CH 7b

702 79 3
                                    

Happy Reading🤍





Jimin masih berdiam diri di kafe, saat ini pikirannya sedang kacau. Kesalahan yang sudah dia lakukan di masa lalu benar-benar membuat hidupnya tersiksa.

Flashback•  
     
Jimin menatap undangan di tangannya, itu undangan dari Jennie untuk menghadiri acara kelulusannya. Selama ini Jennie tidak pernah meminta apapun darinya, adiknya itu hanya menginginkan sedikit kasih sayang. Tapi Jimin tidak memberikannya, bukannya tidak bisa tapi memang Jimin tidak mau. 

Jennie...adiknya itu tumbuh menjadi gadis yang cantik dan juga sangat manis, Jimin mencoba menepis semua perasaan tidak wajar di dalam hatinya tapi rasanya sangat sulit. Jimin benar-benar jatuh terlalu dalam pada Jennie. Jimin yang awalnya memang selalu bersikap dingin pada Jennie, kini semakin memperlihatkan sikap kasarnya. Jimin pikir hanya itu satu-satunya cara agar perasaan tidak wajar di dalam hatinya itu hilang, namun semuanya sia-sia.

Jimin memutuskan untuk pergi ke sekolah Jennie untuk menghadiri acara kelulusannya. Hanya butuh waktu dua puluh menit Jimin sudah tiba di sekolah Jennie.

Aku menyukaimu, Jennie.."

Langkah Jimin terhenti saat mendengar ucapan itu, dia bisa melihat Jennie yang sudah menerima bunga dan coklat dari lelaki tampan berlesung pipi saat tersenyum.

"Aku juga menyukaimu.."

Jimin mendengus kesal mendengar jawaban Jennie. Dengan perasaan kesal Jimin membuang bunga yang dia bawa ke tempat sampah lalu dia segera pergi.

Jimin memilih menghabiskan waktunya di bar, dia hanya ingin mabuk malam ini untuk menghilangkan semua rasa sakit di hatinya. Ini jelas bukan Jennie, semua perasaan ini milik Jimin. Tapi entah kenapa melihat Jennie bersama pria lain membuatnya sangat marah, dia marah kenapa Jennie harus tumbuh menjadi se—cantik ini.

Jimin memutuskan untuk pulang setelah menghabiskan waktu tiga jam di bar, dia sudah cukup mabuk tapi masih bisa menahan kesadarannya.

Jimin turun dari mobilnya lalu masuk ke dalam rumahnya, malam ini tiba-tiba saja hujan di sertai petir menambah kegalauan hatinya.

Langkah Jimin terhenti saat melihat Jennie baru saja keluar dari kamarnya.

“Oppa mabuk?” tanya Jennie tapi Jimin hanya diam, dia menatap Jennie dari atas sampai bawah. “Oppa? Ke——hmmmpppppt..”

Jennie tidak melanjutkan ucapannya saat Jimin langsung melumat bibirnya dengan kasar. Jennie berusaha sekuat tenaga mendorong Jimin menjauh tapi semua sia-sia saja.

PLAK!!!

Jennie terjatuh saat Jimin menamparnya dengan kuat.

“Bisakah kau diam saja dan nikmati apa yang aku lakukan?”

Tubuh Jennie bergetar saat Jimin menarik rambutnya dengan kuat sehingga Jennie kembali berdiri, Jimin mendorong tubuh Jennie masuk kedalam kamarnya lalu mendorongnya keatas ranjang.

“O-oppa sadarkan dirimu.”

Jimin merobek paksa baju yang di kenakan Jennie, dia langsung menahan tangan Jennie saat akan menutupi payudaranya yang masih tertutupi bra.

Jimin menahan tangan Jennie di atas kepalanya, lalu menunduk menjilati area leher Jennie sesekali menghisapnya.

“Ahhh...oppahhh...berhenti..”

“Kumohon...ahhh...jangan...”

Air mata Jennie semakin banyak, hatinya sangat sakit. Dia sedang di lecehkan saudara kandungnya sendiri, Jennie merasa jijik pada tubuhnya sendiri.

Crazy Stupid Love(END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang