"Aku akan tetap mencintaimu. Walau raga dan jiwamu telah tiada. Cinta ini akan terus berkembang selamanya. Dan akan menetap lebih lama."
Erwin Alzhyan.
⦁┈⦁┈⦁┈⦁┈⦁✾✾✾⦁┈⦁┈⦁┈⦁┈⦁
Ada-ada saja, pikir Erwin. Dia belum ada niatan ke arah sana, hatinya saja masih nyangkut untuk seseorang dimasa lalu. Banyak para wanita shalihah yang ditawarkan oleh Sang Ummi, tapi Erwin masih menolaknya. Erwin takut akan menyakiti hati perempuan yang lain kalau dia memutuskan untuk menikah sekarang. Ia ingin melepas cintanya yang masih ada, namun terasa sulit. Bahkan sampai bertahub-tahun.
"Saya belum ada kepikiran kesana Bu. Pernikahan adalah ibadah yang paling lama, tidak bisa disepelekan. Harus dengan tekad dan hati yang yakin. Agar nanti bisa menjalin rumah tangga yang baik dan harmonis. Semua pasti menginginkannya, Saya masih menyiapkan diri untuk itu," jawab Erwin sambil tersenyum.
Wajah ibu tersebut langsung berubah, apakah dia merasa tersinggung dengan penolakan Erwin? Mungkin begitu. Lagian memang Erwin belum ada kepikiran sampai sana. Mau dicomplangin sama siapapun kalau dari hatinya saja belum yakin, pasti akan berasa tidak enak. Yaa walau ada kata kalau cinta itu akan tumbuh seiring berjalannya waktu dan bertemu setiap hari. Tetap saja bagi Erwin harus punya kematangan dalam berumah tangga. Terlebih dia nantinya akan menjadi suami sekaligus imam bagi seorang istri.
"Ya sudah Ustad, kami pamit pulang. Assalamu'alaikum," ucap ibu tadi sambil merengut.
"Wa'alaikumussalam," jawab Erwin.
Erwin pun kembali kerumah dengan berjalan kaki. Karna jaraknya tidak jauh dari rumah. Sampai rumah Erwin langsung pergi ke kamar meletakkan sajadah ditempatnya. Lalu dia mengambil laptop yang ada diatas meja. Masih ada sedikit pekerjaan yang belum selesai.
Dia meninggalkan laptopnya dikamar, lalu pergi ke belakang untuk membuat teh. Setelah itu dia kembali ke kamar lagi sambil membawa secangkir teh ditangannya. Dia ambil ponsel yang tergeletak dimeja, lalu kembali Erwin membuka akun media sosialnya. Dia membuat postingan disana, ilmu yang ada memang harus dibagikan.
Tidak ada manusia yg baik saja di dunia ini, semua sedang berjuang dengan ujian masing masing.
Maka ingatlah selalu.حَسْبُنَا اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ
Hasbunallahu wa nimal-wakil"Cukup Allah sebagai penolong kami"
(QS Al Imran : 173)Setelah diposting, tangannya beralih membuka aplikasi Al-Qur'an untuk memutar murottal. Lalu dia taruh ponselnya dan beralih ke layar laptop yang sudah menyala. Terdapat banyak deretan laporan yang harus disetor oleh Erwin besok. Beruntung dia sudah menyelesaikan sebagian. Tugasnya memang banyak, ingin tidur awal selalu tidak bisa. Kecuali kalau malam ahad, dia baru bisa tenang dan beristirahat dari tanggung jawabnya bekerja.
Postingan Erwin langsung mendapat banyak komentar dari pengikutnya yang memang lumayan banyak. Namun tak dihiraukan oleh Erwin, dia lebih memetingkan untuk menyelesaikan tugasnya. Setelah pekerjaannya selesai, Erwin menutup laptop dan pergi ke kamar mandi. Lalu ia kembali lagi dengan wajah yang sudah basah. Ternyata Erwin baru selesai berwudhu sebelum akhirnya memilih untuk tidur.
*****
Pagi yang cerah, Erwin sudah siap untuk berangkat kerja. Jam menunjukkan pukul setengah delapan. Hari ini sama dengan biasanya, tanpa ada yang berubah atau bertambah. Maksudnya bertambah kebahagiaan. Tentu tidak ada, sebab separuh belahan jiwanya sudah pergi. Hampa! Hanya itu yang bisa menggambarkan Erwin sekarang. Ditemani dengan kesunyian, kekosongan, dan kesendian disetiap langkah dan aktivitasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMBUKA LEMBARAN BARU
Любовные романыBagaimana jadinya kalau seseorang yang begitu dicintai malah pergi untuk selamanya? Seseorang yang ingin dilamar dan dijadikan bidadari satu-satunya, namun dia pergi dahulu menghadap Sang Pencipta? Pasti sakit dan sulit untuk melupakannya. Bekas c...