07 : Best Friend

229 29 8
                                    

Awalnya Wu Xie tidak yakin dengan penglihatannya sendiri. Diangkatnya album foto itu lebih dekat, agar ia bisa melihat dengan jelas. Tulisan itu tidak berubah, dia tidak salah lihat.

"Ayah angkatmu hidup di tahun 1921?"

Dengan tatapan kosong, ia menoleh ke arah Xiao ge. Menurut perhitungannya, usia Xiao ge seharusnya lebih tua dari paman kedua maupun ketiga. Tapi sosok itu masih muda, ada di sampingnya, begitu dekat dan nyata.

"Ini ... ini tidak mungkin," bisiknya lemas, tanpa bisa dihindari sebagian tubuhnya dirayapi hawa dingin.

"Kau datang dari masa lalu?" Suaranya terbata-bata.

Efek dramatis meningkat kala Xiao ge menjawab dengan senyuman penuh kesedihan.

"Entahlah, sepertinya aku terjebak. Wu Xie, maukah kau menolongku?"

Wu Xie teringat beberapa buku yang pernah dia baca, dan teringat bahwa seseorang menulis tentang dunia alternatif. Dunia yang ada di dimensi lain. Namun ia tak pernah memikirkannya, dan tak pernah bermimpi terlibat hal-hal absurd semacam itu. Dia hidup di masa sekarang, tidak di masa lalu, atau di masa depan. Semuanya adalah zona waktu yang terpisahkan.

Akan tetapi ...

Ditatapnya wajah Xiao ge sekali lagi, lama, penuh perasaan. Mengelus tepi wajahnya dengan ujung jemari. Suara-suara dari dalam dirinya memperingatkan bahwa ia harus berhati-hati. Namun kehampaan yang terpancar dalam sorot mata di hadapannya memberikan pengaruh yang luar biasa, menghempaskan akal sehatnya. Tanpa sadar ia mengangguk.

"Ya,tentu saja. Aku bersedia melakukan apa pun." Dengan kata-kata itu muncul perasaan tertekan di udara, seolah-olah sesuatu yang besar telah mengalihkan perhatiannya ke arahnya.

"Aku senang mendengarnya. Namun, aku masih tidak paham bagaimana caranya. Mungkin kau harus melangkah masuk ke dalam duniaku."

Itu terdengar berbahaya, nalurinya kembali memperingatkan.
"Aku bersedia," Wu Xie menjawab tanpa pikir panjang. Perasaan tertekan semakin tumbuh, dan dengan itu perasaan bergerak, dan ia memiliki pikiran yang aneh, sebuah gambaran.

Bayangan rumah tua ditumbuhi sulur-sulur gelap seperti tanaman merambat, tumbuh melalui papan lantai, di balik dinding, berputar dan mencengkeram. Tumbuh di sekitarnya.

"Akan kulakukan bagaimanapun caranya," ia berkata lagi, kata-kata itu sulit dikeluarkan melalui ketebalan udara. Dia merasa transparan, seolah tidak ada penghalang lagi antara dia dan Xiao ge. Dia mengulurkan tangan untuk mengelus wajah manis itu, menatapnya penuh arti.

"Aku berjanji .... "

Keduanya berpelukan untuk beberapa lama. Wu Xie masih bisa menghirup aroma mistis dari tubuh si pemuda sebelum kegelapan perlahan-lahan menelan hati dan pikirannya.

🦋🦋🦋

Ketika Paman Li kembali menyeretnya di pagi buta dari teras rumah tua, Wu Xie memiliki alasan yang dia anggap masuk akal.

"Aku mengalami tidur berjalan, Paman," ujarnya sia-sia dengan langkah terseok-seok mengikuti langkah si pelayan.

"Jangan mengoceh! Siapa yang coba kau bohongi? Aku tahu dengan jelas kau tidak memiliki gangguan tidur memalukan semacam itu."

Suasana begitu hening di pagi yang gelap hingga Wu Xie khawatir omelan Paman Li akan membangunkan penghuni rumah yang lainnya.

"Nah, apa alasan yang lebih masuk akal dari itu? Aku bahkan tidak ingat kapan aku pindah tempat." Wu Xie mencoba berbohong dengan meyakinkan, sangat bersikeras bahwa ia mengalami tidur berjalan hingga ia sendiri pun nyaris mempercayainya.

In The Light of The Moon (Pingxie) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang