bagian 1

1.3K 40 16
                                    

ketemuuuu yeayyyyy

may kangen banget asli sama boo semua.

oh yea, cerita kali ini bakal beda karena mmmm karena ga semua menceritakan kedepannya👩‍❤️‍💋‍👨.





🦠

"Rere!"

"Lama amat bang!"

Rumah benar-benar sangat ramai, hari ini ada acara kecil dirumah. Abang kemarin dapat juara dibidang olahraga, juara 1 basket dan mendapatkan trofi penghargaan sebagai MVP basketball. Tak usah heran, Veros Abinaya itu memang juaranya basket.

"Gimana sih, katanya dapet gelar MVP ngejer anak sekecil aku aja kalah?" Gadis berambut pendek diatas bahu itu tersenyum meledek Veros yang mendelik tak terima. Ia ulurkan tangan dan mengangkat tubuh gadis itu dan memeluknya erat.

"Woiii abang lepas!!!"

"Aurel kamu dimana???" Suara mama terdengar hingga dapur, gadis kecil yang namanya diserukan itu langsung menjambak rambut Veros dengan kencang. "Rell???"

"Mahhhhh Rere nakal mahh!! Jambak jambak!" Veros mengaduh sambil menurunkan Aurel dari gendongan nya, lalu ia elus kepalanya yang terasa perih akibat tarikan maut itu. Anak kecil kalau ditantang ya makin jadi, tenaganya ngalahin samson.

"Abang duluan mah!"

Dari arah belakang mamah muncul, berkacak pinggang menatap kedua anaknya bergantian. Lalu menatap sang anak sulung, "bang tolong beliin kecap. Mamah beli satu tadi kepasar, kurang kalau untuk olesan."

Veros melirik Aurel yang berjalan cepat menuju mamah. "Udah mulai dipanggang emang ayamnya?"

Mamah mengangguk, tangannya mengelus kepala Aurel yang mendusel diperutnya. "Udah, itu om sama papah yang lagi nyiapin bara buat bakar, kamu udah telfon sepupu semua buat dateng?"

Veros menggeleng, "belum. Gak tau ah, kan udah di share ke grub keluarga kalau mau ada acara, kayaknya masih pada sibuk kan belum weekend juga sebenernya. Mungkin kalau udah free pada nyusul yang lain." Jelas Veros, ia mengulurkan tangannya. "Beli apa tadi mah?"

Mamah merogoh daster yang ia kenakan, menyerahkan uang lima puluh ribu keatas telapak tangan Veros. "Beli kecap manis dua, kembaliannya jangan lupa dibalikin." Mamah nyengir.

Merasa ada yang menarik-narik dasternya mamah menunduk, ternyata Aurel pelakunya. "Mau ikut abang mah, jajan."

"Gak mau." Tolak Veros.

"Pelit sih?" Aurel mendelik sinis, ia buang muka dan kembali menarik pakaian mamah. "Mah, abang dari tadi ngeselin banget, dia baik cuma sama adik temen-temennya doang." Adunya.

Kan, punya adik itu memang se menjengkelkan itu. Suka mengadu yang tidak-tidak, sesuatu yang tidak ada menjadi ada, yang seharusnya ada malah ditiadakan. Veros kesal sendiri kalau harus berhadapan sama Aurel, kecil kecil cerewet.

"Apasih dek mulutnya? Bagus kah bagus?" Veros melotot, "makanya jangan nakal kalau mau disayang."

"Ikut bang ke warung!" Tak mengindahkan omongan Veros, Aurel kembali meminta ikut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alaska 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang