VIII

124 72 3
                                    

Tandai typo!

Tandai typo!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~∀⁠~

"Papa akan menikah lagi."

Degh

Agatha mematung di tempat. Darahnya berdesir dengan jantung yang berpacu dua kali lebih cepat. Gadis itu terkejut bukan main. Apa yang ditakutkannya telah terjadi.

"Kamu Agatha kan? Ayo duduk sini." ucap seorang wanita yang terlihat seumuran dengan Papanya.

Dengan langkah ragu, Agatha berjalan menuju sofa tempat 'mereka duduk. Lalu gadis itu ikut duduk di sebelah Papanya.

Wanita di depannya tersenyum. "Saya akan menjadi mama kamu Agatha. Kenalin nama saya Shafira." ucap wanita yang diyakini bernama Shafira.

"Saya Agatha." jawab Agatha tanpa ekspresi, jujur saja dia masih belum bisa mencerna semua ini. Mereka lalu bersalaman.

"Jangan panggil tante dong, panggil mama aja. Saya kan bakal jadi mama kamu." Ucap Fira yang masih setia tersenyum. "Oh iya, kenalin ini anak saya. Namanya Shacia Geofanni. Dia akan jadi adek kamu." lanjut wanita itu.

"Halo, kenalin aku Cia." ucap Gadis itu ramah. cia terlihat seumuran, mungkin hanya terpaut beberapa bulan.

"Agatha." ucap Agatha singkat, lalu mereka bersalaman.

"Beri saya waktu untuk bisa menerima semua ini." ujar Agatha.

"Iya nggak papa. Cepat atau lambat pasti kamu bisa menerima kami." ucap fira lembut.

Seketika Agatha teringat dengan Mamanya-Riri Maheswara. Atau dikenal dengan Mama Riri. Ucapan Fira yang lembut, sama persis seperti Mamanya. Namun Agatha belum sepenuhnya yakin dengan Fira, bagaimana pun, mereka belum mengenal satu sama lain.

"Aku boleh panggil kamu Kakak, kan?" tanya cia pelan.

"Boleh."

***

"Ma, Al, Papa mau nikah lagi.." ujar Agatha seakan berbicara dengan seseorang.

Ya, gadis itu sedang berada di makam Riri dan juga Alga. Agatha berniat memberitahukan kabar mengenai Tama yang akan menikah. Mungkin saja 'sosok Mama dan kembarannya itu sudah tau.

"Agatha takut kalo mereka bukan orang baik. Aga takut kalo mereka nggak sayang Papa, kalaupun mereka nggak sayang Aga, Aga nggak papa kok. Aga kan bukan orang sempurna yang layak bahagia." ucap Agatha, dengan wajah yang dipaksa tersenyum.

"Cukup dengan ngeliat Papa bahagia, Aga udah seneng banget."

Mata Agatha beralih menatap makam Algatha. "Alga, lo tau nggak, gue tadi dijambak sama anak kelas sebelah, sakit sih tapi nggak papa, mungkin semesta lagi nguji kekuatan rambut gue. Semesta tuh bodoh banget ya, masa orang kuat kayak gue gini diuji sih." ucap Agatha panjang lebar, disertai tawa miris. Gadis itu berusaha menjelaskan kejadian yang menimpanya tadi dengan antusias.

Agatha dan Rasa Sakitnya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang