3;

522 46 0
                                    

V
O
T
E

A
N
D

K
O
M
E
N

Jan lupa follow me!

Komen woy komen and vote tinggal pencet tuh bintang 👀

.
.
.

"Apa yang sudah kau lihat, sayang?"

Lio menegang.

Kemudian sensasi aneh dia rasakan di lehernya.

Seperti ada benda lunak dan basah yang menyapu di lehernya.

Sesaat kemudian Lio tahu,bahwa saat ini remaja itu sedang menjilat lehernya.

Dasar orang gila cabul.

Lio melepas pelukan itu dengan kasar, membalikkan badannya dan menatap tajam Arkan.

Arkan yang melihat keberanian Lio pun hanya bisa tersenyum tipis. Dengan pergerakan cepat,Arkan menghimpit Lio ke dinding.

"Kita bertemu lagi,manis." Ucap Arkan sambil mengusap pipi Lio.

Lio langsung memalingkan wajahnya. Berusaha menghindar dari sentuhan Arkan.

Lelaki manis itu berusaha melepaskan diri dari kukungan Arkan.

"Kau mau kabur kemana,sayang?"

Lio menelan ludahnya gugup saat tangan remaja itu mengusap lehernya sensual.

Lio menepis tangan itu dengan kasar,hendak menampar pemuda di depannya ini. Tapi sayangnya,tangannya sudah lebih dulu dicekal dengan kuat dan itu membuat Lio sedikit mengeluarkan ringisan.

"Kau sangat pemberani rupanya,bagaimana kalau aku membunuhmu di sini?" Tanya Arkan.

"Bunuh saja aku jika kau mau,lagi pula aku sudah lelah menjalani kehidupan."

Tapi jauh dari lubuk hatinya,Lio berdoa agar Arkan tidak benar-benar membunuhnya. Walaupun sudah lelah dengan hidup,dia ini masih sayang nyawa dan dia belum membahagiakan orang tuanya di atas sana.

Mendengar jawaban itu,Arkan tertawa dengan keras.

"Aku berubah pikiran,kau terlalu manis untuk ku bunuh."

Memeluk pinggang Lio agar lebih dekat dengannya.

"Mulai sekarang,kau adalah milikku."

"Dan satu lagi,jangan pernah mencoba kabur dariku karena itu akan percuma,aku selalu bisa menemukanmu di mana pun kau berada."

"Ikut denganku."

Arkan menarik pergelangan tangan Lio secara paksa ke mobilnya.

"Tidak mau."

Awalnya Lio memberontak,tapi lama-lama dia terdiam karena dia tahu bahwa tak ada satu orang pun yang perduli padanya.

"Kau mau membawaku kemana?"

Arkan tidak menjawab,ia masih fokus menyetir. Kini di mobil Arkan, keheningan menyelimuti mereka. Hingga mobil Arkan berhenti di apartemen milik Lio.

.
.
.
.
.

Arkana Devandra.

Seorang mahasiswa dari universitas elite.

Anak dari Donatur terbesar di universitas itu.

Sekaligus anak dari pebisnis sukses yang terkenal baik dalam negeri maupun luar negeri.

Dikampus pun,Arkan sangat terkenal akan ketampanan dan kekayaannya.

Namun meskipun begitu,tidak ada satupun perempuan yang berhasil menarik perhatiannya dan membuatnya jatuh hati.

Ah ada,tapi itu bukan perempuan.

Melainkan seorang laki-laki.

Siapa lagi bukan, Emilio Pradipta.

Seorang pemuda yang menurutnya sangat manis dan mempesona.

Malam menjelang pagi,seperti biasa. Arkan akan pergi berkuliah.

Tapi kali ini dia tidak sendiri,karena ada Azka yang menemaninya.
Azka Wiliam. Anak dari Teo Wiliam dan Griselda Winata. Yakni sahabat dari orangtuanya Matthew Sayersz Devandra dan Layla gryselyn.

Mereka berdua segera pergi menuju kampus,karena sebentar lagi kelas Arkan akan dimulai,dan Azka juga berangkat pagi lantaran ini merupakan hari pertamanya berkuliah di kampus Arkan.

Dan tak lama setelah itu,Meraka pun tiba di kampus.

Lalu seperti biasa juga,banyak pasang mata yang menatap ke arah Arkan. Mencintai untuk mencuri perhatiannya. Karena semua orang tahu,bahwa Arkan merupakan anak dari Matthew Sayersz Devandra. Bahkan mendengar nama itu diucapkan dari mulut orang lain mereka langsung tahu kalau Arkan merupakan keluarga dari Devandra dan anak dari Matthew.

Pria itu yang memiliki kekayaan tidak terbatas. Sekaligus pemilik dari universitas ini.

Jadi tak heran jika banyak wanita-wanita yang mengejarnya.

Apalagi sekarang Arkan tengah bersama Azka. Yang tentunya ketampanan Azka tidak kalah darinya.

Sontak hal itu pun membuat para wanita semakin memekik heboh saat melihat mereka berdua.

"Kenapa mereka semua menatap kita?"

"Karena aku tampan."

Azka berdecih.

Apa hubungannya coba? Gak nyambung banget.

Lalu mereka kembali berjalan tanpa memperdulikan tatapan lapar dari para wanita yang ada disana. Tapi tiba-tiba saja Arkan menghentikan langkahnya dan terlihat tengah menahan amarah.

Sontak Azka pun menghentikan juga dan mengikuti arah pandangan Arkan.

Dan ternyata temannya itu tengah menatap seorang pemuda cantik yang tengah bersama dengan seorang laki-laki di kantin.

"Brengsek." Umpatan dari Arkan pun mengalihkan perhatian Azka dari pemuda tadi.

Yang sudah jelas itu adalah Lio.

.
.
.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

TBC

Lanjut gak?
JANGAN LUPA KOMEN DAN VOTE

Psychopat Boyfriend : newjur Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang