اَللّـٰـهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَـيَّدِنَا مُحَمَّدٍ♡
Jangan lupa vote sama komentarnya yaa!
Happy reading
***
Lomba hari ini berlangsung dengan sangat baik dan meriah. Para OSIS bekerja sama membuat acara ini terkesan megah. Katanya semalaman mereka menginap di sekolah demi membuat panggung dan juga tenda di lapangan sekolah. Dibantu juga oleh beberapa warga yang tinggal di sekitar pesantren.
Kerja mereka patut diacungi jempol. Lihatlah, sekarang lapangan tak hanya dipenuhi oleh warga sekolah. Sebagian warga kampung juga ada yang datang untuk melihat kegiatan lomba ini. Termasuk orangtua siswa juga. Aku tidak excpect bakal semegah ini acaranya.
Lomba fashion show dan tarian yang dibawakan oleh siswi baru saja selesai. Dan kini saatnya lomba hadroh antar kelas. Pesertanya terdiri dari tiga tim, yaitu tim kelas X, XI dan XII. Mungkin ditambah satu tim lagi yaitu tim khusus dari anggota OSIS. Yang menjadi juri untuk lomba hadroh ini, selain dua orang guru sekolah, ada juga satu orang guru dari pesantren, dan dua anggota OSIS putra.
Selama lomba hadroh berlangsung, aku dan teman satu kelompokku sedang berdiskusi mengenai beberapa orang yang menjadi pemenang lomba. Pengumuman untuk pembagian hadiah akan dilaksanakan setelah upacara 17 Agustus nanti. Kami juga sudah menyiapkan hadiah-hadiah untuk para pemenang dan akan dibungkus setalah acara ini selesai.
"Semangat yaa semuanya, hari ini kita full cape," ungkap Nadia.
"Iyaa, wayahna nya. Demi kelancaran acara ini juga," sambung Indah.
"Asiapp, Kak. Menurutku ini acaranya udah wow banget loh. Gak excpect bakal meriah banget kayak gini," sahut Ajun.
"Asli siih, sebelumnya gak semeriah ini. Soalnya anak-anaknya pada acuh banget." Risti menimpali.
"Oh, iya yang menilai kreativitas kelas udah dapet pemenangnya?" Nadia melirik anggota OSIS putri yang berada di ruang OSIS.
"Kandidatnya udah ada sih, Kak. Udah aku dokumentasiin juga, tinggal kita minta pendapat guru-guru aja," jawab Acha.
"Ini hasil dokumentasinya ada di HP Feli," lanjut Acha sambil memberikan benda pipih milik temannya yang dari luar pesantren.
"Coba dikirim ke aku ya," pinta Nadia.
"Oke, nomernya save dulu aja di situ, Kak," sahut Feli.
Nadia mengangguk dan mengetikkan nomornya di ponsel Feli. Kemudian Feli mengirimkan hasil dokumentasi kreativitas seluruh kelas di MA Al-Asy'ari. Aku ikut melihat hasil kreasi anak-anak di setiap kelas. Dan hasilnya pun bagus-bagus. Jadi bingung mau pilih yang mana hehe.
Beberapa saat kemudian, suara gema dari pemain hadroh yang tampil membuatku penasaran. Suara darbukanya terdengar jelas. Sepertinya yang memainkan alat tersebut sudah sangat lihai. Aku jadi kepo, siapa yang memainkannya ya? Karena sejak dulu jika melihat pemain hadroh, kalau tidak vokalis, aku pasti memperhatikan pemain darbuka.
"Ini siapa yang main darbuka? Kayak yang udah pandai gitu mainnya. Sampai bergema, menusuk hati dan menembus jantung hehe," ceplosku asal.
"Ini yang main pasti Harun, Kak. Dia itu emang udah pandai banget main darbuka. Mau liat dia tampil?" Oliv membuka suara. Dari raut wajahnya terlihat jika dia sangat antusias untuk menyaksikan penampilan Harun.
"Oh, ehmm boleh-boleh. Yuk!" Aku menyetujui usulnya saja. Karena aku pun penasaran. Aku tidak pernah tahu jika siswa tengil itu pandai main darbuka.
Aku dan Oliv berjalan beriringan menuju ke lapangan. Sebagian anggota OSIS yang sudah berdiskusi pun keluar kembali untuk membantu OSIS yang sedang bekerja. Di lapangan, aku dan Oliv diam tepat di samping panggung. Saat itu yang tengah tampil adalah tim hadroh dari kelas XI.

KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Bersamamu (END)
Fiksi Remaja⚠️Wajib follow sebelum baca ⚠️ Jangan lupa tinggalkan jejak, minimal vote *** "Senja selalu membuatku terus menyukainya. Karena dia selalu memberiku kehangatan dan ketenangan di saat dunia memberiku banyak masalah." - Harun Arrasyid - "Jika aku buk...