Auryn memejamkan matanya erat, tangannya yang di tahan di atas kepala mengepal ketika merasakan sakit yang teramat di bawah sana.
Marvel bermain begitu kasar, tanpa pemanasan dia langsung melesakkan kejantanannya kedalam lubang vagina Auryn dan bergerak dengan brutal.
Mereka melakukannya dengan posisi berdiri. Pakaian mereka masih lengkap namun celana serta rok mereka sudah tanggal.Air mata terus mengalir dari mata cantik Auryn. Ringisan serta Isak tangis yang keluar dari mulut Auryn Marvel abaikan. Ia terus bergerak cepat mencari kepuasannya sendiri.
"Marvelhh, berhenti hiks sakith,"
Marvel total abai, Ia mengubah posisi Auryn menjadi menghadap tembok dan membelakangi nya. Marvel kembali memasukan miliknya dan kembali bergerak cepat.
"Gue cuma pengin liat, ini anak gue atau bukan," Marvel mendekatkan wajahnya ketelinga Auryn dan berbisik lembut, "Kalo dia bisa bertahan, berarti dia anak gue. Kalo ngga, berarti bukan, karena anak gue gak lemah. Ahh..." Desahan panjang Marvel mengalun ketika ia mencapai pelepasannya.Marvel beralih mengecup belakang telinga Auryn lalu mengulum cuping Auryn lembut. Ciuman nya turun ke leher Auryn, menghirup wangi Auryn yang begitu khas dan memberikan beberapa tanda di leher putih itu.
"Ronde 2?"
Auryn menggeleng cepat, "Ngga, cukup, akh! Marvel, pelase,"
Tak memperdulikan permohonan Auryn, Marvel kembali menggerakkan pinggulnya dengan cepat. Tangan kirinya melingkar di pinggang ramping kekasihnya sementara tangan kanannya masih setia menahan kedua tangan Auryn.Tangan kiri Marvel masuk kedalam seragam yang Auryn kenakan. Mengusap perut Auryn sensual lalu naik memainkan put*ng pay*d*ra Auryn.
"Lo selalu nikmat, ahh. Mendesahlah Auryn, gue kangen desahan lo." Marvel menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Auryn, mengecup leher itu berkali kali tanpa menghentikan pergerakan kasar di bawah sana.
Auryn mengigit bibir bawahnya, sungguh ia sama sekali tidak merasakan nikmat dari penyatuan keduanya. Hanya ada rasa sakit yang rasanya ingin membunuh Auryn secara perlahan.
"Ahh..." Tak butuh waktu lama untuk Marvel kembali mencapai pelepasannya. Marvel mengatur nafasnya terlebih dahulu lalu kemudian tersenyum miring.
"Masih bertahan ternyata." Ia membalikkan tubuh Auryn untuk kembali menghadap kearah nya."Marvel, hiks maaf, kamu ga perlu tanggung jawab, aku hiks aku bakal gugurin anak ini." Auryn pada akhirnya memilih mengalah, biarlah ia berbohong. Jika Marvel tidak ingin bertanggung jawab, maka ia tidak keberatan merawatnya sendiri.
Marvel mengangkat tubuh Auryn keatas salah satu meja yang ada di gudang ini.
"Tapi gue masih pengin buktiin, ini anak gue atau bukan."
Auryn menggeleng lemah, "Jang-akh!" Auryn reflek mencakar lengan Marvel ketika lelaki itu kembali memasukkan kejantanannya dalam sekali hentak.
"Marv, ah! I-ini, ini bukan anak kamuh, kamu ga perlu akh! buktiin lagi, sshh, stophh hiks sakith."
Marvel membawa kaki Auryn untuk melingkar di pinggangnya. Ia mendorong tubuh Auryn agar terbaring di atas meja. Membungkukkan tubuhnya agar sejajar dengan wajah Auryn.
"Oh, gitu? Yaudah shh, ini hukuman buat lo karena udah khianatin gue." Marvel kembali melumat kasar bibir Auryn dan semakin menambah tempo kecepatan hentakkannya.Auryn mencengkam kedua bahu Marvel, ia merasakan kenikmatan sesaat ketika kejantanan Marvel menyentuh titik manisnya. Yah, tapi itu hanya sesaat, karena selanjutnya rasa sakit yang teramat ia rasakan pada perutnya.
Auryn mendorong tubuh Marvel dengan sekuat tenaga hingga ciuman mereka terlepas.
"Marvel, akh! Berhenti, perut aku sakitt!"
Marvel tersenyum miring, ia menunduk dan melihat darah yang cukup banyak mengalir menemani penyatuan mereka.
Auryn memegang perutnya ketika rasa sakit itu semakin bertambah.
"Marvel hiks, please, ini sakit banget, akh!"
"Tahan ya, sebentar lagi gue keluar."
Marvel mencengkam pinggang Auryn dan menggerakkannya berlawanan arah. Hentakan kasar yang mengenai titik manisnya sama sekali tidak memberikan kenikmatan. Namun justru menambah rasa sakit di perut Auryn.
"Ahhh."
Marvel mendongak menikmati pelepasan untuk kesekian kalinya. Ia menarik keluar kejantanannya membuat spermanya yang memenuhi lubang Auryn berlomba lomba keluar bercampur dengan cairan merah yang masih keluar dari vagina gadis itu.
Marvel terkekeh sinis, "Dia emang bukan anak gue, buktinya bentar lagi juga mati." Ia kembali mengenakan celananya dan berniat meninggalkan Auryn.
KAMU SEDANG MEMBACA
•••MEO•••🔞
De TodoCinta? Cinta merupakan sebuah anugerah yang di berikan tuhan kepada setiap insan. Tapi, bagaimana jika cinta ini membuat jalan takdir menjadi semakin rumit...