dua

392 50 6
                                    

"Jadi sekarang lo bilang ke gue hutang lo udah lunas gara-gara lo nikah sama Pak Joss?" tanya Mix.

Gawin mengangguk. "Dia bahkan ga cuma ngasih uang segitu tapi dia juga ngasih gue rumah, apart, sama cafe di seberang kantor," ucap Gawin. "Inimah gue kayak dibeli gasih?"

"Ya emang!" Mix menggebrak meja di kosnya. "Wah gila tapi gapapa sih, soalnya dia kaya."

Gawin tertawa. "Yakan," ucapnya.

"Anyway makasih udah bantu gue kemarin, duit lo udah gue balikin ya nyet," ucap Gawin.

"Iye iye," Mix mengibaskan tangannya tak peduli. "Terus sekarang lo dandan cakep amat mau kemana sih?"

"Oh ini, gue diajak makan malam sama keluarganya Pak Joss," ucap Gawin yang sukses membuat Mix menggebrak meja lagi.

Gawin hanya tertawa melihat reaksi Mix yang sangat terkejut. Sebuah notifikasi singkat di ponselnya menyita perhatian kedua pria yang sedang berinteraksi itu.

"Siapa? Pak Joss?" tanya Mix.

Gawin mengangguk. "Iya, gue duluan ya," ucapnya.

"Anyway pertanyaan singkat, kalau kalian nikah siapa yang dibawah, gamungkin kan pak joss yang kayak titan itu dibawah?" tanya Mix.

Pertanyaan itu membuat aktifitas memakai sepatu yang dilakukan Gawin terhenti. Mix di sisi lain tersenyum kecil. "Jangan lupa pakai pengaman," ucap Mix.

"Monyet lo," Gawin memaki kemudian segera keluar dari kos.

Di luar Joss sudah berdiri di samping mobil hitam mewah yang terparkir sempurna, menunggu Gawin.

"Maaf Pak sampai harus jemput saya," ucap Gawin.

"Gak ada yang masalah dari jemput calon saya," ucap Joss santai yang membuat kupu-kupu di perut Gawin bertingkah.

"Disana saya harus manggil bapak apa?" tanya Gawin di perjalanan.

"Senyamannya kamu saja," ucap Joss.

"Tapi saya beneran gak tau pak, terakhir pacaran itu lulus SMA," ucap Gawin.

"Panggil nama saya dan sayang," ucap Joss.

"Sayang?"

"Iya sayang," ucap Joss yang membuat Gawin diam-diam salah tingkah. Gila, kenapa Joss selalu berhasil membuatnya seperti ini?

"Oke baik Pak," ucap Gawin.

"Jangan Pak lagi, kalau sudah di luar kantor biasakan panggil saya dari nama saja dan mungkin sayang juga," ucap Joss.

"Saya akan coba," ucap Gawin.

"Oh dan tolong gandeng saya selama disana dan jangan berbicara pada orang lain selain saya, kedua orang tua saya, dan nenek saya," ucap Joss.

Gawin hanya mengangguk mengerti tanpa banyak bertanya meski sesungguhnya ia sangat penasaran. Perjalanan yang tak memakan banyak waktu kemudian usai, mereka sampai di sebuah rumah yang hampir seperti istana.

Pagar yang mewah, penjagaan yang super ketat, lobby yang luas, dan bahkan tanaman di sekitarnya di rawat secara telaten.

Keduanya kemudian turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah sembari bergandengan. "Anda sudah ditunggu di ruang makan, Tuan muda," ucap seorang pria yang tampaknya pekerja di rumah itu.

Joss hanya mengangguk meski ia diam-diam memendam kesal mendengar dirinya kembali dipanggil Tuan muda. Turun tahta, yang dahulu ia sudah dipanggil dengan sebutan tuan.

Gawin yang merasa Joss kesal kemudian menyentuh lengan Joss dengan tangan kirinya yang sedang menganggur. Mencoba menenangkan.

"How cute," batin Joss yang sadar dengan upaya yang dilakukan Gawin.

Mr. Perfect [JOSSXGAWIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang