0.8

80 14 0
                                    

Janji tetap lah janji, takdir tetap takdir. Jika memang aku yang telah di takdir bersama nya maka itu adalah kehendak tuhan, namun jika tidak itu juga kehendak nya.

Nenek sudah bercerita banyak, yori sudah mendapatkan pengobatan dari psikolog dan terapi untuk menghilangkan trauma di masa lalu, tapi ketahuilah bahwa aku kehilangan cinta ku.

Ibu merangkul bahuku, "semua akan baik-baik saja, psikolog akan membantu nya sembuh. Pastikan kamu banyak mengobrol dengannya."

"Sudah bu, dan tidak ada satupun yang ia ingat, tapi dia berkata sering kali memimpikan ku, pertanda seperti apa itu?"

"Banyak sekali orang bilang jika mimpi itu adalah bunga tidur, namun mereka salah mimpi itu berasal dari alam bawah sadar kemungkinan besar hal yang sering teman mu impikan adalah kenangan terindah yang ingin dia ingat, namun trauma nya di masa lalu memberi tekanan pada otak hingga terjadi amnesia sementara."

Wanita yang baru berumur 20 tahun yang menjabat sebagai seorang psikolog berbicara pada ku, menjelaskan kondisi yori.

"Lalu kapan dia akan mengingat ku?"

"Dia anak yang tangguh tidak akan lama, kamu tau? Dia selalu berusah untuk sembuh, pasti dia mengingat mu, kamu teman terbaiknya."

Ibu tersenyum kearah psikolog muda itu, "anak saya jatuh cinta dengan laki-laki yang tengah kau rawat kesembuhan mental nya, tolong bantu yori agar anak saya bisa tersenyum lagi."

Psikolog itu mengangguk, "tidak papa, aku akan menjamin kesembuhan yori ya? Janji setelah ini kamu akan segar dan tidak lesu, ibu mu pasti lebih bersedih karena kamu banyak menghilangkan lengkung senyuman."

***

Setelah membujuk ibu, kami akan menginap 3 hari lagi di sana. Tentu saja aku ingin melepas rindu ku yang sudah berkarat di hati.

Yori yang tengah berlari kesana-kemari itu membuat ku merasa lebih baik setelah beberapa bulan tak melihat nya dan mengetahui keadaannya, saat tengah melamun sendiri yori terjatuh aku segera menolong nya.

"Apa ini sakit? Bagian mana yang sakit? Bisa berjalan? Ayo kita obati dulu."

Aku memampah nya untuk duduk di teras rumah, dan berbicara pada nya apa mereka menyimpan obat P3k.

Aku mengobati nya dengan perlahan, ibu dan nenek tengah pergi ke pasar untuk membeli bahan-bahan makan untuk makan siang.

"Bagaimana bisa terjatuh bahkan aku baru memalingkan pandangan beberapa detik saja, lain kali berhati-hati lah."

Yori tersenyum, "kerjaan mu memang selalu memarahi ku ya?"

"Aku tidak bisa mengingat dengan jelas tentang siapa kamu sebenarnya, tapi setiap kita mendapati padang satu sama lain, saat kamu menggenggam tangan ku, mengajak mengobrol. Itu terasa aneh, dan mengerikan kau tahu?"

Aku memandang nya, dan tersenyum.

"Apa? Kamu jatuh cinta sama aku?"

"Hei! Tidak aku masih cinta aiko!"

Bantah nya keras, aku tersenyum tipis. Tidak papa, hanya sementara saja setelah itu aku akan menyingkirkan aiko dari pikiran yori.

"Kalau kita di lahirkan kembali seperti apa kita?"

Tanya nya menatap lurus pada jalan, kami terduduk berdua pada bangku teras memandang suasana pagi yang begitu menyejukkan hati.

"Entah, tapi aku berharap kita menjadi dua manusia yang layak jatuh cinta. I wish you was girl."

Batinku berucap, aku tak sanggup mengatakan nya secara langsung.

"Entah mungkin memjadi batu yang berpasangan?"

Yori tertawa geli, "menjadi batu? Ide yang buruk aku ingin terlahir untuk menjadi seorang presiden!"

Itu melekat benar-benar indah, namun menyakitkan.

Sore itu kami bermain di taman bersama, tak ku sangka kami bertemu dengan hannata aiko yang yori bicarakan selama 2 hari terakhir.

"Oh hai! Kamu teman baru yori ya?"

Cih!

Kamu yang mengambil alih nya dari ku.

Aku hanya mengangguk sebagai jawaban, aiko hanya sebetas lewat kata nya sore ini ada les. Apa pun itu aku tidak peduli, tapi jika di lihat-lihat aiko memang cantik, namun tidak ah, cantik yori.

"Minato, seperti nya aku menyadarinya sesuatu yang beda dari kamu?"

"Seperti apa?"

"Kamu sedang jatuh cinta dengan seorang."

Aku menatap nya terkejut, aku akan bersorak gembira jika berhasil menggeser posisi aiko di hati nya.

"Saat aku bersama aiko, aku selalu memperhatikan ekspresi mu, seperti seorang yang cemburu. Bisa ku tebak jika kamu."

"Suka ya sama aiko?!"

Aku menghela nafas berat, "terserah saja, ayo pulang sebentar lagi petang."

"Hei kamu serius menyukai aiko? Kenapa aiko? Apa menurut mu dia cantik?"

Di sepanjang jalan itu yori hanya beroceh tentang aku benar-benar menyukai aiko atau tidak, aku menghentikan langkahku.

"Aku tidak menyukai aiko."

Yori memincingkan matanya, "tidak mungkin, kamu pasti bohong karena setiap aiko bermain dengan ku kamu seperti orang yang sedang cemburu."

"Aku tidak suka perempuan!"

"Sudah ayo pulang sebelum malam."

Yori membeku dengan pengakuan ku, seperti terkejut ekspresi nya menggemaskan, aku menggenggam tangan nya untuk mengajak kembali berjalan.

Sesampainya di rumah ibu dan nenek sudang memasak untuk hidangan nanti malam, saat kami sampai ibu menyuruh untuk segera mandi karena kami sudah seharian bermain di luar, dan utu cukup membuat berkeringat.

"Mau kamu dulu yang mandi atau aku?" Tanya ku sesaat setelah mengambil baju ganti, yori tampak melamun sedari tadi. Entah karena apa tapi bisa ku tebak jika dia terpikir kan dengan pengakuan spontan ku tadi.

"Minato, akan kah kamu merasa risih kalau aku juga membeberkan rahasia ku seperti kamu tadi?"

Aku tersenyum dan memandang nya, "berbicara lah, aku akan menjaga dengan aman, karena kamu sudah mengetahui rahasia ku kan?"

"Aku selalu berpikir bahwa selama ini aku memang menyukai aiko, namun jauh sebelum itu saat aku sering memimpikan mu aku jatuh cinta secara tidak langsung, pada hal faktanya kita baru bertemu sekarang. Aku selalu menyangkal jika aku menyukai aiko karena dia selalu bersama ku, tapi ketika kamu berkunjung itu sudah tidak bisa ku tahan. Aku menyukai mu."

"Aku tahu ini semacam virus, atau mungkin ungkapan spontan mu tadi hanya lah guyonan aku tak-"

Aku memeluknya, aku hampir menangis bukan karena sedih namun ini bahagia ku, cinta ku kembali walaupun sebagian kenangan nya hilang namun cinta nya tetap abadi aku salah menilai.

"Aku juga menyukai mu hoshikawa yori, selalu."

Dia membalas pelukan dengan riang, "aku senang cinta ku terbalas."

MONSTER ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang