CHAPTER 11

319 29 8
                                    

“aku— membencinya”

.
.
.

Entah mengapa meskipun satu bulan lamanya telah berlalu aku masih saja mengingat perkataannya tempo hari, bagaikan kaset rusak kata-katanya terus berputar di kepalaku.

Semakin lama aku mengingat setiap kata yang ia ucapkan sebelum mencampakkan ku seperti boneka yang ia lupakan, aku akan semakin membencinya, aku akan semakin hilang akal, bahkan membayangkan wajahnya dalam benakku pun aku sudah tidak sanggup.

Bagaimana aku bisa lupa pada kenyataan bahwa ohm pawat tidak mungkin berubah, bodoh.

Wajahnya kini mengeras dengan gigi yang saling bergesekan, kebencian telah menutupi seluruh rasa cintanya.

Langit gelap yang membentang luas diatas ku, tampaknya sangat mengetahui apa yang sedang aku rasakan, karna setitik air mulai jatuh dan mengenai wajahku, lalu sedetik kemudian ribuan bahkan jutaan tetesnya mulai jatuh secara bersamaan, air hujan yang dingin mulai membasahi tubuh ku.

Semuanya terasa lebih baik ketika jutaan tetes air hujan jatuh mengenai tubuhku, tapi sayang sekali belum lama aku menikmati hujan, adikku lebih dulu datang dan langsung memarahiku, menyebalkan.

“apa yang kakak lakukan hah? Jangan seperti anak kecil dan bermain hujan”omelnya

“lalu apa yang harus aku lakukan? Hanya ini yang bisa meredam kebencian kakak” nonnie tampaknya tidak bisa berkata apa-apa lagi, karena diapun tau bagaimana perasaanku.

Sedetik kemudian para bodyguard mulai berlari menuju kami berdua, payung-payung yang mereka bawa mulai menghalangi tetesan demi tetesan jatuh mengenai tubuhku.

Lalu entah apa yang terjadi kemudian, semuanya gelap gulita, pikiranku mendadak kosong, kegelapan mulai menyelimutiku, aku— sendirian.

•••

Sedangkan ohm yang berada di kota, ia sedang terduduk lemas, hidupnya kini dipenuhi oleh kesepian, setelah ia menjauhkan kebahagiaannya sendiri darinya.

Telepon yang berada dihadapannya mulai berdering dan membuat lamunannya terbubarkan, ohm menjawab panggilan dari salah satu bodyguardnya dengan semangat.

Ohm selalu tidak sabar menunggu kabar dari nanon, meskipun ia tidak bisa berbicara maupun mendengar suara yang begitu ia rindukan.

Namun senyuman diwajahnya langsung pudar ketika mendengar kabar yang langsung membuatnya terduduk lemas

Ohm tidak sanggup membayangkan dirinya akan kehilangan sosok yang paling ia cintai.

Hari itu juga ohm langsung menuju rumah sakit, dalam perjalanan ohm terus memandangi jalanan yang semakin lama semakin menyempit.

Bright dan dew juga sedang menuju kesana.

Ohm pov;

Kini hatiku benar-benar kacau, semuanya menjadi begitu berantakan.

apakah ini adalah hari dimana aku akan menyesali semua keputusanku? tolong.. jangan...

Mobil milikku kini telah tiba di tempat dimana kekasihku berada, kakiku sangat lemas, semua rasa takutku membuatku lemah, bagaimanapun hidup tanpanya sangatlah sulit bagiku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝔑𝔢𝔳𝔢𝔯 𝔩𝔢𝔱 𝔪𝔢 𝔤𝔬 [𝔒𝔑] [𝔖𝔈𝔄𝔖𝔒𝔑 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang