Bunga dandelion adalah bunga yang selalu dijadikan sebagai simbol dari sifat manusia yang selalu kuat dalam menghadapi segala masalah dalam kehidupan. Bunga yang kuat dalam segala kondisi dan mampu tumbuh dimanapun bijinya tertanam.
Begitupun dengan Megie yang hari ini sedang berada di dalam sebuah Bus dalam kota. Ia mendapat telepon tadi pagi dari rumahnya bahwa keluarganya meminta ia pulang untuk liburan sesaat.
Saat ini Megie berusia 18 tahun, ia bersekolah sekaligus tinggal di asrama karena jarak dari rumahnya cukup jauh. Sebenarnya dulu ia sekolah di dekat rumahnya, karena tidak nyaman dengan teman-teman disekolahnya, maka ayahnya memindahkannya ke sekolah lain.
Sekolah barunya memang jauh lebih bagus, biaya sekolahnya sangat mahal. Megie sebenarnya tidak menginginkan ini semua, tapi ayah nya bersikeras untuk menyekolahkan disekolah tersebut.
Yaa kalo boleh jujur memang Megie lebih nyaman sekolah disini, ia bilang "anak kota selalu punya attitude lebih bagus dibandingkan anak desa yang dunianya lebih sempit."
Megie pov
Akhirnya aku sudah sampai di terminal bus tujuanku. Papa bilang ia akan menjemputku di dekat agen salah satu bus. Maka aku berjalan menuju agen itu sambil sibuk menolak tawaran para tukang ojek.
Sesampainya di agen bus, aku tidak melihat batang hidung papa ku. "Lho katanya tadi pas aku otw, papa juga otw dari rumah. kok sekarang ga ada?"
"Haduuh, mana panas banget lagi. Aku cari tempat duduk dulu deh."
Sampai di bawah pohon dekat pangkalan tukang becak aku duduk di sebuah kursi panjang berbahan kayu. Lalu aku membuka telepon genggam ku untuk menelepon papa.
Sudah berulang kali aku coba menghubungi papa tapi tidak ada jawaban.
Karena hari tiba-tiba mendung dan aku sudah sangat lelah maka aku cari saja tukang ojek yang tadi seperti fans ku berebut mau mengantarku pulang.
Pov selesai
Sesampainya dirumah betapa terkejutnya Megie. Ternyata ayahnya ada dirumah sedang makan malam bersama.
Ya, Megie sampai rumah sudah larut karena jalanan macet dan tadi sempat hujan sehingga ia dan tukang ojek yang mengantarnya berteduh terlebih dahulu.
Yang membuat kaget lagi, tidak ada satupun anggota keluarga nya yang khawatir mengapa Megie baru sampai rumah saat makan malam sudah dimulai.
"Makan sayang, kamu pasti cape." Papa Megie menggeserkan kursi meja makan disebelahnya agar Megie duduk.
Megie duduk dengan raut wajahnya yang cemberut dan matanya sinis menatap satu-satu anggota keluarga nya yang terdiri dari papa, mama, kakak dan adik laki-laki nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion & Edelweiss
FanfictionBukankah Dandelion dan Edelweiss itu sama-sama bunga yang cantik? Lantas mengapa Edelweiss selalu merasa buruk dibandingkan dengan Dandelion? Mereka hanya berbeda bentuk kelopak dan tangkai. Padahal Edelweiss merupakan simbol dari kesungguhan yang...