Ego jinpachi As father
[Slow update]
-
Ego Jinpachi pelatih sekaligus manager dalam projects ciptaan nya yakni blue lock bersifat kejam dan hobi menjatuhkan mental murid nya justru punya anak yang berbanding terbalik dengan nya di bagian sifat
Discl...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✿
Warning banyak typo
"Papa! Ayo main sepak bola belsama!" Ucap pria kecil berlari membawa bola ditangannya
Seseorang yang dimaksud itu lantas menolak ajakannya dengan alasan sudah waktunya tidur siang padahal hanya malas dan menyuruh bermain dengan Anri saja, sayangnya wanita itu juga bereaksi sama, lantaran sibuk mengurus data para pemain yang akan datang.
Memilih untuk tidak nyerah begitu cepat, Mahisa terus-terusan membujuk sambil menarik kemeja papanya yang tetap enggan untuk mengalihkan pandangan dari monitor-monitor dan hologram itu.
"Cerewet, sebentar saja lalu kau harus langsung tidur siang"
"HAIKK PAPA!"
❀
"Baik sudah cukup waktu nya tidur" ucap Ego menggendong Mahisa menuju kamarnya
"Temani aku tidul ya"
"ya"
"Jangan pelgi sampai aku bangun tau-" ucap Mahisa langsung tidur
"Aku tidak berjanji"
Selesai menemani nya juga memastikan Mahisa benar-benar tertidur pulas agar dia bisa segera pergi menyelesaikan kerjaannya.
"Nanti akan ramai"
Sesuai dugaan, sore itu disambut dengan tangisan histeris Mahisa sambil memukul-mukul papanya dengan seluruh tenaga meski berdemage nol, kesal merasa dibohongi.
"Udah nangis nya?"
"Sudah" dengan masih sedikit terisak namun lebih tenang, Ego memangku Mahisa berhadapan hingga pandangannya hanya fokus padanya
"Dengar, papa sedang mengurus beberapa hal yang tidak bisa di tinggal jadi maaf telah meninggalkan mu"
"Mahi takut papa meninggalkan ku sendilian."
"Tidak, aku selalu di sampingmu dan tidak akan pernah meninggalkanmu"
"Papa janji?"
"Iya janji"
Terasa agak tenang Mahisa meminta di gendong dan memantau seleksi para anggota blue lock, saat ingin menunjukkan wajah ia menaruh Mahisa kursi samping dan di beri sesuatu agar tidak kena sensor hologram.
Anri sedari tadi berada di samping Ego, serta orang pertama yang selalu panik ketika Mahisa menangis namun selalu gagal menenangkannya, ia merasa iri pada Ego bisa dengan gampangnya membuat Mahisa tenang tanpa menyakiti hatinya.
"Bodoh, tidak selamanya anak harus dibentak agar diam" jawab Ego menanggapi ekspresi kaget Anri terlihat mempertanyakan sesuatu di benaknya.
"Kenapa sifat mu kepada Mahisa-chan dan orang lain berbeda?"
"Simpel, karena cinta"
Ego kembali menyibukkan diri pada Mahisa dan meninggalkan Anri sendirian di ruangan itu, mengingat sudah waktunya makan malam jadi sekalian makan bareng.
Menu makan Mahisa selalu sehat dan lengkap kalau ada yang ga di suka biasanya Ego menyuapi nya Samapi habis, entahlah pria kecil itu selalu bisa menghabiskan makanan jika di suapi papanya.
Kasian banget anaknya makan serba sehat eh si bapak cukup Indomie. Plak /ditampar om Ego
Sebal karena Mahisa sangat jarang makan mie dan dia hanya bisa melihat papa nya makan mie terus sedangkan dia selalu di jatah 1x sebulan
Mahisa yang sering lihat papanya makan mie terus pun merasa iri dan protes kenapa hanya ia yang makan mie saja di jadwal 1x sebulan, kesal setiap kali Ego atau Anri makan sedangkan dia hanya bisa lihat parahnya si papa malah ngegoda Sampai nangis gegara kepengen makan mie.
Ketika ditanya kenapa pasti alasannya tak jauh dari kau "masih bocah" atau "bocah mana boleh makan mie" dll intinya tak jauh dari itu, karenanya Mahisa berkeinginan untuk tumbuh lebih cepat agar bisa makan mie sepuasnya.
"Ego-san semua nya sudah beres"
"Bagus"
"Apa papa melencanakan sesuatu?"
"Hmm besok akan sangat sibuk jadi Mahisa, jangan rewel"
"Ay ay kapten" sambil memperagakan pose hormat
Hari ini Ego berencana untuk bersenang-senang dengan Mahisa sebelum besok akan benar-benar sibuk mengurusi para murid yang pastinya susah di atur
"Hebat juga untuk ukuran bocah"
"Tentu saja, kalna aku mau jadi pemain sepak bola telhebat!"
"Lakukan sesukamu deh"
Biasanya setelah bermain ia akan langsung tidur namun berhubung tadi tidur siang nya agak lama jadi Mahisa nonton acara TV kesukaannya sampai TV yang nonton in dia.
"Papa mitte! Dia keren sekali Mahi mau jadi seperti dia!"
"Lah katanya mau jadi pemain sepakbola? Kenapa tiba-tiba badmin?"
"Yang ini juga keren! Mahi mau seperti itu"
"Hahh terserah" memilih untuk tidak memperdulikan keinginan Mahisa yang selalu berubah-ubah dan fokus lagi pada banyaknya monitor disana