ALEXIS

2.2K 184 43
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Los Angeles 

Pemandangan yang hampir mirip, indahnya langit malam. DImana bintang dan lampu terlihat menyatu. Sekelebat bayangan muncul, saat melihat fenomena ini. 

Diminumnya sirup yang sedari tadi hanya dia pegang Sambil menikmati pemandangan indah dihadapannya.

Dia berada di balkon lantai 20 di sebuah hotel. Ada pertemuan rutin keluarga besar pimpinannya. Sambil menunggu acara di mulai, dia ingin menghirup udara malam yang tenang.

Ingatannya terlempar kembali ke lima belas tahun yang lalu.

---

"Ayah ! buka pintunya!" Alexis mencoba menggedor pintu sebuah rumah sederhana Bajunya lusuh. Dia baru saja pulang dari kerja sampingannya sebagai pencuci motor.

"Pergi! jangan ganggu hidup gue!" Teriak laki-laki di balik pintu.

"Tapi kami butuh uang Ayah, ibu sakit!"

"Gue ngga perduli! gue udah punya kehidupan sendiri, ga da urusan lagi dengan kalian."

"Tapi—" Alexis mengepalkan tangannya. Dia sudah lelah mengemis seperti ini. 

"Gue ngga butuh lo! gue yang akan biayai ibu! gue ngga perlu laki-laki tak bertanggung jawab seperti lo!" teriaknya sambil berlari meninggalkan rumah itu.

Gue akan berusaha keras mengumpulkan uang, demi pengobatan ibu.

Dia berusia 14 tahun saat itu. Di usia yang masih begitumuda, dia harus berjuang dirinya dan menghidupi ibunya. Dia tetap memprioritaskan sekolahnya, dan mengambil beberapa pekerjaan sampingan di waktu luangnya.

Lelah? tentu saja, untuk anak di usianya yang hrusnya memikirkan sekolah dan bermain. Tapi dia harus menjadi tulang punggung. Dia tak pernah mengeluh, rasa lelah bukan sesuatu yang dia pikirkan. Tapi satu hal, kesehatan ibunya yang semakin heri semakin memburuk sering membuatnya menangis dalam diam. 

Sore itu, di sebuah taman, tempat kesukaannya. Dia merebahkan diri di bawah langit merentangkan tangannya. Sambil memejamkan mata. Ibunya baru saja kambuh tadi. Tak terasa bulir-bulir airmatanya jatuh.

Tuk

Alexis terkejut saat merasa seseorang yang mengetuk dahinya dengan sesuatu. Dia melihat seorang gadis duduk di sampingnya. Sedang menatapnya.

"Kak Al kan? Nih!" ucap gadis itu sambil memberikan sebuah lolipop. Alexis bergegas duduk, dia memalingkan pandangannya. Dia tak mau gadis itu tahu dia menangis.

"Siapa lo? darimana lo tahu nama gue!" tanya Alexis masih dalam posisi yang sama.

"Aku adik kelas kakak di pelatihan karate!" Al melirik sekilas ke arah gadis itu. '

ALL ABOUT LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang