EPS 20 : I Have Crush On You, But ....

59 9 0
                                    

Telah direvisi pada 28 Maret 2024

"I wanna be with you, I gotta see you. I'm falling in love love love with you"
—For Love, 10CM (Our Blues OST)

『✎﹏ 』

ARDIKA berlari melewati lapangan dengan perasaan bahagia, melompat-lompat kecil sembari menari India. Hari ini dia akan menepati janji untuk menyatakan perasaannya pada Jihan, semoga saja nasib sial tidak datang kali ini.

Menyanyikan lagu seadanya sambil menari ria. Ardika asik dengan dunianya sendiri, hingga tak menyadari jika Jihan memperhatikan dari jauh sambil tertawa gemas. Jovan tiba-tiba datang menggenggam pundak Ayden, membuat si Wakil Ketua berhenti menari.

"Dilihat Kak Jihan," ucapnya seraya menunjuk Jihan yang ada di kursi panjang depan air mancur.

Ardika membulatkan mata karena tidak bisa menjaga image di depan Jihan, padahal dia sudah mengamati sekitarnya dan yakin jika Jihan tidak ada. Si Wakil Ketua hanya bisa meringis malu sambil memejamkan mata, merutuki diri sendiri lalu memutuskan untuk melarikan diri. Jovan yang berjalan santai menuju lorong kelas sampai terkejut melihat Ardika yang berlari melewati dirinya sambil berteriak malu seperti biasa.

"Duh Gusti, kenapa engkau tidak memberi kode kepada hambamu ini kalau ada Kak Jihan di sana?" teriaknya seraya berlari kencang.

Seperti hari-hari sebelumnya, kelas akselerasi masih dikunci pada pukul 06.57. Padahal kelas sudah diberi papan nama sehingga satpam tidak akan lupa lagi jika ruang Bahasa yang dibagi menjadi dua kelas ini adalah milik akselerasi. Tenyata papan nama tersebut tidak ada gunanya.

Jiya mengintip dari balik jendela, angkatan 21 sudah tidak berada di kelas ini, mereka berpencar dan ikut bergabung dengan angkatan 20. Kelas yang sudah tertata rapi dan bersih itu sebentar lagi akan menjadi milik akselerasi angkatan 22.

Dhara yang sedang menahan kantuk di pagi hari tiba-tiba terbangun saat mendengar bunyi notif yang muncul dari ponselnya.

Unknown
Jauhi Devan atau liat aja lo nanti.

Dhara berdecak sebal, ini masih terlalu pagi untuk meneror seseorang. Gadis itu menoleh ke segala arah, netranya beralih ke Kiana yang sedang bermain ponsel, lalu menoleh ke Hania dan Devan yang sedang berbincang satu sama lain. Netranya beralih ke orang-orang yang melewati kelasnya, dan tentu ada sebagian yang bermain ponsel juga.

Gadis itu memilih tak menghiraukan dan kembali tidur bersandar pada rak sepatu di sebelahnya.

"Jangan kasih tau siapapun tentang hal ini. Cukup gue, lo, sama Kiana yang tau," pesan Devan lalu diam-diam melirik ke arah teman-temannya yang bercanda ria sambil menunggu satpam tiba.

Hania melipat kedua tangan seraya memiringkan kepala. "Kenapa? Takut seseorang bakal kecewa sama lo?"

Devan diam sejenak. "Pokoknya jangan kasih tau siapapun," pesannya lalu pergi menghampiri anak-anak yang lain.

Satpam akhirnya tiba, semua murid akselerasi kelas sebelas bersorak gembira karena penyelamat mereka akhirnya datang. Karena terlalu keras bersorak, hingga membuat Dhara terbangun dan ikut bersorak sambil menguap lebar. Semua mulai masuk ke dalam kelas masing-masing, baru juga menaruh tas tiba-tiba Pak Taufik masuk ke dalam kelas.

Excellent '05 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang