Taehyung memijat kepalanya. Terlihat benar kerutan cabang depresi. Sesuatu tengah membebani kepala sepaket dengan pikirannya. Tentu akar masalah ini tidak jauh dengan seseorang yang tengah menikmati semangkuk ramyeon tengah malam sambil menonton Zootopia.
Setelah menumpahkan sumpah serapah atas orang nomor satu negara, Jimin menemukan perutnya keroncongan. Tanpa mengindahkan aturan diet ketat yang tengah ia lakoni, Jimin segera pergi ke dapur dan memasak ramyeon dengan dua butir telur. Tidak lupa dengan sosis juga daging ham.
Jimin tidak mau menghitung berapa kalori yang akan menumpuk dan menjadi lemak dalam tubuhnya. Yang Jimin tau, sekarang ini Jimin kehilangan banyak energi positif. Orang nomor satu itu menguras habis hingga Jimin kesal seperdua detik sekali.
Setelah mengganti pakaian lebih santai, memilih film Disney yang akan menemani makan tengah malam nya, Jimin menyeruput satu sendok mie ramyeon pertamanya.
"Ya! Park Jimin!!"
Jimin memejamkan mata dengan pipi kiri menggembung, terisi suapan ramyeon pertama yang bahkan belum tertelan.
Tak sampai lima menit, sosok menjulang Kim taehyung sudah berada tepat depan matanya. Cocok sekali untuk langsung disembur kan? Namun niat Jimin gagal lantaran alien itu menyembur Jimin sebelum ia membuka mulut.
"Kau anak itik sialan! Sebenarnya apa yang kau lakukan tadi dengan presiden?!! Kenapa kau suka sekali cari masalah?!!!"
"Aku tidak mencari masalah, masalah itu datang sendiri padaku! Lagipula, aku kan sudah ceritakan semua padamu tadi!" Sembur Jimin tak mau kalah.
Memang Jimin sudah menceritakan semua kronologi dari awal ia dijemput di parkiran oleh para ajudan besar tinggi. Sampai ia keluar dengan kaki menghentak menyalurkan kesal.
"Kali ini apa lagi?"
Taehyung mengeram tertahan. Bola mata alien tampan itu menatap Jimin seakan Jimin adalah makhluk paling kasian di muka bumi ini. Perempatan siku segera muncul di kepala Jimin.
"Kalau kau tidak mau mengatakannya, sana minggir! Aku mau nonton!"
Tangan Jimin mengibas mengusir taehyung dari hadapannya. Jimin ingin menonton Zootopia di belakang Kim taehyung berdiri menghalanginya.
"Jadi, presiden meminta nomor pribadi mu?"
Jimin meletakkan sumpit dengan kesal. Seketika nafsu makan nya menguap.
"Apa aku harus mengulangi?"
"Dan kau tidak memberikan nomor mu?"
Alih-alih menjawab, Jimin malah mengepalkan tangan kuat. Taehyung menerima sinyal berbahaya dengan baik, maka ia memutuskan berhenti bertingkah menyebalkan.
"Jin Hyung menghubungi ku barusan."
Mata Jimin segera melotot. Pemilik agensi menelepon Kim taehyung, manajer nya. Apa mungkin jin Hyung menjual dirinya pada presiden sialan itu?
"Dia melindungi mu!" Sergah Kim taehyung sebelum pikiran Jimin makin berkelana pada hal yang negatif tentang orang orang sekitarnya.
"Sebelum kita sampai sini, aku sudah dapat beberapa pesan dan email dari ajudan dan sekertaris presiden. Template nya sama, mereka meminta nomor pribadi mu."
"Kau tak berikan, lalu? Mereka beralih ke agensi?"
"Benar, mereka melakukannya."
Jimin mengangguk paham. Ia sudah menduga, bila tidak berhasil dari taehyung tentu akan beralih ke agensi. Ke pemilik nya langsung misalnya?
"Agensi tetap bungkam. Seperti yang sudah sudah, seok jin Hyung memberi pernyataan tegas untuk tidak membocorkan informasi pribadi artis naungan jin hit entertainment."
Mendengar penjelasan taehyung, Jimin tidak melihat adanya masalah. Lalu kenapa tingkah taehyung makin ajaib?
"Lalu? Apa yang membuat mu kebakaran jenggot?"
Taehyung menghela nafas panjang. Bibirnya berkedut, Seperi bimbang memutuskan untuk mengatakan kabar tidak menyenangkan yang barusan ia terima pada Jimin atau membiarkan Jimin tau sendiri lalu meledak.
"Jadwal mu bocor. Jadwal sampai pertengahan tahun."
"What???!!!!!" Jimin langsung berdiri sangking kagetnya.
Jadwalnya bocor saja sudah masalah. Ini jadwal sampai pertengahan tahun. Jimin segera meraih ponsel pintarnya. Ia mencari di sosial media namun tidak menemukan berita viral dirinya mengenai kebocoran jadwal. Jimin menatap taehyung lagi. Alien ini berani benar mempermainkan dirinya.
"Jadwal mu bocor oleh orang presiden, jadi dia tau jadwal mu dari sekarang sampai 4 bulan ke depan," ucap taehyung cepat sebelum Jimin kembali bersuara.
"Apa? Maksudnya?"
"Jadwal mu bocor. Jin Hyung menduga hacker profesional yang bisa menembus akses. Hacker itu salah satu ajudan presiden."
"Tunggu, tunggu! Jadi maksud mu, orang itu sudah tau semua jadwal ku?"
Taehyung mengangguk.
"Ok, katakan dia tau, tapi aku masih belum mengerti alasan mu mengumpati ku anak itik sialan."
Taehyung menelan ludah dengan gugup. Ia menampilkan deretan gigi nya yang rapi dalam bahasa singkat nyengir lebar.
"Presiden tau kau kosong tiga hari ke depan, beliau meminta mu mengisi acara di pembukaan rumah pendidikan, kau tau kan program baru pemerintah mengenai pendidikan gratis di kawasan pelosok kota?"
"Apa?!!!!"
Beruntung apartemen Jimin adalah apartemen mewah dengan fasilitas kedap suara antar ruangan. Kalau tidak, unit Jimin pasti sudah kena tegur beberapa tetangga karena membuat bising tengah malam.
Wajah Jimin memerah, darah mengumpul hingga kepala. Padahal Jimin susah payah mendapatkan jatah libur tiga hari setelah selesai tur berbagai kota. Lalu, seenaknya merubah dan mengambil hak Jimin untuk hidup selayaknya manusia!
"Katakan aku tidak mau! Itu bahkan tidak tercantum di kontrak mana pun. Aku tidak membaca, tidak menandatangani, tidak menyetujui apapun!! Kalau perlu, hubungi pengacara ku!"
Taehyung sudah menduga Jimin akan meledak untuk sepersekian kali dalam satu malam. Wow, haruskah taehyung menuliskan dalam rekor dunia?
"Masalahnya adalah, kau sudah terpasang di iklan akan tampil sukarela," ujar taehyung pelan nan hati hati. Serius, emosi Jimin yang sedang naik sama berbahaya nya dengan induk gorila lepas mencari anaknya yang hilang.
Jimin menatap taehyung Lamat Lamat. Ia mendekati taehyung, meremat kedua pundak pemuda Kim malang itu, kemudian mengguncang nya dengan hebat.
"Aku tidak menyetujui apapun!!!! Aku tidak mau!!!!!!"
"Aku mengerti, aku mengerti, tapi masalahnya, para fans mu bahkan berdonasi ke rumah pendidikan itu begitu tau kau tampil sukarela sebagai amal dan bentuk dukungan program pendidikan pemerintah. Respon nya sangat positif untuk image mu, untuk program pendidikan. Kalau kau tiba tiba menyatakan tidak tampil, kau pikir bagaimana respon publik? Kau siap jadi makana netizen?"
Jimin menatap taehyung yang menatapnya tegas. Lalu Jimin merasakan tubuhnya kehilangan kekuatan. Ini seperti ia ingin marah, ingin meledak tapi ia tidak bisa. Ia tak lebih dari seekor burung cantik dalam sangkar.
"Arghhh!!! Presiden sialan!!! Jeon Jungkook brengsek!!!"
Dan berbagai umpatan tak ramah telinga lain nya. Taehyung berani bersumpah, seumur hidupnya, baru kali ini ia mendengar makian tertuju untuk presiden negara yang tengah dalam masa jaya nya ini.
"Oh telinga ku," keluh taehyung sembari menyaksikan Jimin menarikan tari reog di ruang tengah, melupakan Zootopia.
...
A/n bismillah rajin update, aamiin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Desire.
FanfictionJimin seorang penyanyi papan atas dengan julukan aset negara. Ia tidak menyangka bahwa, penampilannya di depan orang nomor 1 negara menjadi titik balik dalam karir juga kehidupannya, ketika sang presiden, Jeon Jungkook, menyatakan rasa tertarik pada...