Pada pukul lima pagi tepatnya pada hari Minggu, ingin rasanya Raymond memukul mulut kembarannya ketika tiba-tiba Rey berteriak tepat di telinganya ketika dirinya sedang asyik berada di alam mimpi sembari memeluk bantal bergambar anime sailor moon.
"AYOKK BANGUN KITA LARI PAGI!!!"
"Ah, berisik!! Gue mau tidur, masih mual," omel Raymond yang sudah terlelap dari kemarin sore semejak ia mabuk dan menangis dihadapan sang kakak.
Namun Rey tidak menyerah, dia pun langsung menarik selimut kembarannya itu dengan paksa dan....
Cuu~
"Bangun Dedek."
"ANJIR YA LU, JIJIK BANGET ASTAGAA!!!" Teriak Raymond histeris saat mendapat kecupan di dahinya, ia pun lantas beranjak duduk dan mengelap dengan keras bekas ciuman Reynard.
"Makanya bangonnn, siap-siap jogging sono, gue mau bangunin Ruby."
Berbeda dengan cara ia membangunkan kembarannya, kini Rey masuk kekamar Ruby dengan berlahan-lahan. Kemudian, pemuda itu mendekati Ruby dan membuka selimutnya.
"Ruby bangun, kita jogging bareng."
"Gak mau, Ruby habis bergadang," ujar gadis bersurai hitam pekat itu sembari menutup kepalannya dengan selimut
Namun Rey tak kehabisan akal, ia pun lantas langsung naik ke atas kasur Ruby dan menggelitiki nya.
"HAHAHA, ABANG STOPP GELII!!! HAHAHA!"
Gadis itu terus menggeliat saat digelitiki sang kakak, namun Rey tak mempedulikan itu dan terus menggelitiki adik bungsunya hingga bangun.
"Iya iya, Ruby bangun hahahaha, STOP!!"
Dan disinilah mereka, melakukan jogging di sebuah pinggir danau tak jauh dari apartement.
Baru terhitung dua kali gadis itu mengelilingi danau, namun kini gadis itu sudah terlihat ngos-ngosan, bahkan ia kini memutuskan untuk duduk di atas rumput tanpa sepengetahuan kedua kakaknya yang masih asyik berlari didepan gadis itu.
Namun baru saja ia meluruskan kakinya, entah dari kapan tiba-tiba kedua kakaknya itu muncul dan menariknya berdiri untuk kembali berlari.
"Abang....Ruby Capek.... istirahat dulu kek."
"Ayo 2 putaran lagi, gak boleh istirahat sebelum itu!" Ujar Rey dengan tegas sembari menggandeng tangan kiri adik bungsunya yang sudah tak bertenaga.
"Dah ikutin aja perkataannya, mumpung orangnya lagi good mood," bisik Raymond kepada gadis itu hingga membuat Ruby mendesah malas.
Seusai dua putaran mereka lalui, kini ketiga bersaudara itu tengah duduk di depan pedagang kaki lima sambil memakan sosis yang baru saja mereka beli.
"Mulai hari ini dan seterusnya, kita akan jogging pagi, setiap hari."
Pernyataan Rey yang tiba-tiba itu sontak membuat kedua adiknya terkejut, bahkan kini Ruby tersedak sosis sampai punggungnya harus di tepuk-tepuk oleh Raymond.
"Kenapa? Spontan banget?" Tanya Ruby yang hendak menolak.
"Lo sakit lagi ya?" Tangan Raymond kini hendak menyentuh dahi kembarannya itu, namun dengan cepat Rey langsung menangkisnya.
"Apaan sih, gue sehat kok, Lo kali yamg sakit."
"Iya gue lama-lama bisa sakit gegara lihat tingkah lo yang makin aneh."
"Lebih aneh juga lu ah,"
"Elu!"
Lagi dan Lagi gadis bersuarai hitam itu masuk kembali ke dalam pertengkaran konyol kedua kakak nya. Hingga tiba-tiba ia menoleh kearah belakangnya saat merasa ada seseorang yang memperhatikannya dari kejauhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Life
Teen FictionRey dan Raymond merupakan saudara kembar non identik yang telah biasa merantau semejak ayahnya telah 2 kali bercerai di umur mereka yang masih belia. Hidup di dunia malam yang bebas, entah itu bercinta, mabuk-mabukan, kekerasan, sudah menjadi makan...