•
•
•
•
Raven sedang berada ditaman belakang, duduk di rerumputan hijau hamparan bunga kecil berwarna putih.
"Raven mau pulang.. Raven mau ke ibu panti.. Hiks hiks.., aven takut.." tangis aven membasahi kain blindfold
Tap
"Kenapa?" ucap Ednan menepuk pundak pemuda yang menjadi adiknya, ia duduk di samping Raven.
"Uh? Raven gapapa.. Kenapa?"
"Penutup matamu basah, baby menangis?"
"Aaven engga nangis, siapa yang nangis? Haha.. Ha.., Hiks.."
Ednan membawa Raven kedalam pelukannya, dipeluknya sang adik dengan erat dan mengelus punggung si empu yang bergetar.
"Menangislah baby.., jangan di tahan, nanti sesak"
"Hiks.. Abang... Raven, raven takut.." tangisnya sesegukan
"Gara gara matamu itu?"
"Huwaaaaaaa..!! Abang Ed jahat!! Huhuhuuuu..." nangisnya lebih keras membuat Ednan gelagapan, ia menenangkan raven dengan mengusap punggungnya sembari mengucapkan kata penenang.
Tunggu, Abang Ed? Ia pertama kali mendengar ada orang yang memanggilnya dengan panggilan kesayangan. Ia tersenyum tipis, sangaat tipis sehingga tak ada orang yang melihatnya
"Memangnya ada yang salah dengan mata adek, hm?" tanya ednan lembut.
"Ma,mata Aven berbeda warna.. Aven takut, daddy udah liat mata Aven tadi malam.. Aven takut daddy mau buang aven"
"Memangnya ada yang berani?"
"Huh?"
Raven menatap Ednan cengo, walaupun tertutup dengan blindfoldnya itu"Kalaupun ada yang berani, abang gak akan biarkan itu terjadi. Bagaimanapun rupa adek, adek tetep punya abang. Raven adalah milik dari ednan Alaska Dominic"
"Hiks.. Hiks.. Abang~" tangisnya lagi sembari memeluk erat Ednan
"Sayang abang.." menduselkan wajahnya diperut sang empu
Ednan terkekeh, ah~ ia menyukai adik sepupu barunya yang suka berubah ubah mood ini. Apalagi mendengar rengekan kata 'abang' dari si bayi besar.
"baby.."
Mereka melirik sekilas, disana sudah ada Morgan dan yang lainnya termasuk Clara dan Tamara.
"Suara siapa itu abang? Aven gak ngeliat siapa siapa-" potong Raven
Mereka mematung mendengar ucapan dari sang empu, tenggorokan mereka tercekat. Ingin bicara namun ada sesuatu yang menghalanginya
Gak keliatan bang, gelap. Ini udah malem ya?" lanjutnya, membuat semuanya bernafas lega
Tidak dengan morgan, pria itu hampir saja limbung bila tak di tahan oleh kakaknya. Ia lemas juga bernafas lega, lemas karna perkataan bungsunya yang membuat jantungnya pindah ke usus dan bernafas lega ketika Raven melanjutkan ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVEN ( Slow Up )
Teen FictionHanya berisi tentang kehidupan Raven yang diusir dari panti asuhan dan tak sengaja bertemu keluarga Dominic. Pada kepo cerita lengkapnya? Ikuti terus ya! Tetap di @Peachluvbaby_ ( RAVEN )