"Aku kadang ngerasa kekanakan, tapi ya gimana, kamu istriku, tentu saja aku cemburu"
Matanya dengan tajam mengikuti setiap pergerakan manusia yang terlihat sibuk, beberapa staff menyapanya, laki-laki itu hanya membalas dengan senyum kecil, sekadar untuk menunjukkan kesopanan.
Sungguh, sedari tadi tubuhnya terasa terbakar, dengusan kesal beberapa kali terdengar darinya, atau decakan tidak suka yang memang sengaja tidak disembunyikan.
Edo menatap sang tuan dengan ringisan kecil, namun sesekali laki-laki itu tidak bisa menyembunyikan raut gelinya ketika mendengar gumaman yang disuarakan oleh sang tuan.
"Pengen gue patahin tangannya"
"Sialan, seharusnya script nya gue baca sampai akhir"
Itu hanya berupa gumaman yang terdengar di telinga Edo, yang lainnya, Edo tidak siap mendengarnya.
"Ini kapan selesainya, sih!?!," Rizky bertanya kesal.
"Sabar boss, tinggal scene ini doang"
"Perasaan dari tadi, scene nya begini mulu!"
Edo tidak bisa menyembunyikan kekehan gelinya, menepuk pundak Rizky beberapa kali.
"Sabar dong, lo mah emosian mulu".
Rizky kembali mendengus, lalu tak lama laki-laki itu berdiri spontan dengan mata membesar ketika melihat adegan yang membuat darahnya mendidih.
"Ok, cut! Perfect semuanya!".
Teriakan sang sutradara disusul suara-suara lain, tepuk tangan bergemuruh, dan tentu saja suara kelegaan dari setiap staff.
Rizky membatalkan niatnya, dia akan mematahkan tangan pemeran utama pria, sekaligus tangan penulis script sinetron tersebut.
•••••
Syifa tersenyum lembut ketika para staff menyalaminya, memberikan ucapan selamat yang dibalas dengan ucapan terima kasih oleh Syifa.
Syifa melirik seseorang di ujung sana, beberapa kali niatnya terhenti untuk menghampiri laki-laki itu ketika para staff menyalaminya, sejujurnya Syifa merasa diawasi sejak awal adegan, dan melihat bagaimana aura hitam yang seolah mengelilingi laki-laki itu, Syifa mengerti apa yang terjadi padanya.
"Syif ..."
Syifa menoleh, memberikan wajah tanya kepada seseorang yang memanggilnya.
"Iya, kenapa, kak?".
"Nanti malem ada acara perpisahan pemain sama kru yang lain, kamu ikut kan Syif?,"
"Eh, iya?, liat kondisi nanti aja kali ya, Kak. Aku juga belum izin sama kak Rizky ..."
Harris terlihat menggaruk kepalanya, mata laki-laki itu melirik canggung ke arah Rizky yang berdiri di ujung sana, entah perasaannya atau memang benar, tapi tatapan Rizky seolah ingin melubangi kepalanya.
"Ah, iya, mungkin kamu bisa izin sekarang"
Syifa mengangguk, tersenyum kecil, lalu berpamitan untuk menghampiri laki-laki yang sepertinya akan segera meledak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KYFA (Short) Story
Short StoryThis is KYFA (area) you can skip this fanfiction if you're not KFL, enjoy it..