Gold and Silver [2]
[Bertemu untuk sekian kalinya]•
•"Aku tanya siapa kau."
Itu seorang pria, tubuhnya kerdil. Kulit nya matang kemerahan. Jengot dan kumis tebal berwarna coklat. Matanya menyipit penuh selidik, kerutan di dahi nya menambah usianya.
Ditengah ruangan bak oven yang dipanaskan dengan lava. Teon dan Dwarf itu berhadapan.
"Kukatakan sekali lagi siapa kau!" Nada nya membentak. Urat-urat kecil diwajah nya menonjol seketika.
Teon mengedikkan bahu. Berjalan beberapa langkah, mempersempit jarak antara ia dan Edward. Tersenyum. "Pelanggan tentu saja, siapa lagi."
Edward menambah lipatan diwajahnya. Ekspresi nya mengatakan bahwa ia tidak percaya dengan bocah aneh di hadapan nya. Lagi-lagi Teon merasa sedikit risih, mendapatkan pandangan lawan bicara nya tengah mengamati penampilan nya.
Teon pikir itu normal. Orang gila macam apa yang akan percaya dengan pemuda gila, aneh, dan asing seperti Teon?
Ketika datang, menawarkan pekerjaan pencabut nyawa pada Carlos. Ketika datang, mengatakan ingin menjadi pelanggan disebuah bengkel busuk milik Edward.
Bukankah itu mencurigakan? Bisa dikatakan sebagaimana mestinya Teon yang menjadi gila setidaknya sadar diri.
Edward menatap datar. "Pelanggan? Hah! Kau pikir aku akan percaya?"
Mengacungkan palu besinya. Edward menatap tajam, sorot mata penuh kecurigaan dan tanda tanya.
Teon tersenyum menyebalkan. Seperti kata Carlos, Edward pun rasanya ingin memukul wajah itu. Mengedikkan bahu nya lagi. Teon memasukkan kedua lengan nya disaku celana.
"Hee, ada pelanggan loh Tuan~ bukankah seharusnya anda senang." Seperti narasi antagonis serampangan yang sebentar lagi menghilang. Teon membuat salah satu mata Edward berkedut.
"Hey bocah aneh! Ini bukan tempat penampungan orang sakit jiwa. Aku tidak bisa menyembuhkan penyakit mentalmu, kecuali jika kamu ingin memperbaiki ingatan amnesia dengan paluku dikepalamu!" Edward mentap geram.
Arogansi dan keangkuhan Dwarf memang sudah mendarah daging di setiap keturunan nya. Sepertinya pula Teon telah menganggu hati sensitif Dwarf satu ini.
"Eh, saya ini benar-benar ingin membeli senjata dari anda."
Teon tidak bohong. Dia benar-benar ingin membeli senjata dari Edward, lagipula untuk apa lagi seseorang datang kebengkel pandai besi selain memesan senjata? Pengecualian mungkin Teon pikir itu rentenir.
"Jangan bercanda anak muda." Edward mendegus, apakah orang ini pikir ia akan percaya? Oh tidak. Edward sudah menemui banyak penipu dan rentenir, sekarang tipu muslihat macam apa lagi yang mereka gunakan. Itu pikir Edward.
Edward berbalik, berniat untuk melanjutkan pekerjaan nya.
"Pergilah, didekat ibu kota ada sebuah bengkel pandai besi yang cukup terampil. Kau bisa membeli senjata di sana." Nadanya melunak. Edward mengusir Teon secara halus.
Tapi, apakah Teon akan pergi ketika diusir sekalipun?
"Tapi tuan Edward, Saya benar-benar ingin membeli senjata dari anda loh." Teon cukup serius, kali ini tidak ada main-main.
Mendekat, ia menghalagi jalan Edward. Satu sifat pembuat onar dari kehidupan nya yang pertama, ditambah dengan ajaran Sarah sang wanita keras kepala. Teon itu kepala batu. Ia akan bersikeras mendapatkan apa yang dia inginkan apapun yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Want to Be Hero
FantasyTeon, mengulang hidupnya untuk yang ke-7 kalinya. menyadari gelar pahlawan adalah awal mula kebodohan nya selama ini, Teon memutuskan untuk pergi dan memulai kehidupan barunya di Archades. Menjauhi perang antara dunia dengan raja iblis, mewujudkan m...