بسم الله الرحمن الرحيم
~~ ARASEA ~~
Di Antara Asa, Rasa, dan Jiwa yang Hampa
《¤¿¤》
G
emercik air yang bersumber dari air mancur di kolam ikan mas itu menciptakan ketenangan batin. Namun tidak untuk kali ini. Gadis yang memiliki mata setajam elang itu masih belum bisa mengendalikan ketenangan batinnya yang terus berdengung berisik mengganggu kesadarannya.
"Dek..?" Gadis itu, Sea, masih terdiam tak merespon panggilan yang ditujukan padanya. Lelaki bersorban hitam dengan aksen kotak-kotak putih itu lalu mengambil duduk di samping sang Adik yang masih diam termangu menatap kolam ikan di depannya.
"kenapa nggak Bang Rizal yang di jodohin?" gadis itu menoleh pada sang kakak yang kini tengah mengupas sebuah apel. "...Abang kan juga sudah cukup umur" lanjutnya, Ia kemudian tertawa hambar dan kembali menatap objek di depannya dengan nanar.
"Abang mah laki-laki, jadi belakangan juga nggak masalah. Kalo kamu kan perempuan" ujarnya sembari menyodorkan buah apel yang sudah di kupas pada Adiknya. Sea menatap buah yang di sodorkan padanya itu dengan sinis.
"memangnya kenapa kalau perempuan?" Gadis itu mendengus tak menghiraukan buah yang kini di sodorkan langsung ke depan mulutnya. Rizal_kakak Sea menghela napas beratnya. "... kita masih menghirup udara yang sama" lanjut Sea dengan datar.
"Qodrat kita berbeda Dek" _lagi-lagi itu yang di jadikan alasan!_Sea tertawa miris.
"Cuih, Nggak perlu bersembunyi di balik kalimat itu, Bang. Sebut saja, kaum kalian itu di penuhi oleh para manusia yang merajakan ego" lagi, siapapun akan menghela napas untuk kesekian kalinya jika berbicara dengan gadis super keras kepala di sampingnya ini, tak terkecuali dengan Rizal.
"Hufft... tinggal nurut aja apa susahnya sih dek. Lagian Abi juga nggak mungkin pilihin kamu pasangan secara sembarangan. Beliau melakukan ini semua demi kebahagiaan kamu" lagi, gadis bermata elang itu tertawa miris.
"Tahu apa dia tentang kebahagiaanku? Abang lupa sama kejadian lima belas tahun silam? Ah bukan, lebih tepatnya bagi Abang itu dua puluh lima tahun silam, saat itu Abang baru berusia lima tahun kan? Sekarang Sea tanya, apa yang di lakukan lelaki brengsek itu pada kita?"
Ketahuilah, kedua tangan gadis itu mengepal kuat. Jiwanya sakit, mereka tahu itu, tapi mengapa mereka seakan tak peduli? Apakah dirinya tak berarti di mata mereka?
"...Abang tentu mengingatnya! Bahkan Sea yang saat itu belum melihat kerasnya dunia saja masih mengingatnya. Katakan, apa yang dia lakukan sampai Bunda dan Abang harus pergi dan kita tinggal terluntang-lantung di jalanan!" Ah, Sea benci air mata yang lancang menuruni pipi mulusnya. Siapa yang mengizinkannya keluar? Dia benci menjadi gadis menye-menye!
Sedang Rizal? Lelaki itu sedikitpun tak mengeluarkan suaranya. Entah apa yang menghalangi suaranya sehingga suara itu tercekat di tenggorokannya. Dada lelaki itu pun terasa sesak seperti di jatuhi beban seberat satu ton beras.
"kenapa Abang tertunduk diam?" Dalam linangan air matanya, Sea tertawa mengejek ke arah sang kakak yang kini sudah mirip seperti tahanan yang terbukti bersalah.
"Tatap mata Sea! Katakan pada Sea, Bang! Ayo katakan jika yang Sea ucapkan sedari tadi itu sebuah kebohongan!" namun lelaki bersorban di sampingnya yang biasanya bersifat tegas dan penuh wibawa saat di hadapan para santri itu kini tak mampu menjawab barang sepatah katapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arasea
Mystery / Thriller"Menurut Lo, lebih utama mana, karir atau pasangan?" ujar gadis bersurai coklat terang yang Bernama Sea. Gadis itu tak habis pikir dengan jalan pikiran para orang tua, ada apa dengan angka 25? Salahkah jika seorang gadis belum menikah di usia itu? T...