Chapter 3

38 8 0
                                    

·

·

·

·

·

·

Happy Reading❤❤

Degg.....

Bagaimana manusia itu bisa mengetahui no WA nya? Apakah ia intel yang diam-diam memata-matai Solar? Aghh.... Aneh sekali malam ini, waktu menunjukkan pukul setengah sebelas malam, tanpa pikir panjang Solar pun segera pergi ke tempat tidurnya dan berdoa semoga tidak mimpi buruk.

===

Pagi pun telah tiba, Gempa sudah bangun sejak pukul 4 pagi tadi dan sekarang ia pun sedang menyiapkan sarapan untuk dirinya dan para saudaranya di dapur. "Hoamm.... Pagi kak Gem.." sapa lelaki yang bernama lengkap 'Thornie Adriel Zeinar' atau yang biasa dipanggil Thorn.

"Pagi.... Kamu udah bangun Thorn? Oh iya, mana Solar?" tanya Gempa, yang ditanya hanya bisa menjawab "dikamar, masih tidur" ucapnya. Yaaa biasalah, Solar selalu tidur larut malam karena ia belajar ditambah juga mempunyai insomnia. Namun, Gempa pasti akan selalu memperingatkannya agar tidak tidur larut malam dan memaksa Solar untuk segera tidur bagaimanapun caranya.

Satu persatu para elemental pun terbangun dan keluar dari kamarnya, termasuk Solar. Mereka pun mengantri mandi dan memakai seragam lalu pergi sarapan bersama di meja makan.

"Blazee... Lo bisa cepet dikit gak sihh???? Gue udah kebelet ini" ucap lelaki yang bernama 'Atlas Taufan Srinarendra' itu sembari menggedor-gedor pintu kamar mandi. "Sabar dikit napa, sabun gue kecemplung nih di kloset" kata seorang lelaki yang sedang berada di dalam kamar mandi, yaitu 'Blaze Jeffrey Lesmana'.

Keributan pagi pasal berebut kamar mandi ini sudah biasa terjadi bahkan sudah menjadi makanan sehari-hari. "Gemm... Ini gak ada niatan buat kamar mandi 2 atau 3 apa?" keluh Taufan dengan sang adik itu.

"Gak, kamar mandi 1 udah cukup. Buat bersama, lagian dana juga gak mencukupi" kali ini bukan Gempa yang menjawab melainkan si sulung, 'Halilintar Altezza Ravindra'. Taufan hanya bisa berdecak kesal mendengar perkataan dari sang kakak yang baginya sangat menyebalkan itu.

Setelah drama kamar mandi selesai, kini mereka semua sedang menyantap sarapan yang sangat menggugah selera itu di meja makan. "Thorn, nanti mau gak pas istirahat kita ketemuan di perpustakaan?" celetuk Solar yang berhasil membuat sang empu menoleh. "Wahhhh.... Boleh banget, nanti Solar tunggu disana terus Thorn nyusul yaa" kata Thorn dengan mata yang berbinar.

Solar hanya mengangguk pelan sambil menyantap sarapannya. "Kalian di kelas udah punya temen baru?" tanya Gempa, "Blaze sih lebih banyak, dia kan orangnya extrovert banget" ujar adik Blaze yaitu 'Icecy Zalleon Mavendra'. Karena merasa terpanggil, Blaze pun menoleh kearah Ice dan lalu berkata "wahh iya dong, kan saya baik dan tidak sombong" dengan gaya narsisnya.

Krik...

Krik...

Sungguh garing sekali perkataan Blaze tadi, mereka yang awalnya hanya menatap Blaze datar pun kembali melanjutkan makannya dan bersiap-siap berangkat sekolah.

===

Pelajaran telah di mulai, mata pelajaran kali ini adalah IPS. Untungnya tadi malam Solar sudah mempelajari bab yang akan di bahas hari ini dengan buku modulnya, jadi ia dapat lebih memahami. "Than, ada hal yang mau gue bicarain sama lo" ujar Solar kepada Nathan, "mau ngomong apa? Kalo perlu sekarang aja juga gapapa" kata Nathan.

"Lo ngasih tau no WA gue ke cewek itu ya?" bisik Solar, Nathan kaget sekaligus tak paham apa yang dimaksud Solar baru saja. "Hah? Maksud lo apa? Gue aja bahkan gak punya no nya dia" ucap Nathan sembari keheranan.

Merinding? Ya, itu yang sekarang Solar rasakan, ia menduga kalau Nathan memberi no WA nya untuk perempuan itu namun ternyata dugaannya salah. Nathan saja bahkan tak punya no sang gadis misterius itu. "Terus abis itu lo ngapain?" tanya Nathan penasaran, "y-ya gue diemin aja, terus tinggal tidur" jawab Solar dengan terbata-bata.

Nathan hanya memerintah Solar untuk berwaspada kedepannya, takut hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada Solar atau orang di sekitarnya. Setelah membicarakan hal tersebut, mereka kembali fokus dan melanjutkan pelajaran.

Jam istirahat.....

Sesuai dengan janji nya, Solar pergi di perpustakaan sekolah bersama dengan Thorn. Tapi karena ada kendala sedikit, jadi Thorn menyuruh Solar untuk pergi terlebih dahulu dan nanti ia akan pergi menyusul.

Sesampainya di perpustakaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya di perpustakaan

Solar mencari buku yang menarik untuk ia baca di rak buku, satu persatu rak ia telusuri. Setelah mendapatkan buku untuk dibaca, ia lalu mencari tempat duduk untuk diduduki. Baru beberapa detik ia duduk tak lama ada yang mengetuk pintu perpustakaan.

Knock...

Knock...

Mungkin itu Thorn yang baru saja tiba, perlahan pintu mulai terbuka hingga masuklah seseorang. Namun ternyata dugaannya salah, itu bukan Thorn melainkan............ Ya, perempuan itu. Si cewek itu masuk dengan keadaan tatapan kosong, hawa yang ada di ruangan itu seketika berubah menjadi aneh.

Perlahan-lahan perempuan yang biasa di panggil Lana itu pun mendekat kearah Solar yang sedang duduk di sebuah kursi. Solar hanya bisa diam membeku dan berpura-pura tidak melihatnya, yang ada dalam benaknya sekarang adalah lihat saja ke buku. Satu ruangan hening seketika, hingga perempuan tersebut mulai mengeluarkan suatu kata. "Kenapa tidak membalas chat ku?" katanya dengan nada dingin, Solar bisa merasakan suatu nafas yang sangat amatlah dingin.

"Cepat katakan padaku!" ucap Lana sembari menekan kata-katanya.

"Atau, kau mau aku beri alat ini?" sambungnya sambil menodongkan sebuah benda kepada Solar. Ya, itu sebuah silet tajam yang akan selalu siap untuk melukai siapa saja yang terkena benda itu. Sontak Solar pun terkejut, apa salahnya sampai ditodong dengan sebuah benda yang cukup mengerikan itu.

Karena merasa sudah di pojokkan, mau tak mau ia pun harus menjawabnya. "Sinyalnya jelek tadi malam, jadi aku tak bisa membalasnya" katanya dengan ragu-ragu. Setelah mendengar jawaban dari Solar, perempuan tersebut langsung pergi begitu saja.

Hufttt....

Akhirnya ia bisa bernafas lega setelah kejadian barusan, tak lama datanglah Thorn sambil berlari. "Maaf ya Solar... Aku tadi bantuin temenku dulu buat bawa buku ke ruang guru, maaf yaa" pinta Thorn dengan terus menerus minta maaf. Karena alasannya masih masuk akal, jadi Solar memaafkannya.

"Kamu dari tadi nunggu disini sendiri?" tanya Thorn, "nggak, tadi ada orang kesini" jawab Solar.

Maaf ya buat chapter 3 nya lamaaa, soalnya tugas sekolah ku numpuk jadi baru sempet di post hari ini (*^▽ ^*) Mwhehhehehe...

Jadi mohon bersabar ya buat chapter 4 nya, hehe (~ ̄▽ ̄)~

TBC 

'Dia' Yang Menggangguku (OG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang