01 : The Man in Black

972 72 37
                                    

Pingxie Fanfiction
Written by Shenshen_88

Disclaimer
Place and event in this story are fictional.

Character belong to Kennedy Xu

🦋🦋🦋

Zhongsan, musim panas 2020

Ketika seseorang akhirnya kembali ke kampung halamannya yang lama ditinggalkan, ia akan mendapati bukanlah rumah lama yang dia rindukan, tetapi masa kecilnya.

Ketika Wu Xie  tiba di rumah kakek, hal pertama yang dia rasakan adalah keheningan menakutkan yang menyelimuti, dan udara dingin kota pegunungan di sisi selatan Zhongsan. Tubuhnya menggigil meskipun matahari sudah tinggi di langit. Dia telah mengemudi berjam-jam untuk menuju sebuah rumah yang hampir terlupakan selama lebih dari satu dekade. Wu Xie sempat berpikir untuk berbalik dan meninggalkan jejak masa lalu. Namun ia kembali teringat pesan dari Wu Sangxing untuk mencari tanaman rumput biru yang sangat dibutuhkan untuk mengobati penyakit aneh yang menimpa Paman Kedua-nya sejak tiga bulan yang lalu.

Selain itu, ia tidak tahan untuk tidak mengunjungi kembali rumah masa kecil yang telah lama dia tinggalkan, di mana setiap sudut halaman, tanaman liar, dan bunga-bunga seakan melambai padanya untuk menceritakan kisah panjang penuh kesunyian.

Wu Manor adalah sebutannya bagi rumah besar dan tua warisan sang kakek dari pihak ayah, yang pernah dia tinggali hingga usianya tujuh tahun, kemudian dia tinggalkan selama hampir lima belas tahun karena orang tuanya pindah dan menetap di pusat kota Hangzhou. Meskipun tua dan kuno, Wu Manor  akan selalu menjadi rumah kenangan dalam hatinya.

Dia berlama-lama menatap rumah itu, mengingat banyak kepingan momen dari masa kecil yang jauh. Selain misi mencari rumput biru, ia  punya tujuan lain atas kedatangannya. Menempuh perjalanan panjang dan berslalom di jalanan curam perbukitan, dia merasa bukan semata-mata pulang, tetapi menjalankan misi pencarian. Pemandangan dari tempat ini luar biasa indah dan bisa menjadi obat ajaib bagi yang lelah, atau tujuan romantis bagi jiwa yang putus asa. Dia bertanya-tanya apakah setelah sekian lama, masih ada orang yang tinggal di sana. Apakah Paman Li, pelayan setia mendiang kakeknya masih bersedia merawatnya sesekali.

Aroma pekat masa lalu dari tanah berumput yang lembab menyengat hidungnya saat Wu Xie akhirnya berjalan melintasi jalur setapak berbatu putih melintasi halaman, di antara semak bunga, menuju pintu depan. Pintunya tidak terkunci dengan benar dan terbuka perlahan saat dia mulai memegang knob pintu dan mendorongnya. Gema suara hatinya seolah memantul bersamaan langkah menjejak lantai dan ketukan sepatunya mengoyak keheningan mengerikan dalam rumah besar itu.

Wu Xie  berdiri di tengah ruangan dan memanggil, "Halo? Paman Li? Apakah kau di sini?"

Dia melihat sekelilingnya, dan apa yang dia lihat tidak seperti yang dibayangkan. Awalnya dia berpikir akan menemui ruangan berdebu tetapi begitu ia masuk, perabotan masih lengkap dan bersih, masih ada satu set sofa lama dan meja serta beberapa lukisan di dinding. Dia tidak mendengar apa-apa tapi mencium aroma roti panggang di antara aroma kayu tua. Matanya lambat untuk menyesuaikan diri dengan keremangan. Dia menimbang apakah harus mengintip ke dalam dapur, dan akhirnya berbalik untuk menuju ke sana ketika seorang pria tua berjalan keluar dari lorong remang-remang. Rambut kelabunya bersinar keperakan ditimpa cahaya matahari dari jendela.

"Paman Li?" Wu Xie menyapa.

Pria tua itu memiringkan kepalanya ke satu sisi, menatap wajah tampan yang berusaha ia kenali. Bagaimanapun Wu Xie bukan lagi seorang anak kecil yang dulu diasuhnya. Namun satu panggilan dari Wu Sangxing telah membantunya menjernihkan ingatan. Dia tersenyum kemudian bergumam perlahan, "Ah, kau Wu Xie. Selamat pulang kembali, Nak."

In The Light of The Moon (Pingxie) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang