“Baiklah!” Lisa mengeluarkan seluruh peralatannya dari dalam tas beserta poster-poster yang ia bawa pagi ini.
“Mari kita mulai dengan dinding”
“Apa kita akan melukis?”
“ini lebih baik!”
Jennie memperhatikan poster-poster tersebut yang tampak asing menurutnya.
“Kau mengenali mereka?”
“Aku harap, ya”
“ini” Lisa memberikan Jennie sebuah double tipe
“Apa yang akan kita lakukan dengan mereka?” Tanya Jennie yang masih kebingungan.
“Kita akan menempelkannya di dinding mu”
“Ini akan menjadi malaikat pengantar tidurmu” sambung Lisa kemudian ia menaiki ranjang Jennie dan menempelkan satu poster di dindingnya.
“Tidak ada yang melarangmu untuk menempelkannya di manapun, semua akan indah jika tersusun secara acak” jelas Lisa, Jennie mulai mengambil satu poster dan merekatkan double tipe di belakangnya
Ia bangkit dan naik keatas ranjang
“Ini Ruby Jane” ucap Lisa yang menunjuk ke poster yang ia tempel barusan.
“Seperti apa dia?”
“Cerdik” ucap Lisa lalu mencium poster tersebut, Jennie melihat lalu ikut mencium poster itu mengikuti Lisa.
Lisa dan Jennie terus memasang poster-posternya sesekali Lisa memberi tahu artis yang ia kenal kepada Jennie hingga dinding tersebut kini di penuhi dengan berbagai macam poster.
“Selesai” ucap Lisa, Jennie memandang sejenak dan tersenyum
“Aku menyukainya”
Lisa menoleh lalu bangkit “Sekarang tempat tidur!”
Lisa mengarah ke ranjang ibu Jennie dan melepaskan sprei nya
“Apa yang kau lakukan?” Tanya Jennie
“kau akan melihatnya nanti, sekarang lepaskan sprei yang ada di tempat tidurmu”
Jennie kembali bingung dengan tingkah Lisa tapi ia lebih memilih untuk menurutinya.
Setelah selesai melepaskan seluruh sprei yang berwana putih itu, Jennie dan Lisa pergi kebelakang rumah untuk memetik buah Plump merah dan memasukannya kedalam ember.
“Berapa banyak yang kita butuhkan?” Tanya Jennie
“Aku kira itu tergantung seberapa cerah warna yang kita inginkan”
“Jangan terlalu cerah”
“Semoga ini menjadi ungu, bukan merah”
“Ya, semoga” ucap Jennie lalu membantu Lisa untuk memetik buahnya.
“Apapun warnanya, ini akan jauh lebih baik daripada warna putih” Jennie tersenyum, kemudian Lisa menunduk untuk masuk kedalam pohon Plump yang tingginya hanya sekitar 2 meter itu.
“Hei, ini terlihat seperti rumah kurcaci” Gumam Lisa, Jennie menunduk dan melihat Lisa yang sudah duduk di bawah sana
“Kemarilah” Jennie menurut dan ia pun masuk kebawah pohon Plump tersebut.
Jennie dan Lisa kembali memetik buah itu dari dalam, tapi kemudian jari Lisa tergores ranting yang berada di sana.
“Awh”
“Hei, kamu baik-baik saja?” Ucap Jennie tampak khawatir dan langsung memegang jari Lisa yang sedikit berdarah.
“Ya, ini hanya sedikit tertusuk”
“Biar aku lihat” Jennie mengusap-usap darah yang keluar lalu ia mengecup jari Lisa, membuat Lisa seketika mematung dengan degup jantung yang berdebar
“lebih baik?” Tanya Jennie yang memandang kearah Lisa, Lisa tersenyum lalu menggeleng.
Jennie kembali melihat tangan lisa dan mengelusnya perlahan lalu ia mencium punggung tangan Lisa.
“Lebih baik?” Tanya Jennie lagi, Lisa tetap menggeleng.
Kini Jennie tersenyum dan menatap dalam Lisa, ia mendekat dan kini mencium pipi Lisa.
“Lebih baik?”
“Hmm,. Hmm..” Lisa tetap menggeleng
Jennie kini mencium hidung Lisa dan mengulang pertanyaannya
“Leeebiihh baik?”
Lisa masih menggeleng, membuat Jennie kini menatap kearah bibir Lisa, ia mendekat dan semakin mendekat membuat Lisa semakin berdebar, tapi kemudian Jennie hanya berani mengecup dahi Lisa.
Setelah selesai memetik buah, Lisa menuangkannya seluruh buah itu kedalam bak besar, ia menghancurkan buah tersebut dengan cara menginjak-injaknya, Jennie pun ikut membantu dan kini mereka melakukannya secara bersamaan dengan tawa bahagia.
Lisa memegang Jennie seolah mereka tangah berdansa diatas buah Plump yang kini sudah menjadi cairan berwarna keunguan. Setelah itu Lisa dan Jennie menaruh sprei mereka kedalam cairan warna itu, membungkusnya hingga tercampur dengan sempurna.
Jennie menyalakan air dari selang untuk membersihkan sisa-sisa buah plump yang menempel di sprei nya, namun kejailan pun muncul dalam benaknya, ia menyirami Lisa membuat Lisa tertawa dan bersembunyi di balik Sprai yang terjemur. Gelak tawa mengisi halaman tersebut, Lisa yang tidak ingin basah sendiri pun ikut mengambil selang air dan menyemprotkannya kearah Jennie.
Hari itu menjadi hari yang sangat membahagiakan bagi Lisa dan Jennie seakan mereka berdua tidak ingin hari itu berakhir.
Hari mulai menjelang sore, Kini Jennie di hadapkan dengan berbagai make up di depannya, Lisa mencari-cari sesuatu sambil memakan kalung yang ia kenakan.
“Tunggu, Kau memakan kalungmu?”
“Ya, cobalah” Jennie mencobanya dan ternyata itu adalah sebuah permen.
“hmm ini Lezat”
Lisa mengambil eye shadow lalu memakaikannya kepada Jennie.
“Cantik” gumam Lisa, lalu mengambil kamera polaroid nya kemudian mendekat ke sisi Jennie
‘Jepret!!’
“Apa yang kau lakukan?”
“Kau akan tahu dalam waktu lima menit”
Setelah itu Lisa mengambil kaleng yang berisikan berbagai Lip gloss , Lisa memakai di bibirnya lalu memejamkan matanya.
“Hey, ayo tebak rasanya”
Jennie ikut memejamkan mata kemudian mendekat dan menghirup aroma Lip gloss itu.
“Apel” ungkap Jennie, Lisa membuka matanya
“Keberuntungan pemula” Lalu ia mengambil yang lain dan memakaikannya lagi di bibirnya
“Baiklah, coba yang ini” Lisa memejamkan matanya. Jennie mendekat lagi, memejamkan matanya dan menghirupnya.
“hmm, aku suka yang ini, Semangka!” Lisa kembali membuka matanya dan mengambil Lip gloss yang lain.
“Aku yakin, kamu tidak bisa menebak yang satu ini” tegas Lisa sambil mengoleskan Lip gloss itu di bibirnya.
Lisa kembali terpejam, dan Jennie kembali mendekat, memejamkan matanya lagi lalu menghirupnya.
“Ini edisi terbatas” bisik Lisa membuat Jennie tersenyum
“Apa kamu mengetahuinya?”
“Tidak, aku tidak tahu”
“Kau ingin sebuah petunjuk?”
“Ya”
Lisa membuka matanya dan melihat Jennie yang masih tepejam, sedikit demi sedikit Lisa mendekat lalu menempelkan bibirnya di atas bibir Jennie, Jennie sedikit melumat lalu Lisa menjauhkan bibirnya kembali.
“Aku belum pernah merasakan ini sebelumnya” Bisik Jennie.
“Ini Cola” Jennie membuka matanya.
“Soda?” Lisa mengangguk
“Apa kamu ingin merasakan yang lain?” Tanya Lisa dan di angguki oleh Jennie.
Lisa mengambil satu Lip gloss dan menempelkannya di bibir, tanpa bertanya, Lisa langsung menempelkan bibirnya di atas bibir Jennie, Jennie pun melumatnya.
“Strawberry?” Lisa mengangguk
“Ini mengingatkanku dengan susu strawberry” ucap Jennie kini menarik tengkuk Lisa untuk memperdalam ciuman mereka, Lisa melumat bibir Jennie kali ini sambil mengusap-usap pipi Jennie lembut, Jennie terbawa kedalam perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, Jennie akan mengingat ini seumur hidupnya, ciuman pertama jennie yang terasa manis, semanis susu strawberry.|
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Summer
FanfictionSinopsis : Jennie yang berusia 16 tahun telah tumbuh dalam isolasi dari dunia luar. Terdampar di sebuah rumah di dalam hutan setelah kematian ibunya. Jennie terkejut ketika Lalice menemukannya. Lalice seorang gadis remaja lokal yang bersemangat, mem...