Bab. 4 : Pergi dan kembali

357 51 12
                                    

Solar menatap tablet itu dengan serius, merasa ada sesuatu yang ia lewatkan.

"Taufan. Bukankah Halilintar yang sekarang tidak memiliki jam tangan? Kuyakin, setelah menemukan dia pingsan di planet misterius, jamnya sudah hilang," ujar Solar melirik ke arah sang elemen Taufan.

Anak bermanik biru itu mengangguk setuju, jika diingat kembali ... Saat mereka menemukan Halilintar yang pingsan, jam tangan yang biasanya menempel justru hilang.

"Jika jam itu hilang, ada kemungkinan bisa disalahgunakan. Tapi ada satu kemungkinan lainnya," ujar Solar sambil mengeluarkan semua teorinya.

Taufan memiringkan sedikit kepalanya, tanda dia penasaran apa maksud ucapan Solar tadi.

"Kemungkinan dia adalah Halilintar dari dunia sebelumnya itu, dan entah kenapa justru terlempar ke dunia kita," Solar pun mengakhiri teorinya, lalu berjalan mengelilingi meja bundar.

"Bisa saja seseorang sudah menggunakan Multibot, tapi karena terjadi sesuatu mereka tidak sengaja mengirim Halilintar? Itu bisa saja kan?" sambung Gempa.

Gempa yang sejak tadi sedang fokus menghadap layar hologram, kini beralih ke tablet yang berada di tangan Solar.

"Ooh oh! Aku tau! Pasti sebelumnya Halilintar lagi bertarung sama penjahat yang mencuri Multibot, lalu saat ingin mengambil kembali Halilintar gak sengaja mengaktifkannya?" ujar Blaze girang karena akhirnya bisa mengeluarkan pendapat dan teorinya.

"Hei, ngomong bisa gak sembarangan? Kalau benar begitu, lalu kemana Halilintar yang asli hah?"

Tepat ketika Solar berkata seperti itu, semuanya langsung terdiam. Seolah mereka baru saja dikejutkan oleh suatu fakta.

"Um ... Jangan-jangan, Halilintar yang asli kita tinggalin di sana ya?" gumam Duri agak merinding.

Solar terdiam sejenak, berusaha memikirkan kembali semua itu. Setelah beberapa saat kemudian ia tersentak kaget, dan langsung memainkan jarinya di atas keyboard.

"Tunggu, sebelumnya kita sedang berada di misi itu untuk mencari Multibot. Pada saat itu kita juga menerima serangan dari para perompak luar angkasa yang ternyata hendak mengambil power sphera terdampar itu."

Mendengar teori itu, Duri dan Blaze menggaruk kepalanya tanda bahwa mereka tidak memahami maksud ucapannya.

Ting!

Tidak butuh waktu lama, layar hologram yang besar itu memunculkan sebuah notifikasi sinyal S.O.S. Melihat hal itu Solar menggeram kesal, sedangkan yang lainnya justru terkejut dengan fakta adanya sinyal tersebut.

"Apa? Kenapa kita gak sadar dapat sinyal ini?!" protes Blaze kesal dan bersiap mengeluarkan cakra apinya.

"Cih, pasti ada seseorang yang berhasil mengganggu sistem kita," gerutu Solar sambil menatap layar penuh kebencian.

Tanpa menunggu lama, Gempa segera mengambil alih. "Blaze, ayo ikut aku untuk menjelaskan hal ini pada yang lain. Duri, kau tolong sampaikan pada Kapten Kaizo untuk kembali ke markas, nanti aku akan menyusul."

"Baik!"

"Lalu Solar ... Kau tetap di sini dan awasi sistem atau apapun itu."

SANG PETIR BERAJA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang