Gadis Kecil

32 2 0
                                    

Seorang gadis kini tersenyum menunjukan gigi-giginya dengan penuh kelegaan, "Perkenalkan Aku Ruby, mungkin kalian tidak percaya, tapi aku adik kalian," lanjutnya dengan semangat.

"Penipuan model apa lagi ini?" Tanya Rey dengan malas.

Saat hendak kembali menutup pintunya, kaki gadis kecil itu ia selipkan untuk menahan pintu hingga membuat Rey terkejut. Dengan cekatan, gadis berambut panjang itu mengeluarkan sebuah foto dari sakunya dan menunjukan kepada Rey.

"Ini kalian bukan? Perempuan itu ibukku, dan disebelahnya adalah teman ibu yang selama ini mengasuhku."

Rey terpaku sejenak ketika menatap foto lama keluarganya yang masih lengkap ketika dia masih balita.

"Kenapa lama amat sih?" Tanya Raymond dari belakang sembari merangkul pundak abang kembarnya itu, namun tatapannya kini teralih pada gadis dihadapannya.

"Siapa ini?" Tanya Raymond.

"Entahlah, katanya dia adik kita..."

Mendengar hal tersebut, membuat pria bermata bulat itu semakin bingung, ia menatap secarik foto yang di pegang Rey dan ia yakin itu adalah foto ayah, ibu, mereka, dan teman sang ibu.

"GUYSS, WAKTUNYA PULANG, GUE ADA URUSAN!!"

Teriak Raymond tiba-tiba kepada teman-temannya, dia pun dengan cepat mengusir para pria didalam untuk pergi keluar dari apartement tak terkecuali pacarnya sendiri.

Setelah teman-teman mereka pergi, akhirnya kini Ruby dan kedua sejoli kembar itu duduk berhadapan dengan suasana yang sedikit canggung, bahkan beberapa kali gadis itu terbatuk karena bau asap rokok yang kuat.

"Dari mana kamu mendapat foto ini? Dari mana asalmu?" Tanya Rey dengan wajah serius.

"Aku berasal dari Solo, dan selama ini aku di adopsi oleh teman bunda sejak aku bayi," Ruby menjeda perkataannya sejenak dan menghela nafas.

"Baru-baru ini tepat saat aku lulus SMP, sebelum teman bunda meninggal, dia menyerahkan foto itu dan berkata kepadaku kalau aku sebenarnya masih memiliki keluarga di Jakarta, maka dari itu aku mencari kalian."

Rey dan Raymond kini saling berpandangan setelah mendengar penjelasan Ruby. Hingga beberapa saat Raymond memutuskan untuk menelfon sang ayah dan menyalakan loud speaker ponselnya agar dapat terdengar oleh Rey dan Ruby

"Halo ayah?" ucap Raymon kepada orang di sebrang sana

"Ada apa? Aku masih bekerja," jawab seorang pria yang di telfon dengan lugas

"Oke aku langsung intinya aja, apakah kau punya anak lagi sebelum penceraian pertamamu?"

"Ngomong apa kamu, mengurus kalian aja sudah sangat sulit, mana mau aku punya anak lagi."

"Sekarang baru saja ada gadis yang mengaku sebagai adik kandung kita, dia juga memiliki foto keluarga kita, apa kau yakin ibu kami tidak mengandung lagi?"

"Mungkin dia anak dari selingkuhannya, sudahlah aku tutup dulu, aku sibuk."

Seketika telfon itu langsung dimatikan oleh sang ayah. Beberapa detik hening kembali menerpa mereka sebelum Rey kembali membuka percakapan saat melihat wajah gadis itu yang memelas.

"Bukannya kita menolak, tapi..."

"Sebaiknya kau keluar dari sini," potong Raymond yang membuat Rey menatap tajam kearah nya.

"Aku tidak tahu apakah kamu bicara jujur atau tidak, tapi kami juga tidak ada waktu untuk merawatmu. Lihatlah, kami juga masih mahasiswa, uang jajan kami juga di potong oleh ayah dan kami juga belum punya sumber penghasilan, jadi sebaiknya kamu pergi." Jelas Raymond panjang lebar.

Our Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang