• Prolog

63 15 0
                                    

"Lebih baik berhenti, daripada lanjut mencintai seseorang yang kita tidak tau hatinya untuk siapa"
- A R E T A -

Happy Reading🗯

****

Disebuah rumah terdapat pasangan suami istri yang sedang bertengkar, lebih tepatnya mereka menikah   dengan terpaska.

Kedua sejoli yang masih duduk di bangku SMA kelas 12, yang terpaksa harus menikah, karena perjodohan dan paksaan.

"Aku gak mau Zix...." lirih Areta dengan air mata yang mengalir.

"Gue gak nerima penolakan! Cepet sekarang pake baju ini!" bentak Razix dengan menyerahkan baju tipis, dan pendek, terlihat seperti baju dinas.

Areta mengambil baju itu dari Razix dengan tangan yang bergetar.

"Aku mohon... kamu boleh siksa aku, tapi jangan paksa aku pake baju ini... aku juga punya harga diri..." lirih Areta dengan bersujud di bawah kaki Razix.

"GUE SUAMI LO! LO BILANG PUNYA HARGA DIRI HAH! TERUS APA KELAKUAN LO YANG NGEGODA TEMEN GUE SENDIRI PAKE BAJU MINIM!" bentak Razix dengan menarik rambut Areta.

Areta meringis dan memejamkan matanya.

"Denis pitnah... aku gak pernah goda dia..." lirih Areta dengan kepala yang mendongak, karena tarikan tangan Razix pada rambutnya.

Razix menggeram marah dan membenturkan kepala Areta pada dinding.

Dugh

"Lo mau pitnah temen gue?!" bentak Razix dengan menatap Areta yang memejamkan matanya, dengan darah segar yang berasal dari kepalanya.

"A-aku gak pitnah..." lirih Areta dengan terbata bata.

"JANGAN ALASAN! SEKARANG JUGA LO GANTI BAJU LO DIHADAPAN GUE!" bentak Razix dengan berteriak.

Razix menghempaskan badan Areta pada lantai yang dingin.

Areta memejamkan matanya saat rasa sakit dibadan nya karena terhempas ke lantai.

Areta menghampiri Razix yang sedang melihatnya dengan dingin dan bersedekap dada.

"Tolong dengerin penjelasan aku... aku gak bohong, poto yang Denis kirim sama kamu itu editan, itu bukan aku..." lirih Areta dengan bersimpuh di kaki Razix.

Razix melihat Areta dengan tajam. "Gue bilang jangan pitnah temen gue! Gue lebih percaya Denis, temen gua dari SMP. Bukan lo yang baru gue kenal, dan terpaksa harus memiliki ikatan yang menjijikan!" ucap Razix dengan menunjuk wajah Areta yang terdapat beberapa darah yang sudah kering.

Areta memejamkan matanya dengan air mata yang mengalir.

"Kalau begitu, aku mau kamu cerain aku..." lirih Areta dengan menunduk.

Razix mengepalkan tangan nya saat mendengar ucapan Areta. "Jangan harap! Jangan harap gue cerain lo sebelum gue puas siksa lo!" ujar Razix dengan mencengkram dagu Areta.

Areta meringis saat tangan Razix mencengkram dagunya.

Razix melepaskan cengkraman nya pada dagu Areta, dan pergi keluar dari kamar.

Brakk

Razix menutup pintu dengan keras.

Sedangkan Areta sedang menangis keras saat lagi dan lagi, Razix memperlakukan nya layak anjing.

"Yatuhan... kapan penderitaan ini berakhir, hiks..." isak Areta dengan kepala yang terasa pusing.

Areta berjalan dengan sempoyongan menuju nakas dekat dengan kasur.

Areta membuka nakas tersebut dan mengambil sebuah botol obat, Areta mengambil beberapa butir obat dan langsung meminum nya, dengan segelas air yang berada di atas nakas.

Areta memejamkan matanya dan berjalan sempoyongan menuju kamar mandi.

Tanpa Areta sadari, sedari tadi ada seseorang yang mendengar pertengkaran nya dengan Razix di luar kamar nya.

"Ini belum seberapa." ucap seseorang itu dengan seringai nya.

****

Hallo guys...

Jangan lupa vote dan komen. Tinggalin jejak, gak papa nyampah di komenan jugaa...

Gimana sama prolog nya? Sumpah aku gak tau mau bikin prolog nya kaya gimana...

Next?

Rabu, 03 april 2024

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perjalanan Dua SejoliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang