Gadis bersurai hitam pekat itu kini tak henti-hentinya tersenyum semejak pertama kali memasuki sekolah sebagai seorang siswa kelas dua. Bahkan sesekali dirinya menyapa satpam dan beberapa teman yang berlalu lalang tanpa kenal malu.
Entah kenapa semejak sang ibu memutuskan untuk tinggal bersama mereka beberapa beberapa bulan lagi dan sang ayah yang hatinya mulai luluh terhadap mereka membuat Ruby merasa semakin senang dan bersemangat.
Impian yang awalnya ia anggap mustahil berlahan kini menjadi nyata. Bahkan gadis itu sangat tidak sabar untuk merasakan melakukan banyak kegiatan bersama keluarganya secara utuh.
"Senyam senyum doang dari tadi kayak orang gila lo," ucap Laila sembari merangkul sahabatnya itu yang hendak memasuki kelas.
"Suka-suka gue doang, orang ini bibir gue," balas gadis itu dengan nada kesal yang di buat-buat.
"Eh btw lo lihat Athaya?" Tanyanya yang kemudian membuat Laila tersenyum jahil.
"Kenapa? Mentang-mentang kalian udah pacaran yee, jadinya nyari dia muluk,"
"Kenapa emang? Iri lo? Salah siapa jomblo."
"Asem ya lu!"
Ucap Laila yang langsung berusaha mengejar Ruby yang tiba-tiba berlari menghindari gelitikan dari sahabatnya.
Tawaan dan candaa terus memenuhi hidup Ruby selama seminggu ini. Seperti sekarang, ketika dirinya hendak menuju halte bis saat pulang sekolah, sebuah tangan yang terasa hangat tiba-tiba mengenggamnya hingga membuat gadis itu menoleh dan memberikan senyuman manis.
"Nge date yuk? Gue udah pesen 2 tiket bioskop." Ucap Athaya yang sedikit mengejutkan kekasih barunya itu.
"Sekarang juga? Tapi gue belum bilang ke abang-abang gue, kalau mereka cariin gimana?"
Mendengar itu membuat Athaya berdecak dan mengelus surai hitam pacarnya itu dengan gemas.
"Tinggal lo chat aja, gampang kan?"
"Kalo adek lo? Kan hari ini bukannya ada jadwal les?"
"Dia minta libur, dah yuk! keburu malem," ujar Athaya sembari menggenggam tangan Ruby dan berlari menuju Halte bis untuk ke gedung bioskop dengan senyuman di wajah mereka.
Tak seperti dugaan Ruby, Athaya terus tertidur sepanjang film hingga membuat Ruby gemas. Dengan iseng gadis itu pun berlahan mengambil pena di tasnya dan menggambar sesuatu di wajah pacarnya itu sembari tertawa pelan.
Namun sedetik kemudian, suara pesan masuk menginterupsinya hingga membuat ia harus menghentikan kegiatannya.
Bang Rey Ganteng
"Nanti pulang jam berapa? Abang sekalian mau beliin makan malam."
Ruby
"Gak usah, Ruby lagi maen sama temen sampe jam 9 malem, bang Rey sama bang Raymond makan berdua aja."
----
Di sebuah ruangan kantor dengan penuh kertas gambar berukuran besar yang berserakan, seorang pemuda kini terlihat sedikit mengernyit seusai membaca balasan adik bungsunya itu. Dirinya tak habis pikir karena baru kali ini sang adik pulang semalam itu karena bermain dengan teman-temannya.
"Udah besar juga dia," guman Rey sembari terkekeh membaca ketikan adiknya itu.
Tak lama kemudian, dua orang pria paruh baya masuk kedalam ruangan Rey secara tiba-tiba, sontak pemuda itu pun langsung mengambil sikap dan tersenyum kepada mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Life
Fiksi RemajaRey dan Raymond merupakan saudara kembar non identik yang telah biasa merantau semejak ayahnya telah 2 kali bercerai di umur mereka yang masih belia. Hidup di dunia malam yang bebas, entah itu bercinta, mabuk-mabukan, kekerasan, sudah menjadi makan...