23. Bab Yang Hilang

6 3 0
                                    

Hari ini adalah hari biasa. Karena perjalanan berpetualang kami telah usai, dan juga sebuah hari biasa yang dimana kami ber-empat berkumpul dan bercanda tawa kembali, meski aku masih tidak bisa menerima kenyataan bahwa aku kehilangan ingatanku sebelum aku masuk ke rumah sakit.

Saat aku dan Cherly bertemu, dia menceritakan cerita yang ia dengar dari Asha, dia telah tau bahwa dia adalah seorang karakter utama di dunia ini, dan aku, hanyalah seorang karakter tambahan. Kukira awalnya dia akan menjauhi diriku, tapi, kami malah semakin dekat. Dia seperti sudah menerimaku sebagai orang yang menciptakan dirinya.

Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat suatu hari nanti. Sekarang, aku benar-benar bahagia di akhirat, mungkin tak bisa kusebut sebagai akhirat, karena disini aku masihlah hidup dengan bahagia.

Aku penasaran, bagaimana pendapat master Aclys saat melihat diriku yang saat ini ya? apakah master Aclys sudah damai disana ya? karena dia iblis, apakah dia akan terlempar ke neraka? yah, bagaimanapun juga aku bahkan tidak tau apakah ada neraka dan surga di dunia ini, bahkan aku tak tau kemana jiwa para orang yang telah mati di dunia ini. Kuharap master Aclys tidak menyesal mempunyai murid seperti diriku ini.

Menulis adalah menciptakan, dalam suatu penciptaan, seseorang mengarahkan tidak hanya semua pengetahuan, sumber daya, dan kemampuannya saja, tetapi ia sertakan seluruh jiwa dan napas hidupnya. Itulah pilihanku saat aku sadar akan waktuku yang tak akan lama lagi dan memulai menulis kisah dari dunia ini.

Aku benar-benar tak bisa mengingat apa yang terjadi padaku sebelum aku masuk ke rumah sakit, bahkan aku tak tau dari mana diriku. Orang tuaku di dunia lama? aku juga tak bisa mengingatnya, apakah mungkin itu yang membuat ku tak pernah bertemu dengan orang tuaku di dunia yang lama ya? lalu wanita itu siapa? kenapa aku benar-benar tak bisa mengingat apapun.

Kisah ini, benar, dalam Bab ke berapa?

"Quin, bisakah kau carikan aku Bab yang diceritakan tentang hilangnya sebuah ingatan"

{Mencari Data Bab}
{Gagal}
{Memulai ulang pencarian}
{Gagal}
{Gagal}

"Gagal? kenapa? tunggu, Quin, beritahu aku, ada berapa Bab pada kisah one story before death?"

{Jumlah Bab dalam kisah One Story before Death adalah 94 Bab master}

"Aku bertanya-tanya, bagaimana kau bisa tau mengenai kisah ini dan setiap Bab yang kutulis walaupun kau bukan dari duniaku, lalu, kau bilang ada sembilan puluh empat Bab? jangan bercanda, mana Bab yang lagi satu?"

{Sistem mengekspor ingatan master}
{Total keseluruhan Bab utama berjumlah 94 , dalam pengeksporan ingatan, ada satu Bab yang robek sehingga tak bisa dibaca}

Aku diam sejenak mendengar notifikasi dari Quin, aku mencoba mengingatnya, dan muncul di ingatanku, saat aku mencoba menulis Bab ke delapan puluh sembilan, aku sempat menumpahkan minuman yang ada di meja ke kertas yang berserakan di bawah kasurku, jangan-jangan, salah satu Bab dari cerita yang kutulis tidak sengaja terkena tumpahan itu?

"Baiklah Quin, terimakasih"

{Dimengerti, Master}

Aku tak menyangka bahwa ada satu Bab yang jatuh saat itu dan terkena tumpahan minuman, mungkin karena terselip saat basah membuatnya robek, jadi itu juga berpengaruh pada Quin sehingga ia tak bisa memuat bagian itu dan menghitung total semua Bab. Dari sembilan puluh lima Bab yang kutulis, Robek satu dan tinggal sembilan puluh empat kah?, tapi masalahnya adalah, aku sendiri tak tau Bab ke berapa itu. Apa itu Bab yang memuat tentang hilang ingatannya Cherly? atau hilang ingatannya salah satu karakter yang berpengaruh pada cerita?.

Kenapa jadi aku yang tak bisa mengingat apapun. Payah sekali.

Tidak ada penderitaan yang lebih besar daripada membawa cerita yang tak terkatakan di dalam dirimu. Begitulah kondisiku saat ini. Aku tak tau Bab keberapa yang hilang dan bahkan tak tau isinya, sial, hanya karena kehilangan satu Bab aku benar-benar gelisah.

"Rasta, kenapa kau murung seperti itu?" tanya seorang wanita cantik menghampiriku.

"Kau? Cindy, apa yang kau lakukan di taman ini," tanyaku.

"Aku hanya sedang jalan-jalan dan kebetulan melihat mu duduk disini dengan muka yang murung," kata Cindy.

"Benar, ada banyak yang kupikirkan saat ini, tapi aku harus tetap melanjutkan perjalanan ku sedikit demi sedikit," kataku sambil memalingkan pandangan dan menatap langit.

"Aku tak paham maksudmu, tapi, jika menurutmu itu yang terbaik, lakukanlah, aku yakin kakak akan mendukungmu," ucap Cindy.

"Sejak kapan kau memanggil Cherly dengan sebutan kakak?" tanyaku sambil menatapnya.

"Aku juga sebaiknya harus bisa lebih dekat dengannya, karena itu aku mencoba memanggilnya kakak, kuharap kami bisa berbaikan," ucap Cindy.

"Kalian pasti bisa, aku akan mendukung mu juga," kataku.

"Terima kasih, sebuah kenangan itu memang harus disimpan dengan baik, karena kita tak tau, hari saat ini bisa saja berganti menjadi hari esok tanpa kita sadari," ucap Cindy dengan nada lembut dan senyum yang polos.

Dersiran angin yang membuat rambut indahnya tertiup membuat apa yang dia katakan menghangatkan hatiku.

Memang benar apa yang dia katakan padaku, kita bahkan tak tau kapan lagi bisa melalui hari seperti hari ini, karena itu, lebih baik hari ini dinikmati saja.

"Begitu ya, terimakasih banyak atas sarannya," aku berterimakasih padanya karena merasa telah dibantu olehnya.

"Aku bahkan tak tau masalah mu, tapi, kuucapkan sama-sama," kata Cindy sambil tersenyum malu.

Setelah berbicara denganku dia pun pergi karena ada janji dengan temannya. Walau aku tak bisa mengingat apapun sebelum aku masuk ke rumah sakit, walaupun ada satu Bab yang hilang dari kisah ku, aku tinggal membuat kenanganku yang telah hilang di dunia ini dan aku akan menulis Bab baru di dunia ini sembari menciptakan sebuah ending yang pantas.

Itu Benar!! Memang dari dulu tujuanku tak pernah berubah, aku hanya perlu hidup di dunia ini dan meraih kebebasan sampai aku bisa menciptakan ending di dunia ini. Benar! Hanya itu tujuan ku berada disini.

Sebaiknya ku lanjutkan saja Kisah ini.

One Story Before Death (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang