5 🏥☕️

208 21 0
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi, tiba tiba saja tidur mingyu terusik karna ingin ke toilet

"Aduh, kebelet banget" ucap mingyu dengan mata yang masih sangat mengantuk berjalan menuju kamar mandi

Setelah selesai dengan urusan dikamar mandi mingyu pun kembali menuju sofa, namun sebelum itu pandangannya tertuju kepada sang kakak yang sudah banjir dengan keringat

"Loh mas!" Ucap mingyu buru buru mendekati ranjang pesakitan jeonghan dan menyadari jeonghan kembali demam tinggi

"Ya ampun panas banget ini, pasti ga nyaman banget mas tidurnya" ucap mingyu yang masih menempelkan punggung tangannya ke dahi sang kakak

Jeonghan yang merasakan sentuhan di dahinya terbangun dan langsung menunjukkan ekspresi menahan sesuatu

"Mas, kenapa? Apa yang di rasa?!" mingyu panik karna sang kakak seperti menahan sakit

"Mu...al bang..." jeonghan berucap dengan terbata bata menahan hasrat ingin memuntahkan sesuatu dari perutnya.

Mingyu setelah mendengar hal tersebut langsung mencari wadah yang sudah di siapkan di kamar rawat

"Huek...eughh huek..." jeonghan terus menerus memuntahkan isi perutnya yang tidak seberapa itu, tapi rasa mual masih menguasai dirinya dan merasa perutnya seperti di aduk aduk. Mingyu membantu untuk memijit tengkuk sang kakak, berusaha meringankan rasa mual sang kakak.

"Eh mas..." tubuh jeonghan limbung karna sangat lemas. Untung dengan sigap mingyu menahan tubuh sang kakak.

"Aku harus segera panggil dokter" ucap mingyu dan memencet tombol yang tersedia untuk keadaan darurat

Dokter pun datang dan langsung mengecek keadaan jeonghan. dokter juga menyuntikkan obat melalui infus kepada jeonghan.

Jeonghan masih dengan posisi menjadikan mingyu sebagai tumpuannya selama dokter memeriksa. Mingyu ikut duduk di atas brankar dengan posisi duduk dan sang kakak menyenderkan seluruh tubuhnya ke mingyu karna sangat lemas.

"Eughh" lenguhan jeonghan terdengar selama pemeriksaan, merasa tidak nyaman akibat obat yang dimasukkan lewat infus di tanggannya menghasilkan rasa sakit yg luar biasa.

Mingyu dengan cekatan langsung mengelus lembut tangan sang kakak. Berharap bisa mengurai rasa sakitnya

"Bagaimana dok keadaan kakak saya?" Ucap mingyu

"Keadaannya kembali buruk. Apakah kakak anda mempunyai riwayat anemia? Tekanan darahnya sangat rendah saat ini."  ucap sang dokter

"Iya dok kakak saya memang ada riwayat anemia. Lalu bagaimana keadaannya dok? Apa semua akan baik baik saja dok?" Ujar mingyu sambil menggenggam tangan sang kakak yang masih diposisi menyender dipundaknya

"Tenang saja. Saya sudah menyuntikkan obat khusus anemia, antibiotik dan obat penurun panas. saya akan melihat perkembangan kembali nanti ya saat jam makan siang ya"

"Ah baik dok, terima kasih atas bantuannya"

"Sudah menjadi tugas saya, kalau begitu saya permisi" ucap dokter dan meninggalkan ruangan

Sepeninggal sang dokter, Mingyu kembali membantu sang kakak berbaring dan kemudian mengelap sisa sisa keringat di wajah sang kakak.
Mingyu juga mengecek apakah sang adik terganggu tidurnya. Untungnya adiknya tidur dengan lelap tanpa terusik.

Fokus mingyu kembali pada sang kakak yang mulai mengerutkan alisnya pertanda masih merasa tidak nyaman.

"Mas, apa yang masih sakit bilang sama abang?"

"Abang..." suara jeonghan sangat parau dan lemas

"Iya, mas butuh apa? Mana yang sakit?"

"Sakit banget bang kepala mas, rasanya mau pecah" ucap jeonghan

Everything Will Be FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang