Spesial chapter

139 19 4
                                    

Aku diam-diam memperhatikan nya, menatap netra laki-laki berambut keriting yang memiliki kulit cerah. Aku lebih sering memperhatikan nya setelah aku menyadari sesuatu yang berbeda pada nya, cara dia yang diam-diam menatap ku, lalu tatapan nya saat melihat ku.

Aku selalu memperhatikan sekitar, bahkan aku bisa menyadari detail kecil pada orang lain.

Sikapnya yang benar-benar jelas membuat ku sering berdebar, mugino minato, laki-laki itu yang membuat aku menemukan jati diriku sesungguhnya, setelah sekian lamanya aku menyangkal dengan pendirian ayah, hanya dia.

Aku mencintai mugino minato, sebelum bertemu dengan nya yang ku lakukan hanya bermain sendirian di kereta, dan memikirkan nya di beberapa waktu.

Saat pelajaran Tn. Hori yang sedang menjelaskan masa depan aku hanya merasa sampai kah aku bertahan pada tahun yang akan datang? Atau mungkin aku akan membusuk sehingga mati karena kekerasan ayah.

Aku memandang kearah jendela, mulai berpikir apakah bisa dia menyatakan cinta ku untuk mugino minato. Ah, mungkin tidak aku tidak akan melakukan dengan terang-terangan mungkin obrolan kecil yang bisa membuat nya sadar jika dia menyukai ku.

Banyak momen yang terjadi, minato sering terpergok grogi saat bersebelahan dengan ku. Dan waktu olahraga sekali pun, dia bergetar karena aku berada di atasnya.

Aku menyidir nya secara halus, aku pikir dia mulai menerima secara perlahan.

Sepulang di rumah aku melihat keadaan yang tidak baik seperti nya ayah tengah mabuk, aku berjalan dan memandangi sekitar, dia mulai lagi.

"Dasar anak aneh! Otak mu adalah otak babi! Kamu bodoh layaknya babi bersikap!"

Teriaknya memukul ku dengan kayu, aku hanya meringkuk, aku tidak bisa membalas. Aku harap tuhan akan memberi yang setimpal.

Emosi nya sudah mereda, dia meninggal rumha juga aku yang tengah meringkuk kesakitan, aku tidak menangis ini sudah biasa tapi kali ini lebih sakit.

Aku mengobati secara perlahan, itu menyakitkan apa ibu selalu bersama ku? Apa dia melihat bejatnya laki-laki yang ia cintai?

Ibu, aku harap kamu akan membawa ku pergi secepat mungkin. Berada di sini melelahkan tidak ada tangan yang akan merangkul pundak ku, aku hanya akan sendirian. Tidak kah itu menyedihkan?

Aku mengganti pakaian dan memakan cemilan ku secara perlahan aku sudah mulai lapar, ayah tidak akan memberi ku makanan yang layak, dan aku harus tetap hidup agar tidak mati dengan konyol.

Aku ingin mati dengan suatu pengorbanan bukan karena mati kelaparan.

Aku menatap kearah jendela hari ini cerah, namun situasi tidak pernah bersahabat dengan ku sedari dulu. Teman-teman ku selalu jahil, aku hanya akan diam karena yang mereka lakukan tidak lah sama dengan apa yang ayah lakukan.

"Mugino minato sedang apa ya?"

Kali ini banyak waktu yang teralihkan untuk memikirkan minato, lagi dan lagi. Aku tidak pernah mendapat perhatian, minato memberikan sesuatu yang semesta tak pernah berikan dan aku memberi seluruh cintaku secara berlebih untuknya.

Sore itu sepulang sekolah aku menangkap netra nya tengah berjalan seraya menendang kerikil kecil di jalan, aku menghampiri nya.

"Apa yang akan kamu tulis di buku tugas tentang masa depan?" Dia terkejut dan segera tersenyum tipis, "mungkin sesuatu yang ku mau, tapi bukan tentang profesi kerja."

Aku meliriknya, dan mengangguk paham. Dia akan menulis ungkapan cinta nya, itu tertebak.

"Bagaimana dengan mu apa yang akan kamu tulis?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MONSTER ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang