Meet and Miss ✓

36 - SENA

"Sen! Sena! Jangan meren sen! Tahan bentar lagi Sen!"

"Sena lo harus bertahan!"

Suara-suara yang terdengar sama itu bergema di sepanjang koridor rumah sakit. Diiringi suara roda berputar yang mengantar Sena ke ICU.

"Maaf, mohon tunggu di sini," titah suster sebelum nutup pintu pas di depan mereka.

Hanif tutup matanya dengan kedua tangan, wajahnya udah dibanjiri air mata sejak pertama kali dia lihat tubuh lemas Sena yang tergeletak di jalan.

"Bang, lo harus tahan.." gumam Jeka. Cowok itu duduk di kursi tunggu di sana diikuti kelima cowok lainnya.

"Han, udah, Bang Sena pasti bertahan kok, dia kuat. Gayanya doang suka pink, sebenernya dia kuat kok," kata Teo mencoba nenangin Hanif. hanif cuma ngangguk pelan dan nunduk.

FLASHBACK...

"Gua pengen ayam geprek dah, berenti dulu yak depan sana lapeerrr."

"Laper mulu jing, barusan makan lu perasaan."

"Barusan kapan anjing, itu dua jam yang lalu!"

Sena cuma ketawa doang dengerin perdebatan antara Hanif dan Ajun. Sementara Jeka, Teo, dan Gio lagi asik live menyapa penggemar.

Sekarang ini mereka lagi ada di dalem mobil. Di tengah jalan padat yang lagi lampu merah. Posisi mereka seperti biasa, di depan ada Sena yang nyetir dan Hanif di sampingnya, di tengah ada Teo, Gio dan Jeka, sementara di belakang Ajun sendiri-sengaja soalnya suka tidur, tapi kali ini dia lagi gitaran sih.

"Geprek biasa, Han?" Tanya Sena. Hanif ngangguk heboh, Sena cuma bisa ketawa. Akhirnya setelah lampu hijau lagi, mobil mereka kembali melaju dan berhenti di parkiran Minimarket.

"Heh harus bayar anjir parkirnya," cerocos Teo sambil nyembulin kepalanya keluar. Baca tulisan yang tertera di sana.

"Tinggal bayar apa susahnya!" Seru Ajun. Sensi banget emang.

"Tapi ngapa parkir di sini dah Bang, jauh banget anjir kudu nyebrang!" Protes Hanif ke Sena. Sena lepasin seatbeltnya dan noleh.

"Sekalian istirahat dulu lah, capek gue nyetir mulu kagak gantian." Sena mijit pelan lengan kirinya. Terus ngedengus liat muka sedih Hanif. "yaelah Han, yaudah biar gua aja yang nyebrang lo ikut live aja sana."

Hanif seketika sumringah denger itu. Sementara Jeka ngernyitin dahi.

"Bareng-bareng aja kali makannya di sana. Kalo di bawa kesini makannya di mana?"

"Ya di mobil lah," sahut Gio. Jeka gak jawab lagi, yaudalah ya.

"Iye, di sini aja. Kayaknya penuh juga tuh gak bakal kebagian duduk," kata Sena sambil micingin matanya.

"Lah terus lo lama dong bang ngantri?" tanya Teo.

Sena noleh. "Iya gapapa dah, pegel gue duduk mulu. Lumayan regangin otot."

"Gapapa nih?" tanya Teo lagi.

"Gapapaa, dah santai aja. Yang beli ayam geprek gua aja sendiri. Jadi terserah gua porsi kalian nantinya sesehat apa." Sena ketawa pelan.

"Gapapa Bang gue juga lagi ngegym nih," sahut Jeka senyum kelinci.

"Ayam geprek sesehat apa sih emangnya," sahut Ajun sangsi.

Sena ngangguk-ngangguk, kemudian keluar dari mobil dan jalan buat nyebrang. Lalu lintas ga begitu padat mengingat sekarang ini masih siang hari. Jadi Sena santai aja tuh waktu diberi waktu buat nyebrang.

Sesantai itu sampe agak sedikit goyang-goyang ngapalin dance tiktok. Anak Bangtan di mobil ga ada satu pun yang merhatiin karena toh yaudalah mau ngapain juga namanya juga Sena.