•12 lucunya

567 67 0
                                    

✿

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning banyak typo

"Tumben?" bolak-balik menatap jam tangan tak wajar Mahisa telat, biasanya paling berisik kalo nunggu lama.

Dirasa ada yang gak beres Ego bergegas ke kamar Mahisa ternyata masih tidur. Ketika sudah di depan ranjang mendapati tubuh Mahisa memerah dan keluar hawa panas, paham situasi ini langsung teriak memanggil Anri minta segera dipanggilkan dokter.

'kumohon jangan....' keringat dingin basahi tubuh gemetar nya. Ia takut bertindak ceroboh dalam tangani situasi ini.

"Demamnya memang tinggi tapi ini tidak bahaya, jadi selama beberapa hari ini harus istirahat penuh pasti sembuh." Kata dokter memeriksa kondisi Mahisa terkejut lantaran tak pernah lihat seorang Ego Jinpachi seberantakan ini.

"Baik terimakasih" Baru bisa bernafas lega. Dokter pergi membiarkan mereka disana, keduanya turut lega penyakit itu tak terlalu serius

"Aku akan rawat dia sementara"

"Tapi ada beberapa jadwal bagaimana kalau aku yang rawat mahi-chan"

"Undur semuanya kalau harus hari ini kau gantikan, lagipula dia akan histeris jika aku tidak disisinya"

Sulit bagi Anri membantah fakta itu. Mahisa memang hampir tidak pernah sakit tapi sekalinya sakit panjang pengobatannya, masa itulah Mahisa jadi sangat manja bahkan Ego tidak bisa pergi kerja dengan tenang, pernah sekali dirawat Anri malah keteteran karna menangis tanpa henti sebelum sang papa datang.

Ego sedikit muak lihat segala hal tentang rumah sakit apalagi saat perawat datang Bawa Ventilator atas perintah Dokter itu menancap di area mulut sampai ke hidung Mahisa benar-benar mengingatkan kenangan lama. Setelah kepergian Anri ruangan seketika hening, hingga perlahan-lahan membuka matanya.

"P-papa sakit" menangis tak suka dengan rasa sakit ini, entah harus bereaksi gimana cuma mengelus kepalanya. "Tidurlah sebentar lagi"

"Jangan pergi.." terbata-bata dalam ucapannya tak mau lepaskan genggaman dari Jinpachi.

"Hmm" Selama Mahisa tidur, Ego memasangkan stiker kompres padanya.

Gawat dia ketiduran, baru membuka mata langsung disuguhi pemandangan anaknya pindah tempat tidur di atas pahanya, pantas saja kerasa kram.

"Dasar manja" meski kalimatnya begitu tetap berusaha agar dia nyaman. Setelah serentetan kejadian akhirnya Ego kembali berkutat pada layar lebar itu,

Lah terus Mahisa gimana? Karna ga mungkin banget ninggalin sendiri yasudah bawa ke ruangan kerja dan di biarkan istirahat di kasur yang ada pada ruangan kerjanya.

Baru sekitar beberapa menit kerja, kakinya sudah di isi lelaki kecil menggantung di sana. Ego saat itu sedang memberi kalimat motivasi kepada para pemain, berhenti sejenak mengembalikan lelaki kecil ke kasur.

"Astaga" helaan nafas keluar sembari memijat pelipisnya tak mau buang waktu hanya untuk dipindahkan, anak kicik itu beralih dari tidur di kaki berujung tidur nyenyak di dekapan papanya.

'benar-benar tidak bisa di tinggal'

Untung saja saat itu dia hanya memberi motivasi pada Tim Z saja jadi tidak terlalu lama Mahisa dalam posisi tidak nyaman itu, takutnya kalau kelamaan malah bikin tubuh kecil itu pegal linu, wahh bisa-bisa Ego kewalahan ngadepi nya.

To be continued, Thanks for reading
































































Extra

"Mitte mitte!! sudah tidak sakit lagi Hiakkk"

"Wahhh mahi-chan keren sekali!"

"Harap tenang"

Bukannya mendengarkan malah sibuk aktrasi sana-sini girang karena tubuhnya sudah sehat, meski terlihat kesal sejujurnya ia lega Mahisa kembali sehat.

Bruk

"HWAAAA ITTAI!!"

"Hahh"

Darah imajiner keluar dari kedua telinga Ego saat ini dia benar-benar ingin mengikat anak itu, keaktifannya sungguh tidak kenal resiko selalu saja hiperaktif yang berujung nangis, kadang saking lelahnya di biarin sampai diam yang berujung minta biskuit lalu lanjut main.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PAPA || E. Jinpachi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang