Chapter 2. Berat untuk Kembali

4 1 0
                                    

◦•●◉✿⁂𝐐𝐮𝐨𝐭𝐞 𝐨𝐟 𝐭𝐡𝐞 𝐃𝐚𝐲⁂✿◉●•◦

_Jαngαn sαmpαi duniα memisαhkαnmu dαri orαng-orαng yαng kαmu cintαi. Bαnyαk orαng kehilαngαn αkhlαk kαrnα urusαn duniα, sαmpαi memisαhkαn sαudαrα, jαngαn jαdikαn urusαn duniα mencegαh kαmu dαri urusαn αkhirαt._

_ Hubαbαh  Mαryαm_

⦁┈⦁┈⦁┈⦁┈⦁✾✾✾⦁┈⦁┈⦁┈⦁┈⦁

Dulu masih ada Kakek dan Nenek yang ikut merawat Zillah dan Zeira. Namun mereka telah meninggal dunia. Ezza sempat menikah, namun pernikahannya kandas ditengah jalan. Suami Ezza suka kasar dan KDRT, sehingga Ezza memilih untuk berpisah saja. Setelah perpisahan mereka, baru lah Kakek dan Nenek mereka meninggal hanya jarak satu tahun.

Sampai sekarang Ezza belum ada keinginan untuk menikah lagi. Fokus dia adalah merawat Zillah dan Zeira sampai lulus sekolah. Karna sebentar lagi Zillah dan Zeira akan lulus SMK. Ya mereka berdua sekolah ditempat yang sama dan satu kelas. Kok bisa satu kelas? Mereka kan beda kelahiran?.

Jadi mereka dulu disatukan saat masuk sekolah. Zeira yang mengikuti Zillah satu tahun. Sampai sekarang sekolah mereka sama dan di kelas yang sama. Ezza tinggal di Provinsi yang berbeda dengan Nadin. Besok adalah hari kepulangannya ke Provinsi Jawa Timur. Dia ke Jakarta karna ingin berkunjung ke rumah Nadin. Ongkosnya ke Jakarta sebagian dibiayai oleh Nadin. Ini juga keinginan Nadin menyuruh Ezza untuk ke Jakarta. Sebab dia merindukan adiknya itu. Kebetulan Zillah dan Zeira libur semester.

Selesai memasak, Nadin dan Ezza menghidangkan di meja makan. Tak lama terdengar suara mobil terparkir. Sepertinya itu mobil suami Nadin yang sudah pulang. Ezza berlalu ke kamarnya sekalian memanggil Zillah dan Zeira yang masih dikamar.

"Zillah, Zeira, ayo keluar. Kalian makan dulu, setelah itu lanjut kemas lagi," ucap Ezza memasuki kamar dua ponakannya dan melihat mereka sedang berkemas.

"Eh iya tante, setelah ini kami ke meja makan, tante duluan saja," jawab Zillah yang menghentikan aktivitasnya saat mendengar suara Ezza.

"Ya sudah, segeralah turun." Ezza pun berlalu pergi.

"Aku pengen kalau sudah lulus nanti cari kerja disini kak," ucap Zeira secara tiba-tiba.

Zillah pun menoleh ke arah adiknya yang ada diatas ranjang. "Ngapain kerja jauh-jauh kesini? Disana kan juga banyak tempat kerja, di Surabaya juga banyak. Memangnya kamu gak kasihan ninggalin tante Ezza sendiri?" tanya Zillah mendekati adiknya lalu duduk disamping ranjang.

"Ya kasihan sih, tapi kan disini enak kak. Sekalian cari pengalaman, tapi pikir nanti lah. Ayo keluar, entar ditungguin lagi." Zeira pun turun dari ranjang menuju keluar duluan meninggalkan Zillah yang masih di kamar.

Dia mengambil cadarnya dan dikenakan. Ada suami Nadin yang bukan mahram Zillah. Jadi dia benar-benar menjaga batasannya.

Dimeja makan sudah ada Ezza, Nadin, dan Hesan. Mereka pun duduk bersama, Nadin mengambilkan nasi dan lauk untuk suaminya. Selesai makan malam, Nadin dan Ezza merapikan piring kotor.

Diluar Kesya baru saja sampai rumah. Dia baru selesai mengerjakan tugas kuliah dirumah sahabatnya. Maka dari itu dia pulang malam. Kesya langsung pergi ke kamarnya yang ada dilantai atas. Tapi sebelum sampai dikamarnya, Nadin menghampiri Kesya dan bertanya pada Kesya.

"Kamu sudah makan Kesya?" tanya Nadin melihat Kesya menaiki tangga.

"Sudah ma, tadi aku makan dirumah Lera. Aku ke kamar ya ma, mau mandi," ucap Kesya.

MEMBUKA LEMBARAN BARUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang