[4] Amortentia Potion - The End

844 45 1
                                    

Gelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gelap

Itulah satu kata yang dapat dipikirkan oleh Eartha sekarang. Ia menggerakan badannya, tapi.. tidak bisa. Eartha terkejut. Ia mencoba untuk bergerak dengan cara yang bisa dibilang agak brutal namun tidak berhasil.

Ia terikat, di sebuah kursi dan matanya di tutupi oleh kain. Kedua tangannya di ikat dibelakang kursi. Kaki kanannya terikat di kaki kursi sebelah kanan, begitu juga kaki kirinya namun kaki kursi sebelah kiri. Untung saja mulutnya tidak di tutupi apa-apa.

"Oh, lihatlah, kekasihku sudah terbangun dari tidur panjang nya." ucap seseorang yang tentu saja pemilik suara nya dikenali oleh Eartha.

"MALFOY!"

"Apa, sayang?"

"APA YANG KAU LAKUKAN. LEPASKAN AKU!"

"Tentu saja," Jawaban dari Draco mampu membuat Eartha kaget. Segampang itukah? Draco kembali bersuara.

"Setelah aku selesai denganmu.. " Sudah Eartha duga, pasti tidak segampang itu.

"Sial." Batin Eartha

"Apa maumu, Malfoy?" Tanya nya

"Kamu."

"Kau bedebah gila, lepaskan aku."

"Tidak."

"LEPASKAN AKU! AKU BILANG LEPASKAN AKU, MALFOY!" Teriak Eartha sambil mencoba untuk membebaskan dirinya dengan cara bergerak secara terus menerus.

Namun, Draco tidak menjawab lagi. Dia hanya diam. Sekarang hanya ada suara kursi. Tiba-tiba terdengar langkah kaki yang mendekati dirinya. Eartha tidak dapat menebak apa yang akan Draco lakukan karena matanya tertutup.

Tapi, Ia tau kalau Draco akan melakukan hal yang buruk. Eartha semakin memberontak ketika langkah kaki Draco sudah dekat dengan dirinya.

"APA YANG AKAN KAU LAKUKAN?? MENJAUHLAH DARI----" ucap Eartha



















































Draco memegang tengkuk milik Eartha dan menempelkan bibirnya dengan bibir gadis tersebut. Eartha terkejut, ITU ADALAH FIRST KISSNYA!!

Ia memberontak dengan cara menggerakan tubuhnya ke kiri kanan. Namun, apa dayanya dia, berontakan tersebut tidak berguna sama sekali. Malahan, Draco semakin melumat bibirnya dengan sangat brutal.

Draco menekan tengkuk gadis itu untuk semakin memperdalam ciuman. Eartha kehabisan napasnya, namun Ia tidak dapat melakukan apapun.

Ia mencoba untuk menggerakkan kepalanya, tapi itu juga tidak berguna karena Draco memegangi kepalanya agar tidak bisa bergerak.

Tiba-tiba Eartha menangis. Draco yang menyadari hal tersebut mulai menghentikan kegiatan ciuman mereka.

"Kenapa kau menangis, sayang? Tidakkah kau menikmatinya?"

SPECIAL AMORTENTIA FOR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang