6🍒

29 4 0
                                    

Seindah Langit yang di cintai oleh Naisa🌹

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seindah Langit yang di cintai oleh Naisa
🌹


Entah mengapa dalam cerita ini waktu begitu cepat berlalu, entah karena aku hanya mengisahkan tentang Langit saja? ..., kisahku memang untuknya ..., sepenuhnya tentangnya ..., tidak tahu kalau nanti. Bak kata pepatah, baru saja kemarin aku dan Langit masih tertawa-tawa bercanda, sekarang sudah memikirkan hari-hari berat yang akan dilalui setelah nanti tak lagi bersama. Apa aku masih akan memikirkan Langit? Setiap hari aku menanyakannya pada diriku sendiri. Tetapi aku berusaha untuk tidak terlalu mempermasalahkan perasaan pribadiku dan fokus menjalani kehidupan sehari-hari saja seperti biasa sehingga waktu terus melaju, menggiringku ke masa sekarang tanpa terasa.

Aku sedang bersantai di ruang tamu, menonton serial Detective Conan yang tidak bosan-bosannya mengurusi kasus orang lain. Cookies coklat dan es sirup menemani hari liburku weekend ini. Di sela-sela menonton iklan aku mengingat Langit dan masalah kelulusannya. Esok dia ujian akhir, dan setelah itu peluang untuk bertemu dengannya semakin kecil. Aku selalu mengingat dirinya tanpa pernah bertanya apa dia juga pernah mengingatku? Tapi aku tidak terlalu peduli dengan itu. Apa memastikan orang yang kita pikirkan juga memikirkan kita adalah sebuah keharusan?

Tiba-tiba aku mendapat panggilan telepon, dari Dini.

"Hello?"

"Nay, ke sekolah sekarang! Guru yang minta, katanya murid kelas sepuluh juga harus ikut memeriahkan acara akhir tahun nanti. Ayo! Teman-teman yang lain juga udah pada ngumpul," koar Dini di telepon.

Aku mendengus malas, "harus sekarang banget nih?"

"Ya iya sekarang! Masa tahun depan?! Yang ada kakak kelasnya udah ganti."

"Hah? Apa hubungannya dengan kakak kelas?," tanyaku heran.

"Jangan banyak nanya deh, buruan aja datang. Acara akhir tahun nanti kan bertepatan dengan acara wisuda kelas dua belas juga. Gimana sih?, Kata guru, 'untuk melepas kepergian kelas dua belas, masing-masing kelas harus menampilkan pertunjukan seni agar bisa mereka kenang nantinya, setidaknya mereka merasa berharga dan bangga pernah bersekolah disini'. Apresiasi ... tau gak sih apresiasi? ... kita harus sama-sama menyukseskan acara akhir tahun ini," Dini berusaha meyakinkan ku.

"Tapi kok aku belum dengar informasi apapun ya mengenai acara akhir tahun?" Aku masih bertanya karena kebiasaanku sedari dulu jika semua belum dirasa jelas aku tidak akan pergi.

"Jangan salahkan siapapun kalau kamu nya yang kurang update, pastikan langsung aja sini. Dan kalau terbukti aku tidak bohong, aku akan menagih hutangmu!," geramnya.

"Memangnya aku punya hutang?"

"Argh, Naisa ... Cepat kesini atau aku benar-benar menganggapmu berhutang sesuatu kepadaku!" Dini telah benar-benar meninggikan suaranya, ia kesal karena merasa seolah aku sengaja mengulur waktu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 08 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Seandainya Aku Jadi Awan (Jingga di Sore Senja)Where stories live. Discover now