empat

540 61 9
                                    

Gawin tampak kagum melihat rumah sang atasannya yang kini menjadi soon to be his husband. Rumahnya besar meski tak bisa mengalahkan besar rumah omah Joss tetapi dengan sentuhan tradisional membuat Gawin entah mengapa merasa nyaman di rumah ini tentu saja dengan mengabaikan betapa ketatnya penjagaan di rumah ini.

"Kamu bisa menggunakan semua fasilitas di rumah ini dengan nyaman," ucap Joss. "Para chef akan memasakan semua yang kamu inginkan setiap hari dan setiap waktu."

"Ada fasilitas kolam renang, gym, lapangan basket, dan mini theater di rumah ini," lanjut Joss lagi. "Kalau ada yang kamu inginkan beri tau saja, aku akan membuatkannya segera."

Gawin menggeleng cepat. Ia tak butuh apapun selain kebebasan saat ini tetapi tentu saja itu tidak mungkin.

"Gawin, ini Vincent, orang yang bertanggung jawab untuk merawat rumah ini dan mengepalai semua pekerja di rumah, dan Vincent ini tunanganku, Gawin," ucap Joss sembari melingkarkan lengannya di pinggang Gawin.

"Vincent sudah lama bekerja untuk Omah dan kini ia bekerja untukku jadi bisa dibilang Vincent adalah profesional, katakan apapun yang kau butuhkan padanya," ucap Joss lagi dengan memberi isyarat pada Gawin bahwa di rumah ini pun sang Omah memiliki mata dan telinga.

"Apa anda ingin makan malam?" tanya Vincent.

Joss melirik Gawin yang menggeleng ke arahnya sebelum kemudian berkata, "Tidak, aku dan Gawin akan langsung beristirahat," ucap Joss.

Gawin diam-diam merutuki nasibnya. Sudah dihantui dengan ancaman pembunuhan dan kini ia harus tinggal dengan tidak nyaman! Bayangkan saja ia harus satu kasur sehari-harinya dengan atasannya atau lebih tepatnya sekarang adalah mantan atasan karena Gawin sudah dipecat.

"Gawin kemari," ucap Joss begitu keduanya berada di kamar.

"Ingat, mulai sekarang tidak ada kata bapak maupun saya," ucap Joss. "Dan tolong bersikap seperti kita jatuh cinta sungguhan."

"Kita berdua akan mati jika kamu tidak melakukannya dengan baik," lanjut Joss, memelankan suaranya sedikit dramatis.

Joss menikmati ekspresi kaget milik Gawin seperti sekarang ini.

"Mati maksudnya sungguhan mati?" Gawin bertanya serius.

Joss mengangguk menyakinkan. "Kehidupan bergelimang harta tak selamanya menyenangkan," ucapnya.

Gawin diam-diam menyetujui itu.

"Untuk semua pakaianmu pakai saja walk in closetku, itu akan menampung semua pakaian kita tapi pastikan jangan ada yang tercampur," ucap Joss. "Dan Gawin, mulai saat ini kamu harus belajar mengatur rumah ini."

"Kurasa aku tetap mendapat pekerjaan disini," Gawin tersenyum.

"Tidak buruk bukan?" Joss terkekeh.

"Well, kurasa aku harus berkata ya," ucap Gawin.

Pada akhirnya malam itu mereka habiskan dengan tenang. Gawin sedikit merasa aman jika mengingat betapa banyaknya orang yang berjaga di rumah ini. Juga kehadiran pria yang tidur disampingnya itu. Jujur saja, tubuh Joss yang lebih besar darinya membuatnya merasa mungil dan terlindungi pada saat ini jika terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan.

Pagi-pagi buta Gawin sudah terbangun dan langsung menuju lantai bawah dan menenangkan diri di pekarangan belakang rumah. Meski sudah memakai pakaian tidur serba panjang, suasana pagi memang terasa dingin.

"Anda bisa jatuh sakit jika tak memakai baju hangat," Vincent berucap sembari memakaikan cardigan panjang bagi Gawin.

"Terima kasih," balas Gawin.

Mr. Perfect [JOSSXGAWIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang