2. Kelulusan di Pesantren

1 0 0
                                    

"Kebahagiaanku terbesarku adalah bisa melihat kembali keluarga kandungku."

(Kevin)

.
.
.
.
.
.
.

Jangan lupa vote ya!

🍉🍉🍉

.
.
.
.
.
.
.





Pagi hari yang cerah...

Hanan bersiap-siap pergi ke pesantren karena hari ini adalah hari kelulusan bagi kelas 3 Ulya (Setingkatan dengan kelas 3 SMA/Madrasah Aliyah). Sedangkan istri dan anaknya tidak ikut karena acara kelulusan hanya untuk putra/laki-laki. Untuk kelulusan putri/perempuan akan diadakan besok hari, jadi boleh bagi Raisa dan Aisha datang ke sana.

Kini Hanan sudah berada di teras rumah bersama dengan kedua perempuan yang sangat dicintainya, yaitu Raisa dan Aisha. Mereka ingin memberangkatkan Hanan.

"Abi mungkin agak terlambat pulangnya karena mau beresin bekas acara sebentar," ujar Hanan kepada istrinya dan putrinya.

"Iya Abi, enggak papa." balas Raisa mengangguk.

"Yaudah, udah jam 8 nih, Abi berangkat dulu ya," kata Hanan setelah melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 8:03. Dia beralih mengusap kepada istrinya dan mencium kening Raisa. Kemudian Raisa yang mencium punggung tangannya. Begitu juga dengan Aisha yang juga mencium punggung tangannya dan dibalas kecupan di keningnya.

"Abi hati-hati di jalannya, jangan ngebut." pesan Aisha. Abinya itu sudah duduk di atas sepeda motor, siap untuk berangkat.

"Iya Sayang. Assalamu'alaikum," ucap Hanan dan melajukan kendaraannya.

"Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh." balas Raisa dan Aisha.

"Yuk, Sayang, kita masuk," ajak Raisa seraya mengusap kepala putrinya.

Aisha mengangguk, kemudian dia dan Raisa pun masuk ke dalam rumah. Tidak lupa menutup pintu rumah dan menguncinya. Takut kalau ada orang yang berniat jahat, sedangkan mereka hanya berduaan di rumah.

"Alhamdulillah, bentar lagi kamu juga bakalan lulus, Sayang." kata Raisa tersenyum mengingatnya.

Aisha sekarang masih kelas 12 MA, dan dalam beberapa pekan ke depan dia akan lulus. Aisha adalah putri dari seorang pengelola pesantren. Dia pernah bersekolah di pesantren tersebut selama 9 tahun kemudian melanjutkannya di MA.

"Iya, Mi. Aisha juga enggak nyangka udah mau lulus aja. Padahal rasanya baru kemarin masih kelas 10, eh udah di ujung aja." ujar Aisha tersenyum.

"Kamu mau nyambung ke mana? Kuliah atau gimana? Umi setuju apapun yang kamu pilih, Sayang." ujar Raisa.

"Pengen kuliah, Mi. Tapi, yang dekat-dekat aja. Biar enggak nge-kost atau nge-asrama gitu. Jadi, bisa pulang ke rumah deh." ujar Aisha diakhiri dengan cengirannya. Dia bukanlah sosok anak yang teringin jauh dari kedua orang tuanya. Dia adalah anak manja yang selalu ingin bersama dengan orang tuanya.

"Yaudah di Universitas Darussalam aja, Sayang. Kan dekat tuh, cuman setengah jam aja sampe." ujar Raisa mengusulkan.

"Aisha juga maunya di sana, Mi. Tapi, beneran Umi sama abi izinin Aisha kuliah?" tanya Aisha memastikan.

"Iya Sayang. Umi izinin kok kamu kuliah, asalkan kamu benar-benar ingin melanjutkan pendidikan kamu itu. Soal uangnya, kamu jangan pikirkan. Insya Allah kalau niat kita benar-benar ingin nuntut ilmu, Allah pasti akan mempermudah segalanya. Kamu jangan khawatir, Sayang." ucap Raisa sembari membelai kepala Aisha dengan sayang.

Jawaban Do'aku (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang