Chapter 13

18 8 0
                                    






Happy Reading...

Solar lantas menoleh kearah belakang nya. "Kak, Lagi ngapain?." Oh ternyata itu Thorn yang terbangun, mungkin karena suara pintu yang dibuat Solar terlalu keras.

"Thorn, tolong bantuin buka pintu nya dong. Ini gak tau kenapa pintu nya seret," ujar Solar. Thorn kemudian mengangguk, ia mulai mencoba mendorong pintu kamar 3 kakak nya sekuat tenaga nya. Dan ya, berhasil terbuka walaupun pintu nya sedikit lecet.

Dan benar dugaan nya, si makhluk pembawa sial itu lagi. Makhluk abstrak berwarna hitam itu terlihat sudah mencekik leher si sulung yang dimana sudah terlihat membiru. Thorn yang takut kemudian bersembunyi dibalik tubuh Solar, akhirnya dirinya bertemu dengan makhluk yang selama ini diceritakan Solar.

"Thorn, kamu bangunin kak Gem sama kak Pan. Aku biar ngurus si makhluk itu," jelas Solar yang kemudian diangguki Thorn.

Sebenarnya dirinya tak berani berhadapan dengan makhluk siluman ini. Kenapa siluman? Karena bentuknya yang terkadang berbentuk setengah hewan, contohnya kuda.

Disisi lain, Thorn berusaha membangunkan 2 kakak nya susah payah. Mulai dari mengguncang nya, berteriak di telinga nya, atau berlompat diatas kasur.

"Kak, plis tolong bangun." Thorn mengguncang tubuh Taufan yang sedang tertidur pulas seolah seperti tak mendengar apapun. "Kakk, bangun napa sihh."

Taufan yang merasa diganggu tidurnya, akhirnya mulai membuka matanya perlahan. "Apaan dah, ganggu bet." Taufan pun mengucek matanya sembari menetralkan penglihatannya. Ia kemudian melihat kearah Thorn yang mukanya sudah berkeringat dan pucat. "Thorn? Kenapa disini, terus kenapa pucet gitu?"

Si pemilik manik safir itu kemudian melirik kearah ranjang sang kakak. Betapa terkejutnya ia melihat keadaan kakaknya yang seperti sedang kesurupan. "I-itu, itu bang Hali kenapa?" tanya nya sambil menunjuk kearah Hali.

"Ya makanya kak Taufan bantu tolongin," jawab Thorn dengan nada serius.

"Ya masalahnya bantuin apa? Baru bangun tidur tau-tau dikasih pemandangan begini," ujar Taufan yang juga tak kalah seriusnya.

Thorn yang bingung pun melirik kearah Solar yang sudah menggenggam sapu, seolah bersiap-siap melakukan serangan. "Yaudah gini aja, kak Taufan bantuin Solar aja."

Taufan pun mengangguk. Ia memutar otak, bagaimana caranya membantu sang adik? Apalagi ia tidak bisa melihat 'sesuatu' yang aneh disana. Pemilik manik safir itu pun akhirnya menemukan cara, dirinya mengambil sapu lidi yang biasa ditaruh Gempa diatas lemari.

Glup...

Taufan meneguk salivanya sembari berjalan mendekat kearah Solar. "Lar, aku disuruh ngapain?" Taufan berbisik disamping Solar.

"Kak? Udah bangun? Ah iya, kak Upan tolong tarik bang Hali dari makhluk itu ya," jelas Solar yang juga berbisik.

"Makhluk?"

***

Bel istirahat pun berbunyi yang berarti menandakan berakhirnya jam pelajaran. Kali ini Solar pergi ke kantin sendirian, karena para saudaranya yang lain sedang ada urusan masing-masing.

Tap...

Tap...

Langkah kaki yang cepat menandakan si lelaki berkacamata itu sedang terburu-buru pergi ke kantin. Perutnya sudah bergemuruh sejak jam pelajaran terakhir sebelum istirahat tadi. Langkahnya semakin cepat mendekati kantin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

'Dia' Yang Menggangguku (OG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang