Lorong

9 5 1
                                    

Pelajaran pertama selesai bel istirahat berbunyi dan siswa-siswi berlarian keluar dari kelas. Yang lain ke kantin, ada yang ke perpustakaan, ada yang pergi ke toilet ada yang duduk diam di kelas sembari melihat teman yang lain.

"Yang lain mana?" Tanya Berto pada teman satu gengnya

"Tempat biasa abang" jawab Agus

"Kasi tau yang lain buat ngikut" ujar Berto

"Okedeh" sambung Agus

Berto kemudian berjalan dan beberapa teman pun mengekorinya.
Agus si anak kelas XI adalah orang kepercayaan Berto, dia selalu membantu dan mengikuti apa kata Berto karena dulu ketika dia kabur dari kampung halamannya di Papua dan merantau ke Jakarta Berto pernah menyelamatkan nyawanya yang hampir di keroyok massa karena mencuri roti untuk dimakan. Ia mengganggap Berto bukan sekedar sahabat tapi keluarganya. Agus yang sedari tadi mencari temannya yang lain untuk berkumpul di markas mereka tiba-tiba melihat Siska tetangganya di rumah juga bersekolah disitu.

"Hai sis ko juga sekolah disini kah" tanya Agus

"Gak! Udah liat aku disini tapi kamu masih nanya" cetus Siska

"Ee Iyo kah? sa cuma tanya tapi ko jawab macam mau makan saya saja" sambung Agus

"Ih apaan sih, ganggu aja. Sana pergii" kata Siska dengan ekspresi tidak peduli

"Ko sombong sekali ee" ujar Agus

"Ya udah pergi sana,,," sekali lagi Siska mengusir Agus

"Yo sudah, perempuan macam ko tu kalau di Papua su tida ada kawan lai, laki-laki yang mau suka ko Ju tida ada"

"Bukan urusan lo,, weee(menjulurkan lidah)"

Agus pun berjalan dengan emosi sambil mengumpat Siska dalam hatinya 'perempuan macam de tu sa tida akan suka , sombong sekali mo'. Tidak jauh dari situ Agus bertemu teman-teman yang dari tadi ia cari. Ia membisikan sesuatu di telinga mereka, teman-teman pung mengangguk-angguk dan mereka berlalu dari tempat itu.
Di lorong banyak siswa-siswi sedang berkumpul seolah sedang mempersiapkan sesuatu, ada juga siswa yang baru datang dengan membawa beberapa balok dan juga Palu. Sementara yang lain sibuk di lorong yang gelap itu ada dua siswa datang dengan membawa dus besar yang entah apa isi di dalamnya, dari belakang dua orang mencurigakan diam-diam mengikut dan terlihat di tangan mereka membawa sepasang korek api dan pemantik.
Melihat mereka Agus berbisik pada teman disebelahnya, kemudian temannya mengangguk dan pergi.

...

"Kalian liat Dea gak?" Seorang siswa bertanya pada anak kelas X MIPA A

"Dea lagi rayain ulang tahunnya di kantin depan" jawab seorang siswi

"Oke thanks" jawabnya kemudian berlari keluar kelas ada menuju kantin. Sesampainya di sana ternyata banyak siswa-siswi sedang menikmati cemilan sembari merayakan ulang tahun Dea.

"Dea!!" Panggil siswa tadi

Semua yang mendengar kemudian menengok dan melihat laki-laki yang meneriaki nama Dea. Dea yang berada di kerumunanpun keluar dan berdiri di paling depan. Kemudian siswa tadi mendekat dan berkata

"Lo di tunggu sama anak-anak di Lorong dan jangan sampai gak datang"

Setelah ia berkata dan tanpa mendengar jawaban dari Dea diapun pergi. Semua orang saling bertukar pandangan dengan tegang.

"Dea,, jangan" kata seorang temannya

"Lorong.. tempat itu serem banget Dea"
"Siapa sih orang gila yang ngajak lo ketemu di lorong"
"Dia gak tau ini hari ulang tahunnya Dea" dan teman yang lainpun ikut menimpali.

"Sinta ikut gue yuk" ajak Dea pada sahabatnya

"Kali ini gak deh, gue takut soalnya"

"Apaan sih kalian, itu cuman lorong loh" ujar Dea kemudian ia pergi ke lorong.

Sesampainya di ujung lorong yang gelap ia melangkah dengan sedikit keraguan ditambah keheningan membuat suasana semakin kaku ia memegang pintu gerbang lorong. Dengan hati-hati dia masuk dan ingin melangkah maju

Dorrrrr, doorrr, doorrerrrr
Pummm puummmm
Dooorrrrr, dooorrrrr

Lampu Lorong tiba-tiba menyala, petasan dan kembang api menyambut langkah Dea balon-balon di pecahkan dan banyak suara riuh menyanyikan lagu ulang tahun.
Dea yang kaget dengan perasaan bercampur aduk hanya menutup mulut dan air mata yang berkata-kata.
Bagaimana tidak? Dia tidak pernah mendapat kejutan sebagus dan semeriah ini. Namun dia bertanya-tanya dalam benaknya 'ini mimpi, gue kan anak baru kenapa yang ada disini banyak kakak kelas ya?'

Kemudian dua orang siswa mendorong dus besar kedepannya Dea berjalan ke depan dan berhenti tepat didepan dus itu.
Siswa yang berada diujung menarik pita dan dus pun terbuka.
Dea sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya, mobil Brio biru ada tepat dihadapannya dua orang datang berlutut dan memberikan dia kunci mobil.

"Woii Dea tarik dong pitanya" teriak Siska sahabatnya itu.

Ternyata Dea hanya berkhayal, ia baru sadar ternyata sahabat dan teman lain yang berada di kantin tadi ada juga disini.

"Jangan kebanyakan mikir dong Dea buka hadiahnya" perintah Siska

Dea menarik pita dan dus terbuka

"Happy birthday Dea, i love you. lo mau gak jadi pacar gue" kata Berto

Memungut Serpihan LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang