chp. 28

1.5K 133 24
                                    


___________________


Pukul 8 malam, ketika sang matahari sudah berganti shift dengan sang bulan, dua insan terlihat masih nyenyak dengan posisi tidur sembari saling memeluk. Dua orang itu adalah Freya dan Flora yang sudah tertidur sedari jam 4 sore hingga saat ini.

Sebenarnya Freya sempat terbangun namun ia terbangun hanya untuk membalas pelukan Flora lalu kembali tertidur karena dirinya enggan untuk bangun dari tidurnya, lagi pula badannya masih terasa sedikit lemas.

Suara langkah kaki terdengar dari luar kamar, langkah kaki itu seperti sedang menuju ke arah kamar Freya. Dan ya benar karena setelah suara langkah kaki, disusul oleh suara ketukan pintu.

toktoktok

"Freyaa, Flora. Bangun sayangg udah malem loh.., bunda udah siapin makanan kalian!" teriak Shina dari luar kamar. Freya yang terusik pun akhirnya membuka matanya lalu menatap jam yang berada di meja nya

"Eugh jam berapa ini?" Freya mengubah posisi nya dari tidur menjadi duduk, ia melihat kembali jam yang tadi buram di penglihatan nya

"HAH? UDAH MALEM!?" pekik Freya shock. Ia segera berlari menuju pintu lalu membuka nya dengan tergesa-gesa.

"BUNDA UDAH JAM SEGINI?" Shina yang melihat itu hanya terkekeh lalu mengusap pipi anaknya

"Makanya, pasti tadi kamu bangun kan? tapi tidur lagi." tebak Shina, Freya mengangguk. Tubuhnya yang tadi menegang kembali menjadi lemas

"Bener-bener mirip ayah ya, kamu."

"Apa itu mirip-mirip sama ayah?" tanya seorang pria paruh baya yang hanya mengenakan kaos oblong dan celana panjang lalu mendekati kedua perempuan kesayangan nya

"Apa, siapa yg mirip sama ayah?" tanya Redhan, Shina terkekeh begitupun Freya

"Freya yang mirip sama kamu, kebiasaan nya sama-sama bangun trus tidur lagi." jawab Shina. Redhan hanya tertawa mendengarnya lalu mendekati Freya dan merangkul tubuhnya

"Anak sulung ayah emang sifatnya nurun dari ayah." ujar Redhan sembari menepuk lengan kiri Freya. Freya hanya tersenyum kaku melihat kelakuan ayahnya

Shina tersenyum melihat kedekatan anaknya dengan suaminya yang menurutnya tak pernah ada keributan diantara mereka, hanya sekali itupun saat Freya bilang bahwa ia ingin menikahi Flora adiknya, mereka cekcok sangat sengit hingga rumah terasa arena perang.

Bahkan mungkin jika ada yang dengar mereka akan kepo, sudah ribut beberapa jam endingnya tetap saja suami nya menerima kemauan Freya dan akhirnya mereka berbaikan.

Bahkan Shina menerima apa yang Freya ingin, karena menurutnya apapun yang anaknya mau itu adalah kebaikan bagi dirinya sendiri dan tak salah jika dirinya memberikan izin kepadanya.

Asal saja Freya tepat janji dalam omongan nya, se kecewa apapun Shina ketika Freya bercerita kebiasaannya dengan Flora dulu, tetapi Shina tak bisa memarahi mereka karena Shina tak ingin ambil pusing.

Mengingat pernikahan Freya dan Flora yang akan diadakan bulan depan dan secara tertutup, hanya teman dekat serta keluarga Freya lah yang akan datang, Shina menatap sendu anak sulungnya yang sedari dulu Shina jaga sekarang sudah bisa memilih jalan hidup nya sendiri.

The Vincent's. (FreFlo) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang