Lini seorang anak dari pasangan suami istri yang berkecukupan, namun saat usia nya menginjak sepuluh tahun ibu nya meninggal dunia dan hanya hidup berdua dengan sang ayah
Ayah Lini,David nama nya dia dikenal dengan sikapnya yang lembut dan penyayang apa lagi lini merupakan anak satu satu nya mereka
David, merupakan seorang pebisnis dengan penghasilan nya itu dia bisa mencukupi kebutuhan sang anak semata wayangnya tersebut
Namun saat Lini menginjak usia dua tahun tiga tahun,dia justru melakukan kesalahan besar yang membuat sang ayah sangat marah dan kecewa
Lini dinyatakan hamil oleh dokter saat dia pingsan dan dibawa ke rumah sakit, menurut pengakuan dokter kandungan Lini berumur dua bulan
Saat bangun dari pingsan,sang ayah langsung menyatakan siapa ayah dari bayi yang dikandung Lini namun sekeras apapun ayah nya memaksa lini dia tidak buka suara sama sekali
Kekecewaan sang ayah untung nya masih mengijinkan lini untuk tinggal bersama namun sikap sang ayah kini berubah 180 derajat dari biasanya
Pagi ini lini di suguhi dengan keadaan bangun tidur perut nya mual tak karuan
"hoek Hoek Hoek" lini muntah berulangkali namun hanya cairan bening yang keluar dari perut nya
Lini ingin menangis sebetulnya kehamilan nya ini membuat nya susah setiap pagi dengan mual mual seperti ini
Tok tok tok
Pintu kamar Lini diketuk oleh sang bibi, mungkin akan menyuruh nya agar cepat bersiap sarapan karena ayah biasanya sudah menunggu di ruang makan
"iyaa bi,lini segera turun" ujar Lini sambil membasuh mulut nya
Dia bangkit dari wastafel toilet dalam kamar nya kemudian turun untuk menemui sang ayah
Sudah sebulan ini ayah nya tidak berbicara kepada Lini,tatapan teduh kini berganti menjadi tatapan nyalang yang menakutkan bagi dia
saat diruang makan dirinya langsung mencium aroma nasi goreng hangat,namun justru perut nya kembali mual dan akan muntah
"Hoek,Maaf ayah aku akan menyusul saja untuk sarapan nya " ujar Lini sambil menutup hidung dan mulut menggunakan tangan
Sang ayah hanya memandang sekilas seolah tidak peduli dengan nya,Lini akhirnya naik kembali ke kamar untuk beristirahat sampai nanti mual nya reda baru dia akan makan
****
Bulan demi bulan yang menyulitkan kehamilan Lini kini sudah delapan bulan lamanya, perutnya kini sudah membuncit besar dibalik baju baju nya
Namun sikap sang ayah,tak berubah sama sekali padanya padahal dimasa ini lah Lini membutuhkan dukungan dari orang tersayang
Ayah nya pun kini sering pulang malam membuat lini khawatir akan kesehatan sang ayah
Di kehamilan yang kedelapan ini, Lini mulai mempersiapkan diri untuk mengahadapi bulan berikutnya dia akan melahirkan
Dikamar miliknya kini sudah ada ranjang bayi dan beberapa perlengkapan bayi,kini dirinya tengah duduk di ruang tamu menunggu kepulangan sang ayah dimana jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam
"Mba,apa ngga sebaiknya nunggu bapak pulang di kamar saja ?" ujar bib
"Ngga pa-pa bi,aku nunggu Ayah disini aja lagian aku belum ngantuk,baby nya nendang terus dari tadi " Ujar lini sambil mengelus-elus perut buncitnya
"Ya sudah kalau gitu mba "
"Bibi, langsung istirahat aja " Bibi hanya mengangguk menyetujui kemudian pamit untuk ke kamar miliknya