Selamat membaca~~~~
Segera Ldya menolong bibi Ana kerumah sakit singkatnya bibi Ana keguguran dan rahimnya harus diangkat, mulai saat itu Ldya menjadikan bibi Ana sebagai maid pribadinya karena setelah itu bibi Ana berceri dan mantan suaminya itu dipebjarakan karena kasus peraniayaan pasa istrinya itu
Sampai sekarang bibi Ana berhutang nyawa dengan disaat kematian Ldya Mommy Angga bibi Ana berjanji merewat Angga sampai akhir hayatnya
**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚ʱℴק𝖊*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*
Semoga dengan ini tuan muda Angga bisa bahagia" ucap bibi Ana kepada Brian.
"Tentu saya akan membahagiakan Angga bagaimana pun walau kebahagian itu tidak didapat dari keluarganya"
"Saya sangat berterimakasih kepada tuan Brian bisa menyayangi tuan muda Angga" melanjutkan pekerjaan yang tertunda tadi.
"Tidak masalah bibi, saya senang bisa merawat Angga karena mendiang Mommynya itu sudah saya anggap seperti adik saya sendiri" ucap brian sambil memandang wajah Angga yang memang hampir mirip dengan mendiang Mommynya itu
Flashback End
"Om Ian besok Angga pulang kan" tanya Angga.
"Tentu Angga sudah bisa pulang kerumah" balas Brian.
"Kalau begitu Om bisa antar Angga tidak, Angga pengen sekali Om yang antar Angga pulang ke mansion" ucapnya Angga.
"Tentu saja Om yang akan mengantar Angga selamat sampai ke mansion"
Sekarang sudah pagi waktunya Angga pulang kerumah, bibi Ana sudah selesai membereskan bawaan Angga
"Bibi Ana... Om Ian mana" duduk di brankar menjutarkan kakinya dan mengayunnya.
"Sebentar lagi akan kesini, tadi ada kerjaan mendadak makanya kita nenunggu sebentar dulu" ucap bibi Ana sudah selesai membereskan barang-barang Angga.
Krieeettt.....
Angga langsung menolehkan kepalanya tepat kearah pintu ruang inapnya itu
"Om Ian" ucap Angga merentang kedua tangannya dengan nada yang senang "kenapa lama sih"
"Maaf kan Om yaa,, tadi ada pekerjaan jadi harus menyelesaikan terlebih dahulu" ucap Brian menerima pelukan dari Angga. Brian tahu sebenarnya Angga minta gendong tapi sedikit menjahilinya tak apa bukan.
"Om Ian ayoo"
"Ayoo,, apa Angga" menatap Angga.
"Om Ian"
"Hmm,, kenapa"
"Om Ian kok nggak ngerti sih" ucap Angga dengan bibir yang sudah melengkung kebawah.
"Angga,, Om nggak bisa baca pikiran,, kalau Angga nggak bilang" Brian berusaha menahan tawanya melihat raut wajah Angga yang sudah ingin menangis.
"Om Ian jangan bikin Angga kesal pagi-pagi" mata Angga sudah meneteskan air bening.
"Lohh,,, kok nanges sih. Kan Om nggak ngerti" Brian masih melanjutkan aktingnya pura-pura tidak memahami yang di inginkan Angga.
"Huuaa... Hiks.. Om Ian" pecah sudah tangisnya Angga yang dari tadi di tahannya.
"Hahaha,,, sudah-sudah jangan nangis kan mau pulang nanti matanya bengkak" menghapus air mata Angga.
"O-om Ia-an,, Huhu... Hiks.. ngeselin" Angga masih terusak kecil.
"Angga marah sama Om" ucap Brian.
"Angga marah sama Om Ian" menolehkan kepalanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/362740399-288-k708235.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ᎻᎧᎮᏋ
Roman pour AdolescentsAngga Amethysta seorang anak berusia 14 tahun dengan parasnya yang tampan sekaligus imut membuat siapa saja terpana hanya sekali melihat saja Lebih memdukungnya lagi postur tubuh Angga sangatlah mungil bahkan tinggi badan hanya sampai 155 cm Tetapi...