu karena dapat saran dari orang bahwa jika ada seseorang yang sedang depresi maka biarkan mereka menyendiri dan menenangkan dirinya. Masalahnya-kan Kim Dokja depresinya beda! Bodohnya Yoo Joonghyuk adalah dia tidak tahu bagaimana harus berperilaku dan mengendalikan ekspresinya!

Duo in the Acrash KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang