Di manison
Mobil BMW hitam mulai memasuki manison, Manison itu milik keluarga besar Dominic dengan para antek anteknya.
Raven saat ini sedang tertidur di pangkuan daddy barunya itu, Morgan memeluk sembari mengelus lembut punggung anak barunya yang cantik dan menggemaskan itu. Ia ingin tahu dibalik kain yang menutupi mata Raven namun, biarlah dulu sebelum sang empu sendiri yang meminta.Mereka berdua keluar dari mobil dan berjalan ke arah pintu utama, pintu utama yang besar itu terbuka oleh bodyguard yang menjaga disana. Mereka mulai masuk dengan Raven yang stay di gendongannya tidak terganggu sedikutpun.
"Daddy pulang, yeayy..!!" ucap Tamara dengan suara di imut imutkan.
"Selamat datang dad"ucap putra kedua Morgan, tak menghiraukan omongan Amara.
"Thanks son, daddy ke kamar dulu. Kalian kembalilah dan bersiap untuk makan malam"
"Kak, itu yang digendong daddy_" ucap si kembar vello
"Yang pasti bukan seperti dia" balas kembarannya vella
Skip, makan malam
Semua sudah berkumpul di meja makan kecuali dua orang pria berbeda umur, siapalagi kalau bukan Raven dan Morgan?
Tap
Tap
Tap
Ketukan langkah kaki mengundang perhatian di ruang makan, terlihat morgan yang tengah mengendong sang empu Aven yang menyandarkan kepalanya ke pundak sang daddy dengan nyaman tanpa terganggu sedikitpun.
Krrk
Tuk
Morgan duduk nyaman dengan Aven yang masih berada di alam mimpinya, hingga
"Baby.. Bangun sayang, waktunya makan malam" lembut Morgan membuat semuanya menatap tak percaya ke arahnya, kecuali amara.
Sepertinya gadis itu nampak kesal karna iri pada Aven, ia mengambil segala cara untuk mencuri perhatian seluruh keluarga dominic namun hasilnya nihil. Tapi lihatlah itu, Pemuda yang sepantar dengannya dengan mudah mengambil perhatian mereka, benar benar menyebalkan!
'Bagaimana bisa?! Dia itu pendatang baru! Kenapa bisa secepat itu?! Ugh, menyebalkan!'
"Ugh, daddy.. Aven mengantuk"
Lirihnya disertai gumaman, ia mengeliat tak nyamanMorgan terkekeh melihat kelakuan bayinya itu, ia mengelus lembut wajah yang sebagiannya tertutup oleh blindfold hitam yang masih menempel pada mata anak itu.
"Makan malam dulu baby nanti lanjut tidurnya, mau disuapi?"
"Aven mau sendiri"
Ia mengubah posisi duduknya yang tadinya membelakangi meja makan kini berhadapan dengan meja makan, Raven mengambil sendok dan garpu kemudian ia mengambil makanan yang terlihat dari indra pengelihatannya. Jangan salah, walaupun ia memakai blindfold tapi ia bisa melihat yang ada di depannya
Mereka memulai acara makan dengan khidmat, hanya ada dentingan sendok dan piring, tidak ada suara selain dua benda itu, hingga..
"Kamu kok duduk diatas daddy sih? Liat nih Ara, duduk sendiri"celetuk Amara
"Mmm.. Yaudah aven turun"
Saat ia hendak turun dari pangkuan daddy, Aven dikejutkan dirinya yang melayang. Seseorang mendudukan aven keatas pahanya, dan melingkarkan tangannya ke pinggang Raven
"Diam, jangan hiraukan perkataannya itu"
"Ta_
Ump,,. Hmmp!"
Pemuda itu menyumpal bibir merah muda itu dengan daging sapi yang dipotong kecil kecil, membuat si empu terkejut lalu memalingkan muka sembari mengembungkan pipinya kelakuannya itu membuat semua orang yang berada di meja makan memekik gemas.
Skipp
Saat ini Para pria dominic sedang berkumpul di ruang keluarga, sedangkan para wanita sedang membereskan sisa makan malam mereka. Raven tengah mendengar suara kartun kucing dan tikus yang sering bertengkar dan kejar kejaran itu di TV, sesekali ia tertawa kecil ketika mendengar kucing biru yang berteriak karna menjadi sasaran empuk tikus coklat itu. Dengan fokus menonton sampai tak menyadari di pinggir kanan kirinya itu ada pemuda yang menatapnya intens.
"hey," ucap mereka berbarengan
"hm? Siapa?"
"Perkenalkan,Adnan Dominic dan di sebelah kananmu itu Ednan Dominic" ucapnya datar tapi lembut
"Kembar?" beo Aven menatap mereka berdua satu persatu
"Khehe, no baby. Kita bukan kembar hanya namanya yang hampir sama"
Raven menganggukan kepalanya sebagai jawaban.
"Omong omong, baby kenapa pakai itu? Tidak gelap hm?"
"Emm, ti_"
"Aven buta ya?" potong amara, membuat semuanya menatap tajam ke arahnya.
"K,kenapa tatap ara kayak gitu..? Ara kan cuma bertanya.."
"Baby, r u oke?" Morgan mengalihkan pembicaraan, dan menatap bungsunya itu sendu
"Um, im oke daddy.. Tidak apa apa"jawabnya tersenyum
"Aven ke kamar ya dad, selamat malam" lanjutnya.
Ia beranjak dari sofa kemudian berjalan ke arah tangga, menaiki satu persatu anak tangga dengan hati hati. Saat raven sudah berada di kamarnya, Morgan kini menatap ke Tamara gadis yang sudah melukai hati kecil bayinya itu, gadis yang membuat bayinya menjauh dari mereka semua."Apa bicara seperti tadi itu bagus Amara.?" dingin Morgan.
"A,amara kan cuma tanya doang dd,daddy.. Lagipula, Aven baik baik aja. Aven kan tau kalau amara tadi cuma bertanya aja.."
"Cuma katamu? Kau membuatnya sedih Mara! Karnamu kami tidak bisa memperkenalkan diri pada adik dan sepupu baru kami! Dasar gadis menjengkelkan!" murka Ednan yang memperlihatkan uratnya yang menonjol keluar.
"Tony," Morgan memerintah.
"Disini tuan"
Terlihat pria berwajah tegas berbadan kekar dan matanya yang elang, tengah menunduk hormat Morgan."Temani bungsuku di kamarnya sampai ia tertidur, aku izinkan kau hari ini untuk dekat dengan bungsuku dan menjaganya. Jika kau melihat bungsuku menangis, maka panggil aku" ucapnya panjang lebar
"Diterima tuan"
"Hm, kau bisa pergi" titah Morgan
TBC
RAVEN
(Abaikan warna rambut & mata)
Cr: pintrestCocok gak? Semoga suka sama cast-nya ya, boleh imajinasi sendiri kok
Sarangbeo💐❤
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVEN ( Slow Up )
Teen FictionHanya berisi tentang kehidupan Raven yang diusir dari panti asuhan dan tak sengaja bertemu keluarga Dominic. Pada kepo cerita lengkapnya? Ikuti terus ya! Tetap di @Peachluvbaby_ ( RAVEN )